Ini Dia Lima Tingkatan Hati dalam Pandangan Sufi

Ini Dia Lima Tingkatan Hati dalam Pandangan Sufi

PeciHitam.org – Tingkatan hati manusia dalam dunia Tasawuf sangat beragam. Salah seorang Alim ‘Alamah Al-Arif Billah Syaikh Daud bin Abdullah Al-Fathani menjelaskan setidaknya ada 5 tingkatan istilah untuk menyebut Hati.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Syaikh Daud bin Abdullah al-Fathani merupakan salah seorang tokoh sufi yang sangat produktif dalam menyusun kitab-kitab Tassawuf. Sedikitnya ada 6 kitab besar yang beliau telurkan.

Keenam kitab tersebut adalah Manhalus shafi, Tarjamah Bidayatul Hidayah, Al-Qurbatu Ilallah, Jam’ul Fawaid, Minhajul Abidin dan Kanzul Minan. Kitab-kitab beliau sampai dicetak/ diterbitkan oleh penerbit luar negeri, tepatnya di daerah Yala Thailand Selatan.

Martabat atau tingkatan hati dalam dunia sufi menurut beliau, termaktub dalam kitab Manhalus Shafi, mewakili keadaan hati itu sendiri. Kelima tingkatan hati tersebut sebagaimana berikut;

Pertama; Shadrun (صَدْر), pada martabat/ tingkatan ini seorang hamba yang shalih akan memancarkan Nurul Islam sebagaimana firman Allah dalam surah Az-Zumar ayat 22;

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإسْلامِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَئِكَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ

Baca Juga:  Peran dan Kontribusi Kiai Kholil dalam Menyebarkan Ajaran Tasawuf di Pulau Jawa

“Maka Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. mereka itu dalam kesesatan yang nyata (Qs. Az-Zumar: 22)

Kedua; Qalbun (قلب), pada martabat/ tingkatan ini seorang Mu’min akan mendapati hati yang terbersit Nurul Iman sebagaimana Allah firmankan dalam surah al-Mujadilah ayat 22;

لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ

“Kamu tak akan menemukan kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya” (Qs. Al-Mujadilah: 22)

Ketiga; Fu’adun (الْفُؤَادُ), tingkatan ini akan melahirkan Ma’rifatullah dengan dasar surah An-Najm ayat 11;

Baca Juga:  Dimensi Sosial dalam Tasawuf Abu Thalib al-Makki

مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى

“Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya”

Keempat; Lubbun (لبَاب) menjadi tempat dalam jiwa manusia untuk terbitnya keyakinan Tauhid/ pengesaan kepada Dzat Allah. Dasarnya adalah surah Ali Imran ayat 190;

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ 

“…., dan  bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” (Qs. Ali ‘Imran: 190)

Kelima; Syaghaf (شَغَفَ) adalah maqam / tempat terbitnya Mahabbah/ kecintaan pada Allah SWT. Dalilnya adalah surah Yusuf ayat 30;

وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَةُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلالٍ مُبِينٍ

 “Dan wanita-wanita di kota berkata: “Isteri Al Aziz (Raja Mesir) menggoda pemudanya untuk menjamah dirinya (kepadanya), Sesungguhnya cintanya kepada pemudanya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya Kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.” (Qs. Yusuf: 30)

Peringkat hati yang pertama bersifat material, dan meningkat pada tingkatan yang  kelima bersifat in-material berupa rasa Mahabbah/ cinta pada Allah SWT.

Baca Juga:  Belajar Cinta dari Tokoh Sufi Jalaluddin Rumi

Masing-masing karakteristik Hati menurut Syaikh Daud bin Abdullah Al-Fathani memilik maqam posisi yang penting dan harus dilewati guna mencapai dzat yang maha Agung.

Tingkatan hati ini memberi kita informasi tentang dunia Tassawuf yang berkembang pesat di belantara khazanah Ulama-ulama Nusantara sejak dahulu kala. Ash-Shawabu Minallah

Mohammad Mufid Muwaffaq