Hadits Shahih Al-Bukhari No. 445-447 – Kitab Shalat

Pecihitam.org – Hadits Shahih Al-Bukhari No. 445-447 – Kitab Shalat ini, Imam Bukhari memulai hadis ini dengan judul “Bab” dan “Pintu Kecil dan Tempat Lewat di Masjid” hadis ini menceritakan tentang dua orang sahabat Nabi saw yang keluar dimalam gelap gulita dan keduanya diikuti cahaya yang menerangi. Hadis berikutnya menjelaskan tentang khutbah Rasulullah saw tentang keutamaan Abu Bakar ra. Keterangan hadist dikutip dan diterjemahkan dari Kitab Fathul Bari Jilid 3 Kitab Shalat. Halaman 231-234.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ قَتَادَةَ قَالَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَا مِنْ عِنْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي لَيْلَةٍ مُظْلِمَةٍ وَمَعَهُمَا مِثْلُ الْمِصْبَاحَيْنِ يُضِيئَانِ بَيْنَ أَيْدِيهِمَا فَلَمَّا افْتَرَقَا صَارَ مَعَ كُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا وَاحِدٌ حَتَّى أَتَى أَهْلَهُ

Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna] berkata, telah menceritakan kepada kami [Mu’adz bin Hisyam] berkata, telah menceritakan kepadaku [Bapakku] dari [Qatadah] berkata, telah menceritakan kepada kami [Anas bin Malik], bahwa dua orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari kediaman beliau pada malam yang gelap gulita. Dan seakan pada keduanya ada lampu kecil yang menerangi keduanya, ketika keduanya berpisah, masing-masing dari shahabat tersebut diiringi cahaya hingga tiba menemui keluarganya.”

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ قَالَ حَدَّثَنَا فُلَيْحٌ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ حُنَيْنٍ عَنْ بُسْرِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَطَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ خَيَّرَ عَبْدًا بَيْنَ الدُّنْيَا وَبَيْنَ مَا عِنْدَهُ فَاخْتَارَ مَا عِنْدَ اللَّهِ فَبَكَى أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَقُلْتُ فِي نَفْسِي مَا يُبْكِي هَذَا الشَّيْخَ إِنْ يَكُنْ اللَّهُ خَيَّرَ عَبْدًا بَيْنَ الدُّنْيَا وَبَيْنَ مَا عِنْدَهُ فَاخْتَارَ مَا عِنْدَ اللَّهِ فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ الْعَبْدَ وَكَانَ أَبُو بَكْرٍ أَعْلَمَنَا قَالَ يَا أَبَا بَكْرٍ لَا تَبْكِ إِنَّ أَمَنَّ النَّاسِ عَلَيَّ فِي صُحْبَتِهِ وَمَالِهِ أَبُو بَكْرٍ وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلًا مِنْ أُمَّتِي لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ وَلَكِنْ أُخُوَّةُ الْإِسْلَامِ وَمَوَدَّتُهُ لَا يَبْقَيَنَّ فِي الْمَسْجِدِ بَابٌ إِلَّا سُدَّ إِلَّا بَابُ أَبِي بَكْرٍ

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 463 – Kitab Shalat

Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Sinan] berkata, telah menceritakan kepada kami [Fulaih] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abu Nadlr] dari [‘Ubaid bin Hunain] dari [Busr bin Sa’d] dari [Abu Sa’id Al Khudru] berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan khuthbahnya, “Sesungguhnya Allah telah menawarkan kepada seorang hamba untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya. Kemudian hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah.” Maka tiba-tiba Abu Bakar Ash Shidiq menangis. Aku berpikir dalam hati, apa yang membuat orang tua ini menangis, hanya karena Allah menawarkan kepada seorang hamba untuk memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya lalu hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah?” Dan ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah yang dimaksud hamba tersebut. Dan Abu Bakr adalah orang yang paling memahami isyarat itu. Kemudian beliau berkata: “Wahai Abu Bakar, jangalah kamu menangis. Sesungguhnya manusia yang paling terpercaya di hadapanku dalam persahabatannya dan hartanya adalah Abu Bakar. Seandainya aku boleh mengambil kekasih dari ummatku, tentulah Abu Bakar orangnya. Akan tetapi yang ada adalah persaudaraan Islam dan berkasih sayang dalam Islam. Sungguh, tidak ada satupun pintu di dalam Masjid yang tersisa melainkan akan tertutup kecuali pintunya Abu Bakar.”

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجُعْفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ سَمِعْتُ يَعْلَى بْنَ حَكِيمٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ خَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ عَاصِبٌ رَأْسَهُ بِخِرْقَةٍ فَقَعَدَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ النَّاسِ أَحَدٌ أَمَنَّ عَلَيَّ فِي نَفْسِهِ وَمَالِهِ مِنْ أَبِي بكْرِ بْنِ أَبِي قُحَافَةَ وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ النَّاسِ خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا وَلَكِنْ خُلَّةُ الْإِسْلَامِ أَفْضَلُ سُدُّوا عَنِّي كُلَّ خَوْخَةٍ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ غَيْرَ خَوْخَةِ أَبِي بَكْرٍ

Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami [‘Abdullah bin Muhammad Al Ju’fi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] berkata, telah menceritakan kepadaku [Bapakku] ia berkata, Aku mendengar [Ya’la bin Hakim] dari [‘Ikrimah] dari [Ibnu ‘Abbas] berkata, “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dalam keadaan sakit yang membawa pada ajalnya. Saat itu kepalanya dibalut dengan kain, beliau lalu naik mimbar dan menucapkan puja dan puji kepada Allah. Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya tidak ada seorangpun yang paling amanah dihadapanku, baik pada dirinya maupun hartanya melebihi Abu Bakar bin Abu Qahafah. Seandainya aku boleh mengambil kekasih dari ummatku tentulah aku ambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Akan tetapi persaudaraan Islam lebih utama. Tutuplah semua pintu dariku kecuali pintu Abu Bakar.”

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 142 – Kitab Wudhu

Keterangan Hadis: (Bab) demikian yang terdapat dalam sumber aslinya dengan tanpa judul. Sepertinya hal itu terhapus. Adapun perkataan lbnu Rasyid, “Apabila hal seperti ini ada dalam Shahih Bukhari, maka berfungsi sebagai pemisah antar bab”, merupakan perkataan yang dapat diterima selama antara bab yang dimaksud dengan bab sebelumnya terdapat kesesuaian dan hubungan yang erat. Berbeda dengan apa yang ada di sini.

Adapun hubungan hadits ini dengan bab-bab tentang masjid adalah, bahwa kedua laki-laki tersebut tetap berada di masjid bersama Nabi SAW pada malam gelap gulita tersebut karena menunggu shalat Isya bersama Nabi SAW. Atas dasar ini maka mungkin hadits ini diberi judul “Keutamaan Berjalan ke Masjid pada Malam Gelap Gulita”. Lalu diiringi dengan hadits yang berbunyi, “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan di kegelapan, dengan cahaya sempurna pada hari Kiamat.” Riwayat ini dinukil oleh Abu Daud dan selainnya dari hadits Buraidah. Sedangkan hadits dalam bab ini merupakan pendukung, dimana Allah SWT telah memuliakan kedua sahabat ini dengan cahaya yang langsung tampak oleh mata. Kemudian Allah menyiapkan untuk keduanya di hari kiamat apa yang lebih mulia dan sempurna, insya Allah. Kami akan menerangkan faidah hadits di atas pada kitab “Al Manaqib”. Di sini Imam Bukhari menyebutkan bahwa kedua orang tersebut adalah Usaid bin Hudhair dan Ibad bin Bisyr.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 335 – Kitab Tayammum

Yang dimaksud dengan خَوْخَة adalah pintu kecil yang kadang ada daun pintunya dan kadang tidak ada, sebab asalnya pintu ini hanya berupa lubang yang dibuat di dinding. Demikian yang dikatakan oleh lbnu Qurqul.

إِنَّ أَمَنَّ النَّاسِ (sesungguhnya orang yang paling banyak membantuku) An-Nawawi berkata, “Para ulama mengatakan bahwa artinya adalah orang yang paling banyak mendermakan jiwa dan hartanya.” Lafazh أَمَنَّ di sini bukan berarti menghitung-hitung amalan, sebab untuk menerima amalan hanyalah hak Allah dan Rasul-Nya. Al Qurthubi berkata, “Lafazh ‘amannu‘ dalam hadits ini berasal dari kata الِامْتِنَانِ (membanggakan kebaikan yang dilakukan). Adapun maksudnya, bahwasanya Abu Bakar memiliki hak yang apabila dimiliki oleh orang lain, niscaya orang itu akan membanggakannya.” Pandangan ini didukung oleh sabdanya pada riwayat lbnu Abbas, ”Tidak ada seorang pun yang lebih banyak membantuku”.

وَلَكِنْ أُخُوَّةُ الْإِسْلَامِ (akan tetapi persaudaraan Islam) Demikian yang terdapat dalam kebanyakan riwayat. Kalimat penjelas tidak disebutkan, yaitu kalimat “lebih utama” sebagaimana terdapat pada riwayat Ibnu Abbas dalam hadits berikutnya dengan lafazh, وَلَكِنْ فِيهِ خُلَّة الْإِسْلَام Pembahasan lebih rinci mengenai persoalan ini akan disebutkan pada kitab tentang “Al Manaqib”, insya Allah.

Hadits Ibnu Abbas menjelaskan pula bahwa peristiwa itu terjadi pada waktu Nabi SAW menderita sakit yang membawa kepada kematiannya, yaitu saat beliau SAW memerintahkan Abu Bakar agar shalat mengimami para sahabat. Oleh sebab itu, beliau mengecualikan pintu Abu Bakar di antara pintu-pintu yang lain. Ada pendapat yang mengatakan, bahwa kejadian ini merupakan salah satu di antara isyarat pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah.

M Resky S