Cara Menghafal Al-Quran dan Kemuliaan Bagi Orang Yang Hafal al-Quran

Cara Menghafal Al-Quran dan Kemuliaan Bagi Orang Yang Hafal al-Quran

PeciHitam.org – Belakangan ini, semangat untuk menghafal al-Quran bagi sebagian orang mulai muncul. Banyak sekali kelarga muda yang ingin anaknya menghafal al-Quran sehingga mereka mencari referensi yang pas dan benar mengenai cara menghafal al-Quran itu sendiri. Lalu, bagaimanakah cara menghafal al-Quran yang benar? dan bagaimana kemuliaan bagi orang yang hafal al-Quran?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Banyak ayat Al-Quran dan hadist Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan keutaman dan kemuliaan para penghafal Al-Quran dan pahala yang akan dianugerahkan kepada mereka. Di antara keutamaan itu antara lain:

Pertama, Orang-orang yang mempelajari, menghafal dan mengamalkan Al-Quran termasuk orang-orang pilihan Allah SWT untuk menerima warisan kitab suci Al-Quran. Dalam Tafsir Al-Lubab karya M. Quraish Shihab membaca ataupun menghafal Al-Quran hendaknya diikuti dengan pengkajian maknanya serta pengamalan tuntunannya. Membaca dan menghafalkan Al-Quran akan membawa manfaat dan mendapat pahala. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Fathir: 32,

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.”

Baca Juga:  Surah Yunus Ayat 98; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Kedua, Orang-orang yang mempelajari, menghafal dan mengamalkan Al-Quran, maka pada hari qiyamat kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota yang cahayanya lebih indah dari cahaya matahari yang masuk di dalam rumah-rumah di dunia. Sebagaimana telah disebutkan dalam hadist Nabi SAW berikut:

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن

“Barang siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756).

Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 3-4; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dalam kitab Ta’limul Muta’alim karya Syeikh az-Zarnuji dikatakan yang menjadi sebab-sebab hafal antara lain ialah bersungguh-sungguh, keajekan/ kontinuitas, sedikit makan, memperbanyak shalat, memperbanyak shalat malam dan memperbanyak membaca Al-Quran. Adapun yang menyebabkan menjadi pelupa antara lain: perbuatan maksiat, banyaknya dosa, bersedih karena urusan-urusan keduniaan, banyaknya kesibukan (yang kurang berguna), dan banyak hubungan yang tidak mendukung.

Menentukan target hafalan

Untuk melihat seberapa banyak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan program yang direncanakan, maka penghafal perlu membuat target harian. Target bukanlah merupakan aturan yang dipaksakan, tetapi hanya sebuah kerangka yang dibuat sesuai dengan kemampuan dan alokasi waktu yang tersedia.

Bagi penghafal yang waktu sekitar empat jam setiap harinya, maka penghafal dapat membuat target hafalan satu halaman (satu muka) setiap hari. Komposisi waktu empat jam untuk tambahan hafalan satu muka dengan takrirnya adalah ukuran yang ideal.

Alokasi waktu tersebut dapat dikomposisikan sebagai berikut:

  • Menghafal pada waktu pagi selama satu jam dengan target hafalan satu halaman untuk hafalan awal dan satu jam lagi untuk hafalan pemantapan pada sore hari.
  • Mengulang (takrīr) pada waktu siang selama satu jam dan mengulang pada waktu malam selama satu jam. Pada waktu siang untuk takrir atau pelekatan hafalan-hafalan yang masih baru, sedang pada malam hari untuk mengulang dari juz pertama sampai kepada bagian terakhir yang dihafalnya secara terjadwal dan tertib, seperti satu hari takrīr satu, dua atau tiga juz dan seterusnya.
Baca Juga:  Khazanah Tafsir Al-Qur’an II : Perkembangan Tafsir di Era-Kolonialisme Abad ke-18
Mohammad Mufid Muwaffaq