Kajian Fiqh Puasa Bagian I: Pengertian dan Keutamaan Puasa

Kajian Fiqh Puasa Bagian I, Pengertian dan Keutamaan Puasa

PECIHITAM.ORG – Puasa merupakan salah satu ibadah utama. Selain puasa wajib di bulan Ramadhan yang merupakan Rukun Islam, ada juga beberapa sunnah baik yang berkaitan dengan waktu mingguan, bulanan hingga bulanan. Kali ini kami akan menulis Seri Kajian Fiqh Puasa Bagian I.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pada Kajian Fiqh Puasa Bagian I ini kami akan membahas tentang pengertian dan keutamaan puasa.

Pengertian Puasa
Pengertian Puasa baik secara bahasa maupun istilah adalah Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh Ibrahim Al-Bajuri dalam Hasyiyah Al-Bajuri Juz I halaman 550 – 551

معناها لغة الامساك. و شرعا إمساك عن مفطرة بنية مخصوصة جميع النهار قابل للصوم من مسلم عاقل طاهر من حيض ونفاس

Pengertian puasa secara bahasa adalah menahan. Sedangkan menurut istilah syara’ adalah menahan dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dengan niat tertentu sepanjang hari yang dilakukan seorang muslim berakal dari suci dari haid dan nifas.

Keutamaan Puasa
Salah satu hadis yang menjelaskan keutamaan puasa adalah riwayat Imam Bukhari berikut

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: قال الله عز وجل: كل عمل ابن آدم له إلا الصيام؛ فإنه لي وأنا أجزي به، والصيام جنّة، وإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث، ولا يصخب، فإن سابّه أحد أو قاتله فليقل: إني امرؤ صائم، والذي نفس محمد بيده لخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك، للصائم فرحتان يفرحهما: إذا أفطر فرح، وإذا لقي ربه فرح بصومه

Baca Juga:  Kajian Fiqh Puasa Bagian V: Tentang Tingkatan Puasa Menurut Imam Al-Ghazali

Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman: Setiap anak anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberi balasan. Dan puasa itu adalah tameng.

Maka apabila suatu hari salah seorang diantara kalian berpuasa, maka janganlah ia berkata jorok dan bertengkar sambil berteriak. Jika ada orang lain yang menghinanya atau mengajak bertengkar, maka hendaknya ia mengatakan “aku orang yang sedang berpuasa”

Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad ada dalam genggamannya, sungguh aroma mulut orang yang berkuasa lebih harum di sisi Allah daripada haramnya minyak kesturi.

Dan untuk orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yang dia akan bergembira dengan keduanya, yaitu apabila apabila berbuka dia bergembira dan apabila berjumpa dengan Tuhannya, ia akan bergembira disebabkan ibadah puasanya itu. (HR. Bukhari)

Baca Juga:  Kajian Fiqh Puasa Bagian III: Dari Sunnah-Sunnah hinga yang Membatalkan Puasa

Berdasarkan hadis yang panjang diatas, bisa dipahami bahwa puasa minimal mempunyai empat keutamaan sebagai berikut:

  1. Puasa merupakan satu-satunya amal yang tidak ditentukan balasannya layaknya ibadah lain. Misalnya ada kebaikan yang akan dibalas dua. Ada yang dibalas sepuluh, 70 dan seterusnya. Tetapi untuk puasa Allah sendiri yang akan membalasnya.
  2. Puasa bisa menjadi tameng, perisai atau pelindung dari perkataan jorok, memaki-maki dan pertengkaran.
  3. Aroma atau bau mulut orang yang berpuasa sekalipun kadang tak sedap karena tidak makan dan minum atau banyak diam, sungguh lebih utama, lebih bernilai dan lebih wangi dalam penilaian Allah daripada minyak kesturi yang dikenal dengan keharuman tak terkita itu.
  4. Orang yang berpuasa akan dianugerahi dua kebahagiaan. Pertama, ketika berbuka pada tiap hari saat adzan maghrib atau setelah merampungkan puasa selama sebulan Ramadhan. Dalam hal ini ia bahagia karena akan merasakan nikmatnya berbuka setelah seharian menahan lapar dan dahaga, atau bahagia karena telah menjalankan perintah Allah hingga tuntas.

Adapun berkaitan dengan kebahagiaan ketika bertemu Tuhannya adalah karena ia akan mendapatkan balasan tak terhingga, salah satunya Surga Ar-Rayyan, pintu surga khusus bagi orang yang gemar berpuasa.

Baca Juga:  Sebentar Lagi Adzan Maghrib! Inilah Menu Buka Puasa yang Dianjurkan Nabi

Tentang ini dijelaskan dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رضى الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Surga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa” (HR. Bukhari)

Faisol Abdurrahman