Perbedaan AlQuran dan Hadits Qudsi, Ini Penjelasannya

perbedaan alquran dan hadits qudsi

Pecihitam.org – Dalam dunia tafsir dan hadits tentu tidak asing lagi nama Al-Qur’an dan hadits qudsi, keduanya sama-sama kalam yang difirmankan oleh Allah, tapi nyatanya keduanya adalah dua istilah yang berbeda.  Adapun perbedaan AlQuran dan hadits qudsi adalah sebagai berikut.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam kitab Studi Ilmu Al-Qur’an, karya Imam Manna’ Khalil al-Qattan, beliau menyebutkan ada lima perbedaan antara Al-Qur’an dan hadis qudsi, yaitu;

1. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara lafal dan maknanya, dan dengan itu orang Arab ditantang, akan tetapi mereka tidak mampu mendatangkan yang serupa dengan Al-Qur’an, bahkan satu surat pun mereka tidak mampu untuk mendatangkannya.

Dan argumen seperti itu tetap berlaku hingga sekarang, sebab Al-Qur’an adalah mukjizat yang abadi hingga hari kiamat. Sedangkan hadits qudsi ialah hanya maknanya dari Allah, namun lafalnya dari Nabi Muhammad, dan ia tidak untuk menantang dan tidak pula untuk mukjizat.

Baca Juga:  Surah Al-Mujadalah Ayat 1; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

2. Al-Qur’an hanya dinisbahkan kepada Allah SWT, sehingga dikatakan Allah SWT telah berfirman. Sedangkan hadits qudsi terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah, sehingga nisbah hadits qudsi Allah telah berfirman. Namun terkadang juga diriwayatkan dengan disandarkan kepada Rasul, tetapi nisbahnya adalah nisbah kabar. Karena nanti yang menyampaikan hadits itu dari Allah. Maka dapat dikatakan Rasulullah mengatakan mengenai apa yang diriwayatkan dari Tuhannya.

3. Seluruh isi Quran dinuqil secara mutawatir, sehingga kepastiannya sudah mutlak. sedangkan hadits-hadits qudsi kebanyakan adalah khabar Ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Adakalanya hadits qudsi itu shahih, terkadang Hasan, dan terkadang pula dhaif.

4. Al-Qur’an itu datangnya dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Maka ia adalah wahyu, baik dalam lafal ataupun maknanya. Sedangkan hadits qudsi maknanya saja yang dari Allah, adapun lafalnya dari Rasulullah SAW.

Maka hadits qudsi adalah wahyu dalam makna tetapi bukan dalam lafal. Oleh sebab itu, menurut sebagian besar ahli hadits diperbolehkan meriwayatkan hadits qudsi dengan maknanya saja.

Baca Juga:  Memegang Al-Quran Terjemah Tanpa Wudhu Bolehkah?

5. Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah, karena itu ia dibaca dalam salat, dalam surat al-Muzammil ayat 3 dijelaskan

فَٱقۡرَءُوا۟ مَا تَیَسَّرَ من القرآن

“Maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Qur’an itu”

Nilai ibadah dalam Quran juga terdapat dalam hadits,

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ (رواه الترمذي)

“Siapa saja yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an, maka dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan kebaikan itu akan dibalas 10 kali lipat. Aku tidak mengatakan Alif lam mim itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan min satu huruf.”

Sedangkan hadis qudsi tidak diperintahkan untuk dibaca di dalam salat. Allah memberikan pahala membaca deskripsi secara umum saja. Maka membaca hadis qudsi tidak akan memperoleh pahala seperti yang disebutkan dalam hadis mengenai membaca Al-Qur’an, bahwa pada setiap huruf akan mendapatkan sepuluh kebaikan.

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 41-42; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dari pemaparan di atas dapat kita pahami bahwa Alquran dan hadits qudsi memiliki beberapa perbedaan, maka tidak perlu bingung ataupun tertukar terkait istilah Al-Qur’an dan hadits qudsi, sebab keduanya jelas berbeda. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam bisshowab.

Nur Faricha