Keutamaan Puasa Tarwiyah Tanggal 8 Dzulhijjah yang Wajib Kamu Tahu

keutamaan puasa tarwiyah

Pecihitam.org – Di antara amalan-amalan yang dianjurkan pada sepuluh hari pertama bulan dzulhijjah yaitu dengan melaksanakan puasa sunnah tarwiyah pada tanggal 8 dan puasa Arafah pada tanggal 9.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Daftar Pembahasan:

Pengertian Puasa Tarwiyah

Puasa Tarwiyah adalah puasa yang dilaksanakan pada hari ke-8 bulan Dzulhijah. Imam al-Babirti dalam kitab Al-Inayah Syarh Al-Hidayah menjelaskan, disebut hari Tarwiyah karena pada hari tersebut jamaah haji melihat air, yang sebelumnya tidak mereka temui.

Ibnu Qudamah dalam kitabnya “Al-Mughni”, beliau memaparkan dan menjelaskan mengapa hari ke 8 Zulhijah itu dinamakan dengan hari Tarwiyyah. (kitab Al-Mughni 3/249).

Dalam pandangan beliau setidaknya ada dua alasan mengapa hari itu dinamakan Hari Tarwiyah.

Pertama, mereka yang beribadah haji pada hari ke 8 Dzulhijah, setelah berihram, menuju Mina untuk bermalam dan keesokan harinya mereka akan menuju Arafah. Pada saat di Mina itu para jamaah haji mempersiapkan air sebagai bekal untuk dibawa berwukuf di Arafah.

Menyiapkan air ini diistilahkan dan mempunyai asal kata yang sama dengan ‘Yatarawwauna’ dari peristiwa inilah hari ke 8 itu dinamakan Hari Tarwiyah.

Kedua, tarwiyah bisa dikaitkan dengan tindakan merenung (rawwa-yurawwi-tarwiyah) yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim setelah menerima wahyu dari Allah untuk menyembelih sang putra, Ismail.

Baca Juga:  Hukum Memancing Di Pemancingan Dalam Islam

Dalam versi ini, hubungan tanggal 8, 9, dan 10 Dzulhijah berkaitan dengan rangkaian peristiwa ujian Allah terhadap Nabi Ibrahim dan Ismail. Pada malam 8 Dzulhijah, Ibrahim merenung atas mimpinya, diikuti malam 9 Dzulhijah ia memahami takwil mimpi tersebut sedangkan pada malam 10 Dzulhijah, Ibrahim yakin bahwa itu adalah perintah Allah.

Maka keesokan harinya tepatnya pada 10 Dzulhijah, Nabi Ibrahim pun melaksanakan perintah tersebut. Karenanya hari kesepuluh ini dinamakan hari Nahar, yang artinya menyembelih.

Keutamaan Puasa Tarwiyah

Keutamaan puasa Tarwiyah ini berdasarkan sebuah hadits yang mengatakan bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa, sehingga dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa. Abnu Abbas r.a meriwayatkan Rasulullah s.a.w bersabda:

ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء

Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya : Ya Rasulullah! walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid). (HR Bukhari).

Selain itu keutamaan puasa tarwiyah juga terdapat pada sebuah hadits yang artinya bahwa Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun.

Baca Juga:  Bolehkah Menggoreng Ikan Hidup-Hidup? Para Ulama Berbeda Pendapat dalam Menghukuminya

صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين

Artinya, “Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun,” (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).

Meski dikatakan kualitas hadits ini dhoif (kurang kuat riwayatnya) namun para ulama memperbolehkan mengamalkannya. Karena sebagian ulama berpendapat hadits yang dhoif boleh digunakan sebatas untuk diamalkan dalam kerangka fadla’ilul a’mal (untuk memperoleh keutamaan), dan hadits yang dimaksud juga tidak berkaitan dengan masalah aqidah dan hukum.

Niat Puasa Tarwiyah

Niat puasa sebaiknya dilafadzkan pada malam hari sebelum terbitnya fajar. Namun, khusus puasa sunnah jika pada malam hari lupa membaca niat maka boleh dilakukan pada pagi hari, selama belum melakukan perkara-perkara yang membatalan puasa.

Baca Juga:  Wali Nikah Anak Diluar Nikah Dalam Pandangan Fiqih

Lafal niat puasa tarwiyah jika dibaca pada malam hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”

Niat puasa Tarwiyah jika dibaca pada pagi/siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah SWT.”

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik