Surah Al-Anfal Ayat 61-63; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Al-Anfal Ayat 61-63

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Anfal Ayat 61-63 ini sebagai kelanjutan dari ayat sebelumnya menjelaskan bahwa persiapan tersebut bukan untuk mengajak kaum Musyrik berperang, namun hanyalah untuk membela diri, bukan bermaksud untuk menyerang. Namun meski demikian, kaum Muslimin diharapkan juga untuk dapat bersikap cerdas dan teliti.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Anfal Ayat 61-63

Surah Al-Anfal Ayat 61
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Terjemahan: Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Tafsir Jalalain: وَإِنْ جَنَحُوا (Dan jika mereka condong) cenderung لِلسَّلْمِ (kepada perdamaian) boleh dibaca لِلسَّلْمِ dan boleh pula dibaca lissalmi, artinya perdamaian فَاجْنَحْ لَهَا (maka condonglah kepadanya) adakanlah perjanjian dengan mereka untuk itu.

Akan tetapi menurut Ibnu Abbas r.a. bahwa ayat ini dimansukh hukumnya oleh ayat perintah untuk berperang. Mujahid mengatakan, bahwa hukum yang terkandung di dalam ayat ini khusus hanya menyangkut ahli kitab sebab ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi Bani Quraizhah

وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ (dan bertawakallah kepada Allah) percayalah kepada-Nya. إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ (Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar) perkataan الْعَلِيمُ (lagi Maha Mengetahui) perbuatan.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman, bahwa jika engkau khawatir terhadap pengkhianatan suatu kaum, maka langgarlah perjanjian mereka itu secara timbal balik. Dan jika ia masih terus memerangimu dan melanggar hakmu, maka seranglah mereka.

وَإِنْ جَنَحُوا (Dan jika mereka condong) yaitu cenderung. لِلسَّلْمِ (Kepada perdamaian) Yakni berdamai, perbaikan hubungan dan penghentian perang.

فَاجْنَحْ لَهَا (Maka condonglah kepadanya) Maksudnya cerderunglah engkau kepada perdamaian tersebut dan terimalah tawaran mereka tersebut.

Oleh karena itu, ketika orang-orang musyrik menawarkan perdamaian genjatan senjata selama sembilan tahun antara mereka dengan Rasulullah pada saat diadakan Shulhul Hudaibiyyah (perjanjian Hudaibiyyah), maka beliau pun menerima tawaran tersebut dengan mengajukan beberapa syarat kepada mereka.

Ibnu Abbas, Mujahid, Zaid bin Aslam, Atha’ al-Khurasani, Ikrimah, al-Hasan al-Bashri dan Qatadah mengatakan: “Sesungguhnya ayat tersebut dimansukh (dihapus) oleh ayat saif (pedang) rang terdapat dalam surat Bara-ah (at-Taubah): “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari akhir”. (QS. At-Taubah: 29)

Tetapi pendapat ini perlu ditinjau juga, karena ayat yang terdapat dalam surat Bara-ah (at-Taubah) itu di dalamnya terdapat perintah untuk memerangi mereka, jika memungkinkan untuk itu.

Baca Juga:  Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid bagi Kaum Muslimin

Tetapi jika musuh berjumlah banyak, maka diperbolehkan bagi kaum muslimin mengadakan perjanjian perdamaian. Sebagaimana hal itu telah ditunjukkan oleh ayat al-Qur’an dan sebagaimana hal itu pernah dilakukan oleh Rasulullah pada hari diadakannya perjanjian Hudaibiyyah. Dengan demikian, tidak ada pertentangan, tidak ada nasakh, serta tidak ada pula takhshish (pengkhususan). Wallahu a’lam.

Firman-Nya: وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ (Dan bertawakkallah kepada Allah) Maksudnya, berdamailah dengan mereka dan bertawakkallah kepada Allah, karena Allah yang memberikan kecukupan dan menolongmu.

Tafsir Quraish Shihab: Apabila musuh-musuh kalian itu cenderung untuk berdamai dan ingin mengakhiri perang, maka sambutlah kemauan mereka itu, wahai Rasul. Karena perang bukan semata-mata sebagai tujuan bagimu, tapi engkau berperang sebagai alasan membela diri dari serangan musuh dan mereka yang merintangi dakwah.

Maka terimalah usul perdamaian dari mereka dan bertawakallah kepada Allah, dan jangan engkau mengkhawatirkan rencana jahat, tipu daya dan makar mereka. Allah Maha Mendengar apa yang mereka rundingkan, Mahatahu apa yang mereka rencanakan dan tidak ada sesuatu pun samar dalam pandangan Tuhan

Surah Al-Anfal Ayat 62
وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ ۚ هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ

Terjemahan: Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin,

Tafsir Jalalain: وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ (Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu) dengan cara berdamai, kemudian mereka bersiap-siap untuk menyerangmu

فَإِنَّ حَسْبَكَ (maka sesungguhnya cukuplah bagimu) cukup bagimu اللَّهُ ۚ هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ (Allah menjadi pelindung. Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin).

Tafsir Ibnu Katsir: Dan seandainya mereka menawarkan perdamaian untuk sebuah tipu daya agar mereka dapat memperkuat diri dan membuat persiapan, maka hendaklah kalian berhati-hati dan berwaspada. فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ (Maka sesungguhnya cukuplah Allah) Artinya, cukuplah Allah saja yang menjadi pelindung bagimu.

Setelah itu, Allah menyebutkan nikmat yang telah dianugerahkan kepada Nabi saw, yaitu berupa pertolongan Allah dan dukungan dari orang-orang yang beriman, (yaitu) kaum Muhajirin dan Anshar, di mana Allah berfirman: هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ (Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin).

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 74-75; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Apabila usulan damai mereka itu ternyata hanya siasat, tipu daya dan makar, niscaya Allah akan melindungi dirimu dari perbuatan mereka dengan berbagai bentuk.

Sebelum itu Allah telah menguatkan dirimu dengan pertolongan-Nya, dengan mempersiapkan faktor-faktor yang tersurat dan tersirat, demi meneguhkan hati orang-orang yang beriman dari kalangan Muhajirîn dan Anshar.

Surah Al-Anfal Ayat 63
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Terjemahan: dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.

Tafsir Jalalain: وَأَلَّفَ (Dan yang mempersatukan) menghimpun بَيْنَ قُلُوبِهِمْ (hati mereka) sesudah mengalami ujian-ujian. لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ (Walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada di bumi niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka) dengan kekuasaan-Nya.

إِنَّهُ عَزِيزٌ (Sesungguhnya Dia Maha Perkasa) Maha Menang atas semua perkara-Nya حَكِيمٌ (lagi Maha Bijaksana) tiada sesuatu pun yang terlepas daripada kebijaksanaan-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ (Allah-lah yang mempersatukan hati mereka orang-orang yang beriman) Maksudnya, Allahlah yang menyatukan hati kalian dalam keimanan, ketaatan, serta memberikan pertolongan dan bantuan kepadamu.

لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ (Walaupun engkau membelanjakan semua kekayaan yang ada di bumi, niscaya engkau tidak dapat mempersatukan hati mereka) Maksudnya, yang demikian itu karena di antara mereka terdapat permusuhan dan kebencian.

Sebenarnya, di kalangan kaum Anshar terdapat berbagai macam peperangan pada masa Jahiliyah antara suku Aus dan suku Khazraj, serta berbagai hal yang mengharuskan mereka berbuat kejahatan yang berkesinambungan. Kemudian, Allah memutuskan hal itu dengan cahaya keimanan.

Sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala: “Dan ingatlah akan nikmat Allah yang diberikan kepada kalian dahulu (pada masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, lalu Allah mempersatukan hati kalian sehingga dengan nikmat tersebut kalian menjadi orang-orang yang bersaudara”. (QS. Ali-Imran: 103)

Baca Juga:  Tafsir Surah Al Baqarah Ayat 196-203; Tentang Ibadah Haji

Dalam ash-Shahihain disebutkan sebuah hadits yang menceritakan tentang Rasulullah ketika berbicara dengan kaum Anshar mengenai permasalahan ghanimah dalam perang Hunain, beliau mengatakan kepada mereka:

“Hai kaum Anshar sekalian, bukankah aku dahulu mendapati kalian dalam keadaan sesat, lalu Allah memberikan petunjuk kepada kalian melalui diriku. Aku menjumpai kalian dalam keadaan miskin, lalu Allah memberimu kekayaan melalui diriku. Dan kalian dahulu ada dalam keadaan bercerai-berai, lalu Allah menyatukan kalian melalui diriku”. Setiap kali beliau mengatakan sesuatu, mereka berkata: “Allah dan Rasul-Nya paling banyak memberikan nikmat”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, Allah berfirman: وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (Tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) Maksudnya, Allah Mahaperkasa sehingga Allah tidak menyia-nyiakan harapan orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya dan Allah Mahabijaksana dalam perbuatan dan hukum-hukum-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Allah telah menyatukan kedua kelompok itu dalam satu ikatan saling mencinta dan menyayangi, setelah sebelumnya mereka saling bermusuhan dan terpecah belah.

Mereka semua kini berada di belakangmu, membela dirimu dengan taruhan harta dan jiwa demi misi dakwahmu. Dan andaikata engkau belanjakan segala yang ada di bumi berupa kekayaan dan sumber daya yang terkandung di dalamnya, dengan maksud menyatukan mereka, sungguh engkau tidak akan dapat melakukannya.

Karena yang menguasai hati mereka itu hanyalah Allah. Dialah yang menunjuki mereka ke jalan keimanan, cinta kasih dan persaudaraan. Allah Maha Perkasa, Maha Penyayang dan Maha Agung. Dialah yang memelihara segala urusan manusia untuk kemaslahatan mereka.

Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Anfal Ayat 61-63 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Quraish Shihab dan Tafsir Ibnu Katsir. Semoga dengan memahami kandungannya, dapat semakin menambah kecintaan kita terhadap Al-Qur’an dan semakin meningkatkan keimanan kita terhadap Allah SWT, Amin.

M Resky S