Kandungan Al-Fathir Ayat 28, Beginilah yang Seharusnya Disebut Ulama

Kandungan Al-Fathir Ayat 28, Beginilah yang Seharusnya Disebut Ulama

PeciHitam.org Pasarannya gelar Ulama digunakan oleh para Ustadz newbie atau kasus salah tafsir Ustadz Sugi Nur Raharja memantik KH Marzuqi Mustamar berkomentar terkait ayat surat al-Fathir 28. Penjelasan ini untuk membendung kesalahan yang  terjadi dimasyarakat terkait gelar Ulama tidak meluas menjadi kebenaran umum.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Bahwa yang  takut kepada Allah SWT hanyalah golongan Ulama dengan memiliki klasifikasi khusus dari segi teologi, syariat, dan akhlak tassawufnya harus mantap dan benar. Jika tidak memiliki kemantapan dalam ketiga bidang tersebut maka jangan sampai memakai gelar Ulama karena akan menyesatkan masyarakat.

Isi Kandungan Al-Fathir ayat 28

Penjelasan lengkap terkait kaidah tata bahasa surat al-Fathir ayat 28 dijelaskan oleh KH Marzuqi Mustamar bahwa sangat salah jika mengartikan hewan masuk golongan Ulama. Ayat 28 surat al-Fathir menunjukan adanya tarkib Hasyr atau susunan kalimat yang terbatas.

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالأنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ (٢٨

Artinya; “Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Qs. Al-Fathir: 28)

Makna sederhana dari ‘إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ’ adalah Sesungguhnya yang takut kepada Allah SWT adalah Ulama. Atau jika diartikan dengan terbalik, Hanya Ulama yang Takut kepada Allah SWT. Pemaknaan ini sangat bertolak belakang dengan Ustadz abal-abal dengan tafsir ngawurnya yang memasukan hewan sebagai Ulama.

Baca Juga:  Surah Qaf Ayat 30-35; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Fokus utama dari Ulama yang ditujukan dalam ayat di atas adalah kata ‘عِبَادِهِ’ yang berasal dari golongan manusia bukan hewan. Dalam kaidah Hasyr ditemukan kaidah pembatas pada kata yang disebutkan terakhir, bukan yang awal. Sebagaimana contoh tarkib Hasyr sebagai berikut,

انما اُحِبُّ الفاطمة

Artinya; Sesungguhnya, Hanya Fatimah yang saya cinta, atau bisa dimaknai Hanya Fatimah yang saya cinta.

انما اُحِبُّ الفاطمة لذكائها

Artinya; Saya mencintai Fatimah hanya karena kecerdasannya. Maka kaidah Hasyr hanya membatasi rasa cintanya ketika terdapat kecerdasan dalam diri Fatimah. Ketika sifat cerdasnya hilang maka tidak ada lagi rasa cinta.

انما اُحِبُّ الفاطمة ذكائها في علم الدينية

Artinya; Saya mencintai Fatimah hanya karena kecerdasannya dalam bidang Ilmu Agama. Contoh yang ketiga ini menunjukan bahwa kecintaan kepada Fatimah hanya muncul ketika ia memiliki kecerdasan dalam ilmu agama saja. Walaupun ketika Fatimah memiliki kecerdasan dalam bidang ekonomi, komputer, atau ilmu lainnya tidak menimbulkan kecintaan.

Baca Juga:  Surah Yusuf Ayat 105-107; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Konteksnya pada surat al-Fathir ayat 28 yakni pembatasan Ulama hanya kepada mereka yan takut kepada Allah SWT. Ketika manusia yang tidak takut kepada Allah SWT maka tidak disebut sebagai Ulama.

Klasifikasi Ulama menurut KH Marzuqi Mustamar

Surat al-Fathir ayat 28 menyebutkan bahwa rasa takut menjadi prasyarat untuk mendapatkan gelar Ulama. Rasa takut ini tidak semata-mata hanya rasa takut saja tanpa dikawal dengan kemantapan dalam berakidah, bersyariat dan berakhlak tassawuf kepada Allah SWT.

Jika ada seorang yang takut kepada Allah SWT dibuktikan dengan sujud sampai jidat gosong berwarna hitam, berdiri untuk shalat sampai kakinya bengkak atau berdzikir sampai lupa hitungan akan tetapi tidak mendapatkan pengawalan Ilmu maka tidak sah disebut Ulama. Alasannya yaitu belum tentu sujud sampai jidat gosong dan seterusnya sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Islam.

Baca Juga:  Surah Al-Mu'minun Ayat 51-56; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Banyak orang yang mengklaim Ulama namun salah dalam berakidah, dengan mensifati Allah SWT dengan sifat manusia. Hal ini akan menjebak kepada paham Mujjasimah (beranggapan Allah memiliki Anggota Badan) yang membatalkan kebenaran Tauhidnya.

Ash-Shawabu Minallah

Mochamad Ari Irawan