Mengucapkan Salam, Wujud Kecintaan Kita Kepada Sesama

Mengucapkan Salam

Pecihitam.org – Baru-baru ini sangat ramai sekali perbincangan dari mulai istilah radikalisme yang gagal paham digunakan, hingga imbauan mengucapkan salam dengan berbagai agama ini menuai banyak polemik.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Beberapa gambaran demikian ini menunjukkan situasi dimana masyarakat muslim sedang dihadapkan pada permasalahan kecil yang terlalu dibesar-besarkan.

Justru hal ini bisa jadi memantik kekacauan bagi masyarakat umum bahkan juga bisa membuat bersitegang antar kelompok masyarakat yang berbeda keyakinan.

Seharusnya, hal seperti ini tidak perlu muncul dalam permukaan publik hari ini. Setidaknya, himbauan ini perlu ditelaah kembali demi menjaga kerukunan umat beragama yang hidup dengan berdampingan.

Fenomena mengucapkan salam dengan memasukkan salam agama lain ini bukanlah hal baru, melihat beberapa petinggi negara selalu menekankan penggunaan salam tersebut. Tentunya ini sebagai bentuk penghargaan terhadap masyarakat yang berbeda keyakinan, berbeda agama.

Baca Juga:  Kontroversi Fatwa Al-Bani, Setiap Orang yang Tinggal di Palestina adalah Kafir?

Mengucapkan salam dalam pandangan Islam merupakan bagian dari sunnah yang pernah dicontohkan oleh baginda Nabi Muhammad SAW.

Perihal mengucapkan salam dengan menggunakan kalimat salam dalam agama islam “Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh” ini sudah dicatat sebagai amal kebaikan.

Mengingat salam merupakan hal yang dianjurkan dalam agama, apalagi ketika bertemu dengan yang sesama agama islam, dianjurkan sekali untuk mengucap salam.

Hal ini merupakan bentuk dari penghargaan dan kecintaan sesama muslim yang hidup berdampingan sama pemahaman dan sama keyakinan, yaitu Islam.

Polemik yang terjadi atas pengucapan salam dengan penambahan kalimat salam agama lain ini menjadi sangat ramai diperbincangkan. Pasalnya MUI Jatim ini menghimbau untuk tidak menggunakan salam berbagai agama pada saat di acara-acara penting.

Baca Juga:  Penyebaran Islam di Nusantara Ternyata dari Jeumpa Aceh, bukan Campa Vietnam?

Jika melihat konteks keindonesiaan saat ini salam menjadi salah satu alat pemersatu bangsa yang sangat multikultur. Berbagai agama, suku dan bahasa ini menjadi satu dan dengan menggunakan salam itu setidaknya membuat orang yang hidup berdampingan dengan kita sangat senang.

Belajar dari salam agama lain yang salah satunya sebagai simbol penghormatan kita terhadap orang-orang yang disamping kita. Salah satu simbol perdamaian dalam hidup berdampingan saat ini kita sangat perlu menghargai dan menghormati antar pemeluk agama.

Salam dalam lafadznya Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh ini merupakan bagian dari doa yang sangat dianjurkan sekali, mendoakan orang-orang yang saling berbalas salam.

Kita meleburkan salam ini kedalam dimensi teologis yang syarat akan kepentingan sekali, padahal seharusnya yang kita tanamkan adalah saling menghargai dengan memperkuat dimensi sosial bermasyarakat misalnya.

Baca Juga:  Rizieq Shihab; Antara Revolusi Akhlak atau Aksi Kekerasan Atas Nama Agama

Selain memberikan penghormatan terhadap pemeluk agama lain, salam ini menjadi kekuatan dalam memperkuat dimensi sosial bermasyarakat. Supaya saling adanya timbal balik penghargaan antar pemeluk agama yang ada di Indonesia.

Nah, yang paling penting bagi kita bersama adalah senantiasa memupuk tali persaudaraan, kebersamaan dengan hal-hal yang positif. Sehingga prasangka akan dapat kita minimalisir bersama dan kerukunan akan selalu terjaga. Wallahua’alm bisshowab

Arief Azizy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *