Surah Nuh Ayat 25-28; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Nuh Ayat 25-28

Pecihitam.org – Kandungan Surah Nuh Ayat 25-28 ini, menerangkan bahwa Allah menenggelamkan umat Nabi Nuh yang zalim itu dengan banjir yang luar biasa besarnya. Semua itu disebabkan keingkaran dan dosa mereka kepada Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam keadaan demikian, tidak seorang pun yang dapat menghindarkan mereka dari azab Allah. Bahkan berhala yang mereka sembah itu tidak dapat menolong diri dari kehancuran, apalagi menolong orang lain. Di akhirat nanti, mereka akan dijebloskan ke dalam neraka Jahanam.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Nuh Ayat 25-28

Surah Nuh Ayat 25
مِّمَّا خَطِيٓـَٰٔتِهِمۡ أُغۡرِقُواْ فَأُدۡخِلُواْ نَارًا فَلَمۡ يَجِدُواْ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ أَنصَارًا

Terjemahan: “Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah.

Tafsir Jalalain: مِّمَّا (Disebabkan) huruf maa di sini adalah huruf shilah atau penghubung خَطِيٓـَٰٔتِهِمۡ (kesalahan-kesalahan mereka) menurut suatu qiraat dibaca khathii’aatihim dengan memakai huruf hamzah sesudah huruf ya أُغۡرِقُواْ (mereka ditenggelamkan) oleh banjir besar فَأُدۡخِلُواْ نَارًا (lalu dimasukkan ke dalam neraka) yaitu mereka diazab sesudah mereka ditenggelamkan di bawah air فَلَمۡ يَجِدُواْ لَهُم مِّن دُونِ (maka mereka tidak dapat menemukan selain) selain daripada ٱللَّهِ أَنصَارًا (Allah, seseorang pun yang menolong mereka) yang dapat melindungi mereka dari azab.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman: ِّمَّا خَطِيٓـَٰٔتِهِمۡ أُغۡرِقُواْ (“Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan.”) yakni karena banyaknya dosa mereka, pembangkangan serta sikap mereka yang terus-menerus dalam kekufuran serta penentangan mereka terhadap Rasul mereka.

أُغۡرِقُواْ فَأُدۡخِلُواْ نَارًا (“Mereka ditenggelamkan, lalu dimasukkan ke neraka.”) yakni mereka dipindahkan dari aliran laut menuju panasnya api neraka. فَلَمۡ يَجِدُواْ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ أَنصَارًا (“Maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain Allah.”) maksudnya mereka tidak mendapatkan seorang penolong, pemberi bantuan, dan penyelamatpun yang bisa menyelamatkan mereka dari adzab Allah. Yang demikian itu seperti firman-Nya yang artinya: “Pada hari ini tidak ada yang dapat memberikan perlindungan dari keputusan Allah kecuali orang yang disayangi oleh Allah.” (Huud: 43)

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Allah menenggelamkan umat Nabi Nuh yang zalim itu dengan banjir yang luar biasa besarnya. Semua itu disebabkan keingkaran dan dosa mereka kepada Allah.

Dalam keadaan demikian, tidak seorang pun yang dapat menghindarkan mereka dari azab Allah. Bahkan berhala yang mereka sembah itu tidak dapat menolong diri dari kehancuran, apalagi menolong orang lain. Di akhirat nanti, mereka akan dijebloskan ke dalam neraka Jahanam.

Dalam ayat-ayat yang sebelumnya, seperti dalam Surah Hud, telah diterangkan bahwa setelah Nabi Nuh berpendapat bahwa kaumnya tidak mungkin memperkenankan seruannya, maka atas wahyu Allah, beliau mulai membuat kapal. Setelah kapal selesai, banjir pun datang, sehingga Nuh dan keluarganya beserta orang-orang yang beriman dengannya dapat diselamatkan dengan kapal itu.

Baca Juga:  Surah Al-Maidah Ayat 87-88; Seri Tadabbur Al Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Mereka ditenggelamkan dengan topan karena dosa-dosa mereka. Setelah binasa, mereka dimasukkan ke dalam api yang sangat menyala dan membakar. Dan mereka tidak mendapatkan–selain Allah–penolong yang dapat menyelamatkan mereka dari siksa.

Surah Nuh Ayat 26
وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ دَيَّارًا

Terjemahan: “Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.

Tafsir Jalalain: وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ دَيَّارً (Nuh berkata, “Ya Rabbku! Janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi) bertempat tinggal, makna yang dimaksud ialah jangan biarkan seorang pun di antara mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ دَيَّارً (“Nuh berkata: ‘Ya Rabb-ku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.’”) maksudnya, janganlah Engkau membiarkan seorang pun dari mereka untuk menetap di bumi ini atau di satu tempat tinggal. Yang demikian merupakan bentuk sighah penegasan [untuk] penafian.

Adh-Dhahhak mengatakan: “Satu tempat tinggal pun.” As-Suddi mengatakan: “Beberapa tempat tinggal yang menempati satu tempat tinggal.” Maka Allah pun mengabulkan permintaannya, sehingga Dia membinasakan mereka semua [orang kafir] yang ada di muka bumi ini sampai anak kandungnya sendiri yang memisahkan diri dari ayahnya. Lalu Allah menyelamatkan semua orang yang menaiki bahtera, yang mereka semua beriman kepada Nuh as. Mereka itulah orang-orang yang oleh Allah, Nuh diperintahkan untuk membawanya.

Tafsir Kemenag: Pada waktu terjadinya banjir itu, Nabi Nuh berdoa kepada Allah agar Dia memusnahkan seluruh orang-orang kafir dengan menenggelamkan mereka. Permohonan Nuh ini dikabulkan Allah. Alasan Nabi Nuh berdoa kepada Allah agar memusnahkan seluruh orang-orang kafir adalah:

1. Jika di antara mereka ada yang dibiarkan hidup, mereka tetap akan berusaha menyesatkan manusia. 2. Jika di antara mereka ada yang dibiarkan hidup, mereka akan menurunkan anak-anak yang kafir pula dan akan berusaha menjadikan orang-orang lain menjadi kafir.

Nabi Nuh berkesimpulan bahwa orang-orang kafir yang berada di zamannya itu tidak mungkin lagi akan beriman. Kesimpulannya ini didasarkan pada pengalamannya menyeru mereka selama 950 tahun. Oleh karena itulah, dia berdoa kepada Tuhan agar seluruh orang kafir itu ditenggelamkan tanpa meninggalkan seorang pun di antara mereka.

Pada ayat yang lain, Allah berfirman: Dan Kami menolongnya dari orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya. (al-Anbiya’/21: 77).

Tafsir Quraish Shihab: Setelah putus harapan melihat kaumnya, Nûh berdoa, “Ya Tuhanku, Janganlah Engkau sisakan seorang pun dari mereka hidup di muka bumi ini.

Surah Nuh Ayat 27
إِنَّكَ إِن تَذَرۡهُمۡ يُضِلُّواْ عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوٓاْ إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا

Baca Juga:  Surah Al-A'raf Ayat 144-145; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Terjemahan: “Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.

Tafsir Jalalain: إِنَّكَ إِن تَذَرۡهُمۡ يُضِلُّواْ عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوٓاْ إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارً (Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir) lafal faajiran dan kaffaaran berasal dari yafjuru dan yakfuru. Nabi Nuh berdoa demikian setelah ada wahyu mengenai keadaan mereka yang telah disebutkan tadi yakni, bahwa mereka tidak akan beriman, kecuali hanya orang-orang yang telah beriman kepadanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: إِنَّكَ إِن تَذَرۡهُمۡ يُضِلُّواْ عِبَادَكَ (“Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu”) maksudnya, sesungguhnya jika Engkau biarkan seorang saja dari mereka tetap hidup, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, yaitu yang Engkau ciptakan setelah mereka.

وَلَا يَلِدُوٓاْ إِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا (“Dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.”) yakni pelaku maksiat dalam perbuatan dan kafir dalam hati. Semuanya itu diketahui oleh Nuh karena pengalamannya hidup bersama mereka dan tinggal di tengah-tengah mereka selama 950 tahun.

Tafsir Kemenag: Pada waktu terjadinya banjir itu, Nabi Nuh berdoa kepada Allah agar Dia memusnahkan seluruh orang-orang kafir dengan menenggelamkan mereka. Permohonan Nuh ini dikabulkan Allah. Alasan Nabi Nuh berdoa kepada Allah agar memusnahkan seluruh orang-orang kafir adalah:

1. Jika di antara mereka ada yang dibiarkan hidup, mereka tetap akan berusaha menyesatkan manusia. 2. Jika di antara mereka ada yang dibiarkan hidup, mereka akan menurunkan anak-anak yang kafir pula dan akan berusaha menjadikan orang-orang lain menjadi kafir.

Nabi Nuh berkesimpulan bahwa orang-orang kafir yang berada di zamannya itu tidak mungkin lagi akan beriman. Kesimpulannya ini didasarkan pada pengalamannya menyeru mereka selama 950 tahun. Oleh karena itulah, dia berdoa kepada Tuhan agar seluruh orang kafir itu ditenggelamkan tanpa meninggalkan seorang pun di antara mereka.

Pada ayat yang lain, Allah berfirman: Dan Kami menolongnya dari orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya. (al-Anbiya’/21: 77).

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya, Ya Tuhanku, jika Engkau tidak membinasakan dan membumi-hanguskan mereka, mereka akan menjerumuskan hamba-hamba-Mu ke dalam kesesatan dan mereka hanya akan melahirkan keturunan yang jauh dari kebenaran serta sangat kufur dan durhaka terhadap-Mu.

Surah Nuh Ayat 28
رَّبِّ ٱغۡفِرۡ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيۡتِىَ مُؤۡمِنًا وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا

Terjemahan: “Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan”.

Baca Juga:  Surat Al Kafirun; Asbabun Nuzul, Kandungan dan Keutamaannya

Tafsir Jalalain: رَّبِّ ٱغۡفِرۡ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ (Ya Rabbku! Ampunilah aku, ibu bapakku) kedua orang tua Nabi Nuh termasuk orang-orang yang beriman وَلِمَن دَخَلَ بَيۡتِىَ (orang yang masuk ke dalam rumahku) atau mesjidku مُؤۡمِنًا وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ (dengan beriman, dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan) hingga hari kiamat nanti وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا (dan janganlah Engkau tambahkan kepada orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.”) Atau kehancuran, akhirnya mereka benar-benar dibinasakan.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Nuh as. berkata: رَّبِّ ٱغۡفِرۡ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيۡتِىَ مُؤۡمِنًا (“Ya Rabb-ku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan orang yang masuk ke rumahku dengan beriman.”) adh-Dhahhak mengatakan: “Yakni masjidku.” Dan tidak ada halangan untuk membawa ayat tersebut pada makna lahiriyah, yaitu bahwa Nuh as. selalu mendoakan setiap orang yang masuk ke rumahnya sedang dia dalam keadaan mukmin.

Dan firman Allah: وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ (“Dan semua orang yang beriman, laki-laki dan perempuan.”) dia mendoakan seluruh orang yang beriman baik laki-laki maupun perempuan. Yang demikian mencakup semua orang yang hidup maupun yang sudah mati di antara mereka. Oleh karena itu disunnahkan untuk memanjatkan doa ini sebagai upaya mengikuti Nabi Nuh as. dan juga apa yang disebutkan dalam atsar-atsar serta doa-doa yang populer lagi disyariatkan.

Dan firman Allah: وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا (“Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang dhalim itu selain kebinasaan.”) as-Suddi mengatakan: “Yakni melainkan hancur binasa.” Sedangkan Mujahid mengemukakan: “Melainkan benar-benar merugi, yaitu di dunia dan akhirat.”

Tafsir Kemenag: Setelah Nuh berdoa kepada Allah agar membinasakan orang-orang kafir, beliau berdoa untuk keselamatan diri dan kedua orang tuanya serta seluruh orang-orang yang beriman. Pada akhir ayat, Nuh memohon lagi kepada Allah agar menambah kesesatan orang-orang kafir, sehingga mereka akhirnya akan merasakan azab yang tidak terkirakan di hari Kiamat.

Tafsir Quraish Shihab: Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu-bapakku yang menyebabkan aku hidup, orang yang masuk ke rumahku dalam keadaan beriman dan semua orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan kepada orang-orang kafir itu kecuali kebinasaan.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Nuh Ayat 25-28 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S