Surah Al-Jin Ayat 11-17; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Jin Ayat 11-17

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Jin Ayat 11-17 ini, dijelaskan bahwa di antara jin-jin itu ada yang beriman menaati Allah, khusyuk dan ikhlas, serta beramal saleh. Ada pula di antara mereka yang berpaling dari ajaran yang benar.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Oleh karena itu, barang siapa yang beriman kepada Allah dan menaati-Nya, sesungguhnya dia telah menempuh jalan yang akan menyampaikannya kepada kebahagiaan. Hal itu juga berarti bahwa ia telah melakukan sesuatu yang menyelamatkannya dari siksa neraka.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Jin Ayat 11-17

Surah Al-Jin Ayat 11
وَأَنَّا مِنَّا ٱلصَّٰلِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَٰلِكَ كُنَّا طَرَآئِقَ قِدَدًا

Terjemahan: “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

Tafsir Jalalain: وَأَنَّا مِنَّا ٱلصَّٰلِحُونَ (Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh) sesudah mendengarkan Alquran ini وَمِنَّا دُونَ ذَٰلِكَ (dan di antara kami ada pula yang tidak demikian halnya) ada kaum yang tidak saleh. كُنَّا طَرَآئِقَ قِدَدًا (Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda) terdiri dari golongan yang berbeda-beda; ada yang muslim dan ada pula yang kafir.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman seraya mengabarkan tentang jin bahwa mereka berbicara sambil menceritakan tentang diri mereka sendiri:
وَأَنَّا مِنَّا ٱلصَّٰلِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَٰلِكَ (“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shalih dan di antara kami ada pula yang tidak demikian halnya.”) yakni selain dari itu. Kunnaa tharaa-iqa qidadan كُنَّا طَرَآئِقَ قِدَدًا (“Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.”) yakni jalan yang beragam dan berbeda-beda serta pendapat yang tidak sama.

Di dalam biografi al-‘Abbas bin Ahmad ad-Dimsyqi, al-Hafizh Ibnu ‘Asakir mengatkan: “Aku pernah mendengar beberapa jin –ketika itu aku tengah berada di rumahku sendiri pada malam hari—mengumandangkan: Hati yang dihiasi kecintaan sampai melekat, Yang melakukan perjalanan ke barat dan ke timur Dia terpikat cinta kepada Allah, dan Allah adalah Rabb-nya, Ia bergantung kepada Allah dan tidak kepada ciptaan-Nya.

Tafsir Kemenag: Dalam keterangan selanjutnya, Allah menyatakan bahwa di antara jin-jin itu ada yang Islam, mengerjakan amal saleh, dan taat kepada Allah, tetapi ada pula yang sebaliknya, yaitu tidak beriman dan ingkar kepada perintah Allah. Jin-jin itu juga mempunyai kemauan bermacam-macam dan pendapat yang berbeda-beda, sehingga di antara mereka ada yang beriman, ada yang fasik, dan ada pula yang kafir, seperti halnya manusia.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya kami telah berusaha mencapai langit, tetapi kami dapati langit itu dipenuhi oleh para penjaga yang kuat terdiri atas malaikat dan dipenuhi oleh panah-panah api yang membakar dari arah mereka.

Surah Al-Jin Ayat 12
وَأَنَّا ظَنَنَّآ أَن لَّن نُّعۡجِزَ ٱللَّهَ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَن نُّعۡجِزَهُۥ هَرَبًا

Terjemahan: “Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (daripada)Nya dengan lari.

Tafsir Jalalain: وَأَنَّا ظَنَنَّآ أَن (Dan sesungguhnya kami yakin, bahwa) huruf an ini adalah bentuk takhfif dari anna, asalnya annahu لَّن نُّعۡجِزَ ٱللَّهَ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَن نُّعۡجِزَهُۥ هَرَبًا (kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri, dari kekuasaan, Allah di muka bumi, dan sekali-kali tidak pula dapat melepaskan diri daripada-Nya dengan lari) maksudnya, kami tidak akan dapat menyelamatkan diri daripada-Nya, apakah kami berada di bumi atau kami lari dari bumi menuju ke langit.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah tentang perkataan jin: وَأَنَّا ظَنَنَّآ أَن لَّن نُّعۡجِزَ ٱللَّهَ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَن نُّعۡجِزَهُۥ هَرَبًا (“Dan sesungguhnya kami mengetahui bahwa kami sekali-sekali tidak akan dapat melepaskan diri [dari kekuasaan] Allah di muka bumi dan sekali-sekali tidak [pula] dapat melepaskan diri dari-Nya dengan lari.”) maksudnya, kami mengetahui bahwa kekuasaan Allah itu mengatur kami sedang kami tidak mampu menghindarinya di muka bumi meski kami berusaha melarikan diri, karena sesungguhnya Dia kuasa atas kami, tidak ada satupun dari kami yang dapat mengalahkan-Nya.

Baca Juga:  Surah Yusuf Ayat 16-18; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Kemenag: Jin-jin itu juga menjelaskan bahwa mereka yakin tidak akan terlepas dari genggaman Allah, di mana pun mereka berada di dunia ini, dan juga tidak dapat melepaskan diri. Allah Maha Menguasai jin-jin itu di mana saja mereka berada dan tidak ada jalan untuk melarikan diri daripada-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya kami yakin, di bumi mana pun kami berada, kami tidak akan dapat mengalahkan Allah dan kami juga tidak akan dapat mengalahkan-Nya untuk lari dari ketentuan-Nya pergi ke langit.

Surah Al-Jin Ayat 13
وَأَنَّا لَمَّا سَمِعۡنَا ٱلۡهُدَىٰٓ ءَامَنَّا بِهِۦ فَمَن يُؤۡمِنۢ بِرَبِّهِۦ فَلَا يَخَافُ بَخۡسًا وَلَا رَهَقًا

Terjemahan: “Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk (Al Quran), kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan.

Tafsir Jalalain: وَأَنَّا لَمَّا سَمِعۡنَا ٱلۡهُدَىٰٓ (Dan sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk) yakni Alquran ءَامَنَّا بِهِۦ فَمَن يُؤۡمِنۢ بِرَبِّهِۦ فَلَا يَخَافُ (kami beriman kepadanya. Barang siapa beriman kepada Rabbnya, maka ia tidak usah takut) sesudah lafal yakhaafu diperkirakan adanya lafal huwa بَخۡسًا (akan kekurangan) pengurangan pahala kebaikannya وَلَا رَهَقًا (dan tidak pula takut akan dizalimi) diperlakukan secara zalim, yaitu dengan penambahan kesalahan dan dosanya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَأَنَّا لَمَّا سَمِعۡنَا ٱلۡهُدَىٰٓ ءَامَنَّا بِهِۦ ف (“Dan sesungguhnya kami tatkala mendengarkan petunjuk [al-Qur’an] kami beriman kepadanya.”) mereka merasa bangga dengan keimanan mereka tersebut. Dan itu memang membanggakan, membuat mulia, meninggikan mereka, sekaligus merupakan sifat yang baik.

Dan ungkapan mereka: فَمَن يُؤۡمِنۢ بِرَبِّهِۦ فَلَا يَخَافُ بَخۡسًا وَلَا رَهَقًا (“Barangsiapa beriman kepada Rabb-nya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak [takut pula] akan penambahan dosa dan kesalahan.”) Ibnu ‘Abbas, Qatadah dan lain-lain mengatakan: “Niscaya dia tidak akan takut akan dikurangi kebaikannya atau akan dibebani oleh keburukan yang bukan miliknya.”

Tafsir Kemenag: Dijelaskan juga bahwa ketika jin-jin itu mendengar Al-Qur’an yang memberi petunjuk kepada jalan yang benar, mereka langsung beriman kepadanya serta mengakui bahwa Al-Qur’an itu dari Allah.

Menurut Qatadah, ayat ini memiliki pengertian bahwa barang siapa beriman kepada Allah dan membenarkan apa yang dibawa oleh para rasul, tidak ada kekhawatiran baginya tentang pengurangan pahala kebajikannya dan tidak ada pula dosa orang lain yang harus dipertanggungjawabkannya. Ia akan menerima pahala amal baik sepenuhnya tanpa pengurangan sedikit pun.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya ketika mendengar al-Qur’ân, kami langsung mempercayainya. Barangsiapa takut kepada Tuhannya, maka ia tidak akan takut kebaikannya dikurangi, serta tidak akan takut dizalimi dengan ditambah dosa-dosanya.

Surah Al-Jin Ayat 14
وَأَنَّا مِنَّا ٱلۡمُسۡلِمُونَ وَمِنَّا ٱلۡقَٰسِطُونَ فَمَنۡ أَسۡلَمَ فَأُوْلَٰٓئِكَ تَحَرَّوۡاْ رَشَدًا

Terjemahan: “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.

Tafsir Jalalain: وَأَنَّا مِنَّا ٱلۡمُسۡلِمُونَ وَمِنَّا ٱلۡقَٰسِطُونَ (Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada pula orang-orang yang menyimpang dari kebenaran) yakni melewati batas disebabkan kekafiran mereka. فَمَنۡ أَسۡلَمَ فَأُوْلَٰٓئِكَ تَحَرَّوۡاْ رَشَدًا (Barang siapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan petunjuk) atau menuju ke jalan hidayah.

Tafsir Ibnu Katsir: وَأَنَّا مِنَّا ٱلۡمُسۡلِمُونَ وَمِنَّا ٱلۡقَٰسِطُونَ (“dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada [pula] orang-orang yang menyimpang dari kebenaran.”) maksudnya di antara kami ada yang muslim dan ada pula yang melakukan penyimpangan dari kebenaran. Dan itu jelas berbeda dengan orang yang adil.

فَمَنۡ أَسۡلَمَ فَأُوْلَٰٓئِكَ تَحَرَّوۡاْ رَشَدًا (“Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus.”) yakni mereka telah memilih keselamatan untuk diri mereka sendiri.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa di antara jin-jin itu ada yang beriman menaati Allah, khusyuk dan ikhlas, serta beramal saleh. Ada pula di antara mereka yang berpaling dari ajaran yang benar. Oleh karena itu, barang siapa yang beriman kepada Allah dan menaati-Nya, sesungguhnya dia telah menempuh jalan yang akan menyampaikannya kepada kebahagiaan. Hal itu juga berarti bahwa ia telah melakukan sesuatu yang menyelamatkannya dari siksa neraka.

Baca Juga:  Surah Saba Ayat 7-9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang pasrah dan mengakui kebenaran dan ada yang menyimpang dari jalan kebenaran. Maka barangsiapa yang pasrah, ia telah berusaha memilih menempuh jalan kebenaran’.”

Surah Al-Jin Ayat 15
وَأَمَّا ٱلۡقَٰسِطُونَ فَكَانُواْ لِجَهَنَّمَ حَطَبًا

Terjemahan: “Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam.

Tafsir Jalalain: وَأَمَّا ٱلۡقَٰسِطُونَ فَكَانُواْ لِجَهَنَّمَ (Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahanam.”) atau sebagai bahan bakarnya. Dhamir anna dan annahum serta annahu yang terdapat pada dua belas tempat kembali kepada jin. Dan firman-Nya,

“Wa innaa minnal muslimuuna wa minnal qaasithuuna,” dibaca kasrah huruf hamzahnya, yaitu innaa berarti merupakan jumlah isti’naf atau kalimat baru. Jika dibaca fathah yaitu menjadi anna berarti kedudukannya disamakan dengan kalimat-kalimat sebelumnya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَأَمَّا ٱلۡقَٰسِطُونَ فَكَانُواْ لِجَهَنَّمَ حَطَبًا (“Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka jahanam.”) yakni bahan bakar yang dengan mereka itu neraka jahanam akan berkobar.

Tafsir Kemenag: Jin-jin yang beriman itu mencela jin yang kafir, dengan penegasan mereka sendiri, bahwa jin yang berpaling dari ketentuan-ketentuan Islam akan dijadikan bahan bakar neraka dan disiksa di dalamnya, sebagaimana manusia yang kafir.

Mereka juga menyatakan bahwa barang siapa yang taat (Islam), maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Semua yang dijelaskan dalam ayat-ayat yang telah lalu adalah pernyataan jin yang diungkapkan Allah. Berikut ini, Allah meneruskan kembali wahyu-wahyu-Nya yang disampaikan kepada Rasulullah saw.

Tafsir Quraish Shihab: Adapun orang-orang yang menyimpang dari jalan Islam, mereka itu akan menjadi bahan bakar neraka.

Surah Al-Jin Ayat 16
وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا

Terjemahan: “Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).

Tafsir Jalalain: Allah swt. berfirman mengenai orang-orang kafir Mekah: وَأَنْ (Dan bahwasanya) mereka; adalah bentuk takhfif dari anna, sedangkan isimnya tidak disebutkan, yakni annahum, artinya, bahwasanya mereka; diathafkan kepada lafal annahus tama’a لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ (jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu) yaitu agama Islam لَأَسۡقَيۡنَٰهُم مَّآءً غَدَقًا (benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang banyak) dari langit. Demikian itu setelah hujan dihentikan dari mereka selama tujuh tahun.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَأَنْ لَوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا (“dan bahwasannya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu [agama Islam], niscaya benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar. Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya.”)

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa siapa saja di antara manusia atau jin yang tetap berpegang dan menjalankan ketentuan-ketentuan Islam, Allah akan melapangkan rezekinya serta memudahkan semua urusan dunia mereka.

Dalam rangka melapangkan rezeki, Allah mengungkapkannya dengan kata “air yang segar”, karena air itu adalah sumber kehidupan. Banyak air berarti kebahagiaan yang luas. Firman Allah: Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. (al-A’raf/7: 96).

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya sekiranya manusia dan jin mengikuti jalan Islam dan tidak menyimpang darinya, niscaya Kami sirami mereka dengan banyak air yang dapat digunakan kapan saja diperlukan,

Surah Al-Jin Ayat 17
لِّنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِ وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ يَسۡلُكۡهُ عَذَابًا صَعَدًا

Terjemahan: “Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat 148-150; Seri Tadabbur Al Qur'an

Tafsir Jalalain: لِّنَفۡتِنَهُمۡ (Untuk Kami beri cobaan kepada mereka) untuk Kami uji mereka فِيهِ (dengan melaluinya) hingga Kami mengetahui bagaimana kesyukuran mereka, dengan pengetahuan yang nyata. وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ (Dan barang siapa yang berpaling dari peringatan Rabbnya) yakni Alquran َسۡلُكۡهُ (niscaya Kami akan memasukkannya) عَذَابًا صَعَدًا (ke dalam azab yang amat berat.).

Tafsir Ibnu Katsir: Berdasarkan hal tersebut, makna firman Allah Ta’ala: لِّنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِ ; yakni untuk menguji mereka. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Malik dari Zaid bin Aslam, لِّنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِ ; berarti untuk menguji mereka, siapa yang masih tetap dalam petunjuk dari mereka yang kembali ke jalan yang menyimpang, untuk selanjutnya terus beristiqamah dan taat.

Mujahid mengatakan: (“Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu.”) yakni Islam. Demikianlah yang dikatakan oleh Sa’id bin Jubair, Sa’id bin al-Musayyab, ‘Atha’, as-Suddi, dan Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi. Qatadah mengatakan: (“Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu.”) yaitu jika mereka semua beriman, niscaya akan Kami perluas dunia untuk mereka. Dan mengenai ayat ini Mujahid mengemukakan:

“Yakni jalan kebenaran.” Dan demikian pula yang disampaikan oleh adh-Dhahhak. Dalam hal itu, dia berdasar pada dua ayat yang telah disebutkan. Orang-orang itu atau mayoritas dair mereka berkata mengenai firman-Nya: لِّنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِ “Yakni, untuk menguji mereka dengan hal tersebut.”

Pendapat kedua: (“Jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu.”) kesesatan, (“niscaya benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar.”) yakni niscya Kami akan luaskan rizky bagi mereka setahap demi setahap, sebagaimana yang Dia firmankan yang artinya:

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (al-An’am: 44) dan memperkuat denga firman-Nya, linaftinaHum fiiHi.

Firman Allah: وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ يَسۡلُكۡهُ عَذَابًا صَعَدًا (“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Rabb-nya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam adzab yang amat berat.”) maksudnya, adzab yang berat lagi keras, menyakitkan lagi menimbulkan penderitaan. Dari Ibnu ‘Abbas, [berupa] tambang di neraka jahanam. Dan [dari] Sa’id bin Jubair, yakni sumur yang terdapat di dalamnya.

Tafsir Kemenag: Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa mereka diberi kelapangan hidup untuk menguji dan mengamati siapa di antara mereka yang mensyukuri nikmat-Nya dan siapa pula yang mengingkarinya. Bagi yang mensyukurinya, Allah menyediakan balasan yang paling sempurna, dan bagi mereka yang mengingkari, Allah memberikan kesempatan dan mengundurkan siksa-Nya. Kemudian barulah Allah menjatuhkan azab-Nya. Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:

Dan Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh. (al-Qalam/68: 45) Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa barang siapa yang berpaling dari Al-Qur’an dan petunjuk-Nya, tanpa mengikuti perintah-perintah-Nya serta tidak pula menjauhi larangan-larangan-Nya, Allah akan menyiksanya dengan azab yang paling dahsyat dan ia tidak dapat melepaskan diri daripada-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: agar dengan itu Kami dapat menguji bagaimana mereka mensyukuri nikmat Allah. Dan barangsiapa enggan menyembah Tuhannya maka Dia akan memasukkannya ke dalam siksa yang sulit dan tidak dapat menahan penderitaannya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Jin Ayat 11-17 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S