Pecihitam.org – Kandungan Surah Yusuf Ayat 83-86 ini menceritakan bahwa Nabi Ya’qub as mengatakan, tampaknya sekali lagi hawa nafsu telah membuat kalian memandang perbuatan jelek itu sebagai baik, sehingga menyebabkan Benyamin ditahan di Mesir. Sekarang, selain terjauhkan dari Yusuf aku juga telah terjauhkan dari Benyamin, sehingga kesedihanku pun makin bertambah.
Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Yusuf Ayat 83-86
Surah Yusuf Ayat 83
قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
Terjemahan: Ya’qub berkata: “Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Tafsir Jalalain: قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ (Yakub berkata, “Bahkan telah menggoda) menganggap baik لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا (kalian diri kalian sendiri perbuatan buruk itu) kemudian kalian mengerjakan perbuatan itu lagi. Nabi Yakub menuduh mereka seperti tuduhannya terhadap mereka mengenai peristiwa yang menimpa Nabi Yusuf dahulu.
فَصَبْرٌ جَمِيلٌ (Maka kesabaran yang baik itu) adalah kesabaranku. عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ (Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka kepadaku) yaitu Yusuf dan saudaranya جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ (semuanya; sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui) tentang keadaanku الْحَكِيمُ (lagi Maha Bijaksana.”) di dalam perbuatan-Nya.
Tafsir Ibnu Katsir: Ya’qub berkata kepada mereka seperti apa yang telah dikatakannya ketika mereka datang membawa baju Yusuf yang berlumuran darah palsu:
بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ (Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan [yang buruk] itu, maka kesabaran yang baik itulah [kesabaranku])
Muhammad bin Ishaq mengatakan: “Setelah mereka datang kepada Ya’qub as. dan memberitahukan apa yang telah terjadi, maka ia menuduh mereka menduga hal itu sama seperti apa yang mereka perbuat terhadap Yusuf.” Ia berkata: بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ (Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan [yang buruk] itu, maka kesabaran yang baik itulah [kesabaranku])
Sebagian orang mengatakan: “Karena perbuatan mereka berkaitan dengan perbuatan mereka yang pertama, maka hukumnya ditarik dan diberlakukan kepada perbuatan mereka yang pertama, dan tepatlah perkataannya: بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ (Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan [yang buruk] itu, maka kesabaran yang baik itulah [kesabaranku])
Kemudian ia mengharapkan kepada Allah semoga berkenan mengembalikan ketiga putranya yaitu Yusuf, dan kedua saudaranya Bunyamin dan Rubail yang tinggal di Mesir menunggu keputusan Allah, apakah ayahnya akan rela kepadanya dan menyuruhnya kembali kepadanya, atau dapat mengambil adiknya secara diam-diam, oleh karena itu ia mengatakan:
عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ (Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semua kepadaku, sesungguhnya Allah lah yang Mahamengetahui) keadaan; الْحَكِيمُ (Lagi Mahabijaksana) dalam perbuatan, qadha’ dan takdir-Nya.
Tafsir Quraish Shihab: Anak-anak Ya’qûb itu kembali menemui ayahnya dan memberitahukannya sesuai apa yang dipesankan kakak mereka. Ya’qub amat sedih mendengar kabar itu. Lebih sedih lagi, karena kehilangan anak keduanya. Ia tidak merasa lega dengan pengakuan tak bersalah mereka yang menyebabkan hilangnya anak itu.
Ya’qub merasa sangat terpukul dengan apa yang dulu diperbuat anak-anaknya terhadap Yusuf, lalu menuduh mereka secara terang-terangan dan mengatakan, “Niat kalian untuk menjaga anakku itu tidak benar. Kalian lebih terdorong oleh hawa nafsu yang ingin mengenyahkan ia seperti yang dulu kalian lakukan terhadap Yusuf.
Kalau bukan karena putusan hukum yang kalian ucapkan bahwa sanksi seorang pencuri adalah dijadikan budak, pembesar kerajaan itu tentu tidak akan menahan anakku, dan tentu kakak kalian tidak akan menetap di Mesir.
Aku tidak punya jalan lain kecuali berduka dengan cara terpuji, sambil mengharap Allah akan mengembalikan seluruh anakku. Dia Mahatahu keadaanku dan keadaan mereka. Dia memiliki kebijaksanaan yang tinggi, dan dalam kerangka kebijaksanaan itulah Dia berbuat dan mengatur segala sesuatu untukku.
Surah Yusuf Ayat 84
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
Terjemahan: Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).
Tafsir Jalalain: وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ (Dan Yakub berpaling dari mereka) seraya tidak meladeni pembicaraan mereka وَقَالَ يَا أَسَفَىٰ (seraya berkata, “Aduhai, duka-citaku) huruf alif yang terdapat pada kata يَا أَسَفَىٰ merupakan pergantian daripada huruf ya idhafat; artinya aduhai alangkah sedihnya
عَلَىٰ يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ (terhadap Yusuf,” dan kedua matanya menjadi putih) bagian yang hitam dari matanya tertutup oleh benda yang putih karena terlalu banyak menangis
مِنَ الْحُزْنِ (karena kesedihan) terhadap Yusuf فَهُوَ كَظِيمٌ (dan dia adalah seorang yang menahan amarah) terhadap anak-anaknya akan tetapi ia tidak menampakkan kemarahannya itu dan menahannya.
Tafsir Ibnu Katsir: وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ (Dan Ya’qub berpaling dari mereka [anak-anaknya] seraya berkata: ‘Aduhai dukacitaku Yusuf) maksudnya ia berpaling dari anak-anaknya dan berkata sambil teringat kembali kesedihan pertama yang sudah lama; يَا أَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ (Aduhai dukacitaku Yusuf) kesedihan pada kedua anaknya telah menggugah kembali kesedihan lama yang terpendam.
Tafsir Quraish Shihab: Ya’qub tidak puas dengan perkataan anak-anaknya, lalu menyendiri dari mereka dan merasakan sendiri kedukaannya atas musibah kehilangan Yûsuf. Akibat kesedihannya yang sangat, Ya’qub kehilangan penglihatannya. Ia memang sangat menahan amarah dan kesedihannya(1).
(1) Akibat kesedihan yang mendalam akan timbul kondisi kejiwaan yang dapat mengakibatkan tekanan pada mata. Pada gilirannya, mata dapat terkena berbagai penyakit, lemah penglihatan secara lambat laun, yang pada akhirnya dapat pula menimbulkan kebutaan dan mata tampak putih.
Surah Yusuf Ayat 85
قَالُوا تَاللَّهِ تَفْتَأُ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّىٰ تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَ الْهَالِكِينَ
Terjemahan: Mereka berkata: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa”.
Tafsir Jalalain: قَالُوا تَاللَّهِ (Mereka berkata, “Demi Allah) tiada تَفْتَأُ (henti-hentinya) terus-menerus تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّىٰ تَكُونَ حَرَضًا (engkau masih mengingat Yusuf sehingga kamu mengidap penyakit yang amat berat) hampir binasa, karena penyakitmu yang berkepanjangan itu.
Lafal حَرَضًا berbentuk mashdar yang maknanya dapat diartikan untuk satu orang dan lebih أَوْ تَكُونَ مِنَ الْهَالِكِينَ (atau termasuk orang-orang yang binasa.”) orang-orang yang akan mati.
Tafsir Quraish Shihab: Hari-hari berlalu, sementara Ya’qub terus larut dalam kesedihannya. Anak-anaknya merasa khawatir hal itu akan berakibat buruk.
Mereka kemudian mendatangi ayahnya kembali dan meringankan kesedihannya. Dengan hati antara iba dan tidak suka kepada ayahnya karena selalu menyebut-nyebut Yusuf, mereka berkata kepada Ya’qub;
“Kalau engkau tidak mau istirahat, engkau akan semakin tersiksa dan bertambah sedih dengan selalu menyebut-nyebut Yusuf, sampai akhirnya engkau akan larut dalam kesedihan, lalu mendekati mati atau dianggap mati oleh orang.”
Surah Yusuf Ayat 86
قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Terjemahan: Ya’qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya”.
Tafsir Jalalain: قَالَ (Yakub menjawab) terhadap anak-anaknya إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي (“Sesungguhnya aku mengadukan kesedihanku) yaitu kesusahan yang besar yang tidak dapat ditahan lagi; sehingga orang yang bersangkutan tidak mampu lagi menahannya lalu mengadukannya kepada orang lain
وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ (dan kesusahanku hanya kepada Allah) bukan kepada yang lain-Nya, karena hanya Dialah yang dapat menyelesaikan pengaduanku ini وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kalian ketahui.”) yaitu bahwasanya mimpi Yusuf itu adalah benar, dia masih tetap hidup.
Tafsir Ibnu Katsir: قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ (Ya’qub menjawab: Sesungguhnya hanya kepada Allah lah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku) maksudnya Ya’qub menjawab mereka dengan mengatakan:
إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ (Sesungguhnya hanya kepada Allah lah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku) kesusahan yang aku alami ini, إِلَى اللَّهِ (“Kepada Allah”) hanya kepada Allah saja aku mengadu. وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (Dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak ketahui) maksudnya aku mengharap segala kebaikan.
Tafsir Quraish Shihab: Namun, ucapan mereka tidak berpengaruh sama sekali pada diri Ya’qub. Ia kemudian menjawab, “Aku tidak mengadu kepada kalian. Juga tidak meminta kalian untuk meringankan kesedihanku: yang sulit, yang mudah, yang dapat aku rahasiakan, maupun yang tidak dapat aku rahasiakan. Sebab, aku tahu benar kebaikan tindakan dan keluasan kasih sayang-Nya yang tidak kalian ketahui.”
Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, telah kita pelajari bersama kandungan Surah Yusuf Ayat 83-86 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga Allah merahmati dan mengasihi kita semua. Amin
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020