Surah Al-Ankabut Ayat 24-25; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Ankabut Ayat 24-25

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Ankabut Ayat 24-25 ini, menjelaskan Pemimpin-pemimpin berlepas tangan dari pengikut- pengikutnya dan pengikut-pengikut itu mengutuk para pemimpin mereka. Kalian tidak memiliki penolong yang dapat mencegah kalian dari masuk ke dalam neraka.”.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Ankabut Ayat 24-25

Surah Al-Ankabut Ayat 24
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَن قَالُوا اقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ فَأَنجَاهُ اللَّهُ مِنَ النَّارِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Terjemahan: “Maka tidak adalah jawaban kaum Ibrahim, selain mengatakan: “Bunuhlah atau bakarlah dia”, lalu Allah menyelamatkannya dari api. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.

Tafsir Jalalain: Allah berfirman sehubungan dengan kisah Nabi Ibrahim a.s.: فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَن قَالُوا اقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ فَأَنجَاهُ اللَّهُ مِنَ النَّارِ (Maka tiadalah jawaban kaumnya selain mengatakan, “Bunuhlah atau bakarlah dia,” lalu Allah menyelamatkannya dari api) mereka melemparkannya ke dalam api, sedangkan Allah menjadikan api itu dingin dan keselamatan bagi Ibrahim.

إِنَّ فِي ذَلِكَ (Sesungguhnya pada yang demikian itu) yakni diselamatkannya Nabi Ibrahim dari api لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ (benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah) yaitu tidak berpengaruhnya api terhadap diri Nabi Ibrahim, padahal api itu sangat besar nyalanya, kemudian dalam waktu yang sangat singkat Allah menjadikan bekas api itu sebuah taman يُؤْمِنُونَ (bagi orang-orang yang beriman) yakni bagi orang-orang yang percaya kepada keesaan Allah dan kekuasaan-Nya, karena hanya mereka saja yang dapat mengambil manfaat dari kisah ini.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman mengabarkan tentang kaum Ibrahim dengan kekufuran, penentangan, kesombongan, dan penolakan mereka terhadap kebenaran dengan kebathilan, dimana mereka tidak memiliki jawaban setelah kata-kata Ibrahim yang mencakup petunjuk dan penjelasan ini.

إِلَّا أَن قَالُوا اقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ (“Selain mengatakan: ‘Bunuhlah atau bakarlah dia.’”) hal itu disebabkan telah tegak bukti terhadap mereka dan hujjah telah dihadapkan kepada mereka. maka mereka mencoba menggunakan kehormatan dan kekuatan kekuasaan mereka. Dengan mengumpulkan kayu bakar dalam waktu yang cukup lama dan mereka letakkan di sekelilingnya.

Kemudian mereka menyalakan kayu itu hingga kobarannya menjulang ke langit dan tak ada satu api yang dinyalakan melebihi besarnya api tersebut.
Kemudian mereka mencari Ibrahim, menangkapnya dan diikat di sebuah timbangan tembaga, lalu diceburkan ke dalam api tersebut. Maka Allah menjadikan api itu dingin sejahtera.

Ibrahim pun keluar dengan selamat setelah tinggal di dalamnya beberapa hari. Karena itu dan karena prinsip yang serupa, Allah telah menjadikannya sebagai imam. Karena ia telah mengorbankan jiwanya kepada api, untuk Allah Yang Mahapenyayang. Juga merelakan anaknya untuk kurban dan menjadikan hartanya untuk para tamu. Karena itu seluruh pemeluk agama bersatu untuk mencintainya.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 128-129; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Dengan firman Allah: فَأَنجَاهُ اللَّهُ مِنَ النَّارِ (“Lalu Allah menyelamatkannya dari api,”) yaitu menyelamatkan Ibrahim dari api dengan dijadikannya dingin dan penuh sejahtera.

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.)

Tafsir Kemenag: Dengan cepat Musa mengambil air untuk kedua gadis itu agar memberi minum kambing mereka. Karena kelelahan, ia berlindung di bawah sebatang pohon sambil merasakan lapar dan haus karena sudah beberapa hari tidak makan kecuali daun-daunan. Musa berdoa kepada Allah karena ia sangat membutuhkan rahmat dan kasih sayang-Nya, untuk melenyapkan penderitaan yang dialaminya.

Tafsir Quraish Shihab: Jawaban kaum Nabi Ibrâhîm, ketika ia menyuruh mereka untuk menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan berhala, tidak lain hanya berupa semakin kuatnya kekufuran mereka. Sebagian mereka berkata kepada yang lain, “Bunuhlah atau bakarlah ia!” Lalu mereka melemparkannya ke dalam api.

Kemudian Allah menjadikan api itu dingin dan memberikan keselamatan baginya serta menolongnya dari api. Sesungguhnya dalam penggagalan tipu daya mereka dan penyelamatan Ibrâhîm dari api serta ketiadaan pengaruh api pada dirinya, terdapat bukti-bukti yang jelas bagi kaum yang mempercayai keesaan dan kekuasaan Allah.

Surah Al-Ankabut Ayat 25
وَقَالَ إِنَّمَا اتَّخَذْتُم مِّن دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَّوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُم بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُم بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن نَّاصِرِينَ

Terjemahan: “Dan berkata Ibrahim: “Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu melaknati sebahagian (yang lain); dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagimu para penolongpun.

Tafsir Jalalain: وَقَالَ (Dan berkatalah dia) Nabi Ibrahim إِنَّمَا اتَّخَذْتُم مِّن دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًاِ (“Sesungguhnya berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah) huruf ma adalah mashdariyyah مَّوَدَّةَ بَيْنِكُمْ (adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kalian) lafal ayat ini adalah khabar dari inna. Tetapi menurut qiraat yang lain dibaca nashab sehingga menjadi mawaddatan sebagai maf’ul lah, sedangkan huruf maa tadi dianggap sebagai maa kaffah, yakni yang mencegah beramalnya inna. Maksudnya, kalian menjadikan penyembahan kepada berhala-berhala itu sebagai sarana untuk memelihara kasih sayang di antara kalian

Baca Juga:  Surah Al-Ankabut Ayat 47-49; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُم (dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebagian kalian mengingkari sebagian yang lain) yakni para pemimpin penyembah berhala itu cuci tangan dari apa yang dilakukan oleh para pengikutnya,

بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُم (dan sebagian kalian mengutuk sebagian yang lain) yakni para pengikut mengutuk para pemimpin mereka بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ (dan tempat kembali kalian) semuanya النَّارُ وَمَا لَكُم مِّن نَّاصِرِينَ (ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagi kalian para penolong pun.”) yang dapat mencegah kalian dari masuk neraka.

Tafsir Ibnu katsir: وَقَالَ إِنَّمَا اتَّخَذْتُم مِّن دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا مَّوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا (“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman. Dan berkata Ibrahim: “Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini,”)

Dia berkata kepada kaumnya dengan mengejek dan menghina perbuatan jelek mereka yang menyembah berhala-berhala: “Kalian membuat ini agar persembahan kalian kepadanya di dunia menciptakan perasaan berteman dan kasih sayang sebagian kalian dengan sebagian yang lain di dalam kehidupan di dunia.”

Arti ini berdasarkan qari yang membaca nashab [fathah] kalimat: مَّوَدَّةَ بَيْنِكُمْ yang menjadi maf’ul laHu. Sedangkan berdasarkan qari yang membaca fara’ maknanya berarti: kalian menjadi ini agar menciptakan perasaan sayang kepada kalian di dunia.

ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (“Kemudian pada hari kiamat”) keadaan itu berbalik, dimana teman dan rasa kasih sayang berubah menjadi kemurkaan dan permusuhan. Kemudian, يَكْفُرُ بَعْضُكُم بِبَعْضٍ (“Sebagian kamu mengingkari sebagian yang lain.”) yang saling menentang apa yang terjadi di antara kalian.

وَيَلْعَنُ بَعْضُكُم بَعْضًا (“Dan sebagian kamu melaknat sebagian [yang lain].”) yaitu para pengikut melaknat orang-orang yang diikuti dan orang-orang yang diikuti melaknat para pengikutnya. Kullamaa dakhalat ummatul la’anat ukhtaHaa (“Setiap suatu umat masuk [ke dalam neraka], dia mengutuk kawannya [yang menyesatkannya].”)

Di dalam ayat ini Allah berfirman: ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُم بِبَعْضٍ وَيَلْعَنُ بَعْضُكُم بَعْضًا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ (“Dan sebagian kamu melaknat sebagian [yang lain]. Kemudian pada hari kiamat Sebagian kamu mengingkari sebagian yang lain; dan tempat kembalimu adalah neraka.”) yaitu tempat tinggal dan tempat kembali kalian setelah terjadinya hari kiamat adalah api neraka dan kalian tidak memiliki penolong yang membantu, serta tidak ada penyelamat yang dapat penyelamat yang dapat menyelamatkan kalian dari adzab Allah, inilah keadaan orang-orang yang kafir. Sedangkan orang-orang yang beriman berbeda dengan semua itu.

Baca Juga:  Surah Al-Ankabut Ayat 16-18; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Setelah selamat, Ibrahim mendatangi kaumnya lagi dengan sikap mengecam dan mencela tuhan-tuhan yang mereka sembah. “Sebenarnya kamu menyembah berhala-berhala itu tidak lain adalah untuk memelihara kasih sayang antara sesamamu. Kamu merasa mesra dan semakin akrab karena menyembah kepadanya.

Padahal tidak ada sedikit pun alasan yang dapat membenarkan penyembahan itu,” kata Ibrahim memberi pengajaran kepada kaumnya. Sebaliknya di hari Kiamat kelak hubungan kasih sayang itu akan berubah menjadi suasana saling tuduh menuduh dan saling membenci, bahkan saling mengutuk, baik antara sesama teman akrab, maupun antara yang mengikuti (rakyat) dengan yang diikuti (pemimpin).

Hanya satu yang tidak mungkin lagi mereka harapkan yakni pertolongan dari Allah. Hal tersebut tidak akan terjadi pada orang-orang yang beriman dan bertakwa. Allah berfirman: Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa. (az-Zukhruf/43: 67) .

Tafsir Quraish Shihab: Ibrâhîm berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kalian hanya menyembah tuhan-tuhan palsu yang tidak boleh disembah. Dan sebagian dari kalian tidak mengingkari sebagian yang lain hanya dengan tujuan untuk mempertahankan kasih sayang yang penuh dosa yang kalian ridai dalam kehidupan dunia kalian. Kemudian keadaan akan berubah pada hari kiamat.

Pemimpin-pemimpin berlepas tangan dari pengikut- pengikutnya dan pengikut-pengikut itu mengutuk para pemimpin mereka. Kalian tidak memiliki penolong yang dapat mencegah kalian dari masuk ke dalam neraka.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah Al-Ankabut Ayat 24-25 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S