3 Hal Sederhana Standar Kebahagiaan Dunia Bagi Seorang Muslim

standar kebahagiaan

Pecihitam.org – Zaman semakin maju, ternyata juga berdampak pada semakin tingginya standar dan indikator kebahagiaan. Bahkan terkadang seseorang memiliki pekerjaan yang baik, sudah hidup sejahtera, namun banyak dari mereka yang tetap saja tidak merasa bahagia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Bahkan dimasyarakat standar kebahagiaan yang sering diukur dengan memiliki rumah mewah, kendaraan mahal, atau jabatan penting baru dianggap bahagia. Dan tidak dianggap bahagia jika belum memiliki itu semua.

Padahal bahagia tidak harus dengan standart yang demikian. Contoh memiliki tetangga yang baik saja bisa membuat hati kita bahagia. Selain itu merasa cukup dengan nikmat yang ada, selalu banyak bersyukur dengan demikian hati tidak akan pernah merasa kekurangan.

Adapun Rasulullah SAW dalam sebuah hadits riwayat Imam Ahmad pernah bersabda, yang mana setidaknya semasa hidup di dunia kita perlu mengupayakan tiga hal ini. Namun jika tidak bisa tercapai, maka bersyukur adalah cara terbaik untuk bahagia.

“Termasuk kebahagiaan seseorang muslim di dunia : Tetangga yang baik, rumah yang lapang dan kendaraan yang nyaman” (HR Ahmad).

Apa maksud tiga kebahagiaan dari hadits diatas? Berikut penjelasannya

Baca Juga:  Begini Cara Rasulullah Mengatasi Rasisme di Masa Dakwah

1. Lingkungan dan Tetangga yang Baik

Jika kita mempuunya tetangga yang baik ini merupakan indikator bahwa hidup anda sebenarnya sudah bahagia. Bahkan ada sebuah riwayat lain yang menganjurkan bahwa sebaiknya terlebih dahulu memilih tetangga baru memilih rumah.

Tetangga yang baik akan membuat anda merasa nyaman ketika keluar rumah dan merasa aman waktu di dalam rumah. Mungkin bisa dibayangkan jika lingkungan dan tetangga anda penuh dengan gosip, saling curiga, hasut dan lain sebagainya, yang ada hanya akan menyesakkan dada.

Maka jika saat ini anda memiliki tetangga yang baik, maka itu menjadi pertanda bahwa hidup anda sebenarnya sudah bahagia. Dan sewajibnya jagalah hubungan baik tersebut, karea Islam menginginkan terbentuknya kehidupan bermasyarakat yang nyaman dan tenteram.

Bahkan salah satu bagian dari keimanan adalah sikapnya terhadap sang tetangga. Sebagaimana yang Rasulullah SAW ingatkan pada kita:

“Demi Allah tidak beriman, “Demi Allah tidak beriman, “Demi Allah tidak beriman”. Para shahabat bertanya siapakah mereka wahai Rasulullah? “Yaitu orang yang tidak memberikan rasa aman bagi tetangganya dari kejahatan dirinya” (HR Muslim).

2. Rumah yang Lapang

Baca Juga:  Ini Ancaman Orang Yang Bunuh Diri Dalam Islam!

Luas rumah juga berpengaruh terhadap kebahagiaan penghuninya. Jika rumah lebih lapang, maka secara psikologis penghuninya akan memiliki hati yang lapang. Anak-anak akan bisa bermain dan belajar dengan leluasa. Ini akan memunculkan inspirasi bagi penghuninya.

Berbeda dengan rumah yang berukuran sempit dengan penghuni yang melebihi kapasitas. Maka akan terjadi desakan yang membuat hati semakin sempit. Belum lagi jika ada sanak atau kerabat bertandang, maka amalan untuk memuliakan tamu menjadi tidak bisa dioptimalkan.

Namun ada juga yanng mengartikan rumah yang luas itu sebagai hati. Maksudnya jika hati kita luas dan bisa bersyukur, maka apa yang kita punya akan terasa cukup.

3. Kendaraan yang Nyaman

Kendaraan nyaman tidak berarti mewah, yang terpenting adalah berfungsi dengan baik dan normal. Seorang muslim dituntut untuk menjadi insan yang bermanfaat, bagi masyarakat, minimal bagi keluarganya sendiri.

Baca Juga:  Tiga Nikmat Allah yang Harus Disyukuri Karena Tak Ternilai Harganya

Sehingga mau tidak mau harus lebih banyak keluar rumah khususnya bagi laki-laki sebagai kepala rumah tangga untuk menyebarkan potensinya, bekerja dan berusaha, ataupun menyambung tali silaturahim. Karenanya ia akan lebih sering bergerak di luar rumah, maka ia akan membutuhkan kendaraan agar lancar mobilitasnya.

Namun yang paling penting adalah, jika belum tercapai dari semua yang diatas sebagai insan yang beriman akan selalu merasa cukup dengan yang ada, mensyukuri yang masih ada. Demikian semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik