Surah Al-Mu’minun Ayat 18-22; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Mu'minun Ayat 18-22; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mu’minun Ayat 18-22 ini, Allah menjelaskan bahwa Allah menurunkan dari langit air hujan dengan kadar yang diperlukan, tidak terlalu lebat sehingga menimbulkan bencana banjir dan tidak terlalu sedikit sehingga cukup untuk mengairi kebun-kebun yang memerlukannya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ada pula tanah-tanah yang memerlukan banyak air, akan tetapi tidak tahan menerima hujan yang lebat, maka air yang diperlukan itu didatangkan dari negeri lain melalui sungai-sungai yang besar seperti sungai Nil di Mesir yang bersumber di tengah-tengah benua Afrika.

Kemudian Allah menjelaskan bahwa sesungguhnya pada penciptaan binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran yang sangat penting bagi manusia di samping manfaatnya yang besar sebagai nikmat pemberian Allah.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mu’minun Ayat 18-22

Surah Al-Mu’minun Ayat 18
وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ

Terjemahan: Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.

Tafsir Jalalain: وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ (Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran) berdasarkan kecukupan mereka فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ (lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya) jika demikian mereka pasti akan mati bersama dengan hewan ternak mereka karena kehausan.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala menyebutkan berbagai macam nikmat-Nya yang dilimpahkan kepada hamba-Nya yang tiada terhingga jumlahnya dan tidak juga dapat dihitung tetesan air yang diturunkan dari langit; biqadarin (“Menurut suatu ukuran.”) Yakni, sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan yang hanya akan merusak bumi dan pembangunan, dan tidak juga terlalu sedikit sehingga tidak cukup untuk mengairi tanaman dan buah-buahan, tetapi sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Firman-Nya: فَأَسْكَنَّاهُ فِي الْأَرْضِ (“Lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi,”) yakni, Kami tempatkan air itu tetap di bumi jika turun dari awan, dan Kami jadikan apa yang di bumi tersebut mau menerimanya, meminum dan memakannya, baik itu berupa biji-bijian maupun benih.

Firman-Nya: وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُونَ (“Dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.”) Maksudnya, jika Kami menghendaki untuk menurunkan hujan, niscaya Kami pasti akan menurunkannya. Dan jika Kami menghendaki untuk tidak menurunkannya kepada kalian pasti Kami akan melakukannya.

Dan seandainya Kami menghendaki niscaya Kami akan menjadikannya [jika turun] akan banjir setinggi yang kalian tidak sampai kepadanya dan kalian pun tidak dapat mengambil manfaat darinya, niscaya Kami dapat melakukannya.

Tetapi berkat kelembutan dan rahmat-Nya, Dia menurunkan kepada kalian air dari awan yang jernih lagi tawar, lalu menetap di bumi dengan mengaliri sumber-sumber air yang terdapat di bumi, sehingga air-air itu membuka banyak mata air dan sungai. Alhamdulillah.

Tafsir Kemenag: Lalu Allah menurunkan dari langit air hujan dengan kadar yang diperlukan, tidak terlalu lebat sehingga menimbulkan bencana banjir dan tidak terlalu sedikit sehingga cukup untuk mengairi kebun-kebun yang memerlukannya.

Ada pula tanah-tanah yang memerlukan banyak air, akan tetapi tidak tahan menerima hujan yang lebat, maka air yang diperlukan itu didatangkan dari negeri lain melalui sungai-sungai yang besar seperti sungai Nil di Mesir yang bersumber di tengah-tengah benua Afrika.

Di samping membawa air yang diperlukan, juga membawa lumpur yang sangat bermanfaat untuk menambah kesuburan. Air dapat tersimpan baik sebagai sungai-sungai, danau-danau dan bahkan sebagian tersimpan dalam bumi sebagai air tanah dangkal maupun air tanah dalam atau sering disebut sebagai groundwater.

Sebagian dari air itu dijadikan Allah menetap dalam bumi untuk mengisi sumur-sumur dan parit-parit yang berfungsi dalam bidang irigasi, dan karena air dalam bumi itu bersentuhan pula dengan lapisan-lapisan logam dan zat kimia lainnya, air itu mengandung unsur-unsur kimiawi yang menambah kesuburan tanah, dan bila lewat di lereng gunung-gunung berapi dapat pula menjadi sumber-sumber air panas yang mengandung belerang, dan dapat dijadikan tempat pemandian air panas yang sangat berguna untuk menyembuhkan penyakit kulit dan sebagainya.

Semua sumber penggunaan air itu, jika dimanfaatkan dengan rasa syukur kehadirat Allah, niscaya akan dapat dinikmati, akan tetapi jika manusia serakah dan merusaknya, maka sesungguhnya Allah berkuasa pula untuk menghilangkannya, terutama bila tempat-tempat itu dipakai untuk perbuatan maksiat.

Tafsir Quraish Shihab: Dari langit itu, Kami menurunkan hujan dengan hikmah dan kadar yang telah Kami tentukan. Untuk memudahkan pemanfaatannya, air hujan itu Kami simpan di dalam dan di atas permukaan bumi. Sesungguhnya, Kami Mahakuasa untuk menghilangkan air hujan dan menjadikan kalian tidak dapat memanfaatkankannya. Tetapi, karena sayang Kami kepada kalian, Kami tidak melakukan hal itu. Oleh karena itu, berimanlah dan bersyukurlah kepada Pencipta hujan itu.

Ayat ini mengisyaratkan fakta ilmu pengetahuan alam mengenai siklus air pada bumi. Proses penguapan air laut dan samudera akan membentuk awan yang kemudian menurunkan hujan sebagai sumber utama air bersih untuk permukaan bumi, di samping merupakan unsur terpenting bagi kehidupan.

Baca Juga:  Surah Yusuf Ayat 6; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Air hujan yang turun di atas permukaan bumi itu kemudian membentuk sungai yang mengalirkan sumber kehidupan ke daerah-daerah kering dan jauh untuk, pada akhirnya, bermuara di laut. Secara alami, air itu berputar dari laut ke udara, dari udara ke daratan, dan dari daratan ke laut lagi.

Dan begitu seterusnya. Akan tetapi, di antara air hujan itu ada yang meresap ke dalam perut bumi untuk kemudian berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Seringkali, air yang meresap itu menetap dan menjadi air tanah yang tersimpan di bawah kulit bumi untuk masa yang sangat panjang, seperti yang terdapat di bawah sahara barat Libya yang oleh beberapa penelitian mutakhir ditemukan telah berusia cukup lama.

Komponen- komponen geologis yang menyimpan air itu bisa mengalami perubahan suhu–yang oleh para ahli disebut revolusi geologi–yang dapat membawanya ke tempat-tempat lain yang kering untuk kemudian menyuburkannya. Ayat ini menunjukkan suatu hikmah adanya distribusi air sesuai kadar yang telah ditentukan oleh Allah Sang Maha Penentu Yang Mahabijaksana untuk memberikan manfaat dan mencegah bahaya.

Hikmah lain yang dapat diambil dari ayat ini adalah bahwa kehendak Allah subhanahu wa ta’ala menuntut tersimpannya sejumlah air di samudera dan lautan yang dapat menjamin keseimbangan suhu di muka bumi dan planet lainnya, agar tidak terjadi pertautan yang jauh antara suhu musim panas dan musim dingin yang tidak cocok dengan kehidupan.

Selain itu, air hujan yang diturunkan di atas daratan pun telah ditentukan kadarnya, agar tidak terjadi kelebihan yang dapat menutup seluruh permukaan bumi, atau kekurangan hingga tidak cukup untuk menyirami bagian daratan lain.

Surah Al-Mu’minun Ayat 19
فَأَنشَأْنَا لَكُم بِهِ جَنَّاتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَابٍ لَّكُمْ فِيهَا فَوَاكِهُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ

Terjemahan: Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan,

Tafsir Jalalain: فَأَنشَأْنَا لَكُم بِهِ جَنَّاتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَابٍ (Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untuk kalian kebun-kebun kurma dan anggur) kedua jenis buah-buahan ini kebanyakan terdapat di negeri Arab لَّكُمْ فِيهَا فَوَاكِهُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (di dalam kebun-kebun itu kalian peroleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kalian makan) di waktu musim panas dan musim dingin.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah Ta’ala: فَأَنشَأْنَا لَكُم بِهِ جَنَّاتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَابٍ (“Lalu dengan air itu, Kami tumbuhkan untukmu kebun-kebun kurma dan anggur.”) Yakni Kami keluarkan bagi kalian melalui apa yang Kami turunkan dari langit, aneka macam kebun dan taman. Firman-Nya, مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَابٍ (“Kebun-kebun kurma dan anggur,”) maksudnya, di dalamnya terdapat pohon kurma dan anggur.

Firman-Nya: لَّكُمْ فِيهَا فَوَاكِهُ كَثِيرَةٌ (“Di dalam kebun-kebun itu kamu peroleh buah-buahan yang banyak,”) yakni, dari seluruh macam buah-buahan. Firman-Nya: وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (“Dan sebahagian dari buah-buahan itu kamu makan.”) Seakan-akan diperikutkan pada sesuatu yang telah ditetapkan, yang kira-kira bermakna: “Kalian melihat kepada keindahan dan kematangannya, dan ada di antara buah-buahan itu yang kalian makan.”

Tafsir Kemenag: Lalu dengan sebab air hujan itu Allah menumbuhkan untuk manusia kebun-kebun kurma dan anggur dan buah-buahan lain yang beraneka warna yang dapat di makan. Ada pula dari tanam-tanaman itu yang menjadi sumber penghidupan, seperti dari hasil pohon lada, pala, cengkeh dan sebagainya.

Dijadikan pula untuk manusia sejenis pohon kayu yang keluar dari gunung Sinai yaitu pohon zaitun yang banyak tumbuh di sekitar gunung itu, yang banyak menghasilkan minyak dan sering digunakan untuk melezatkan hidangan dan pada akhir-akhir ini dapat pula dijadikan bahan kosmetik dan obat-obatan karena minyak zaitun tidak mengandung kolesterol yang berbahaya bagi tubuh.

Tafsir Quraish Shihab: Dari air itu, Kami menciptakan beraneka ragam kebun untuk kalian–seperti kebun kurma dan kebun anggur–yang menghasilkan banyak buah yang dapat kalian makan.

Surah Al-Mu’minun Ayat 20
وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِن طُورِ سَيْنَاءَ تَنبُتُ بِالدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِّلْآكِلِينَ

Terjemahan: dan pohon kayu keluar dari Thursina (pohon zaitun), yang menghasilkan minyak, dan pemakan makanan bagi orang-orang yang makan.

Tafsir Jalalain: وَ (Dan) Kami tumbuhkan pula تَخْرُجُ مِن طُورِ سَيْنَاءَ (pohon kayu yang asal tumbuhnya dari Thursina) dapat dibaca Sina dan Saina dengan tidak menerima Tanwin karena menjadi ‘Alamiyah, artinya nama sebuah bukit. Jika tidak menerima tanwin karena Illat Ta’nits, maka berarti nama suatu lembah تَنبُتُ (yang menghasilkan) dapat dibaca Tunbitu dan Tanbutu بِالدُّهْنِ (minyak) bila menurut bacaan Tunbitu maka huruf Ba dianggap huruf Zaidah, bila menurut bacaan yang kedua yaitu Tanbutu maka huruf Ba dianggap sebagai huruf Ta’diyah yang menggandengkan Fi’il dengan Maf’ul; pohon yang dimaksud adalah pohon Zaitun,

Baca Juga:  Qul Huwallahu Ahad; Asbabun Nuzul, Fadhilah dan Kisah Orang yang Istiqamah Membacanya

وَصِبْغٍ لِّلْآكِلِينَ (dan sebagai penyedap bagi orang-orang yang makan) lafal ini di’athafkan kepada lafal Bid Duhni, sehingga dibaca Wa Shibghin Lil Aakiliina. Artinya, sebagai penyedap suapan yang dicelupkan kepadanya kemudian dimakan, yang dimaksud adalah minyak Zaitun tersebut.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya lebih Ianjut: وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِن طُورِ سَيْنَاءَ (“Dan pohon kayu ke luar dari Thursina,”) yakni pohon zaitun. Thur adalah nama gunung. Sebagian mereka mengatakan: “Disebut Thur karena di dalamnya terdapat pohon. Jika tidak terdapat pepohonan sama sekali, maka tempat itu disebut Jabal, bukan Thur, wallahu a’lam.

Thursina adalah Thursinin yang ia adalah gunung, tempat dimana Allah berfirman langsung kepada Musa bin `Imran as. dan gunung-gunung yang ada di sekitarnya, yang di dalamnya terdapat pohon zaitun.”

Firman-Nya: تَنبُتُ بِالدُّهْنِ (“Yang menghasilkan minyak.”) Sebagian mereka mengatakan: “Huruf ba’ merupakan tambahan yang perkiraan artinya sebagai berikut: Yang mengeluarkan minyak.’ Oleh karena itu, Dia berfirman: وَصِبْغٍ (“Dan menjadi kuah,”) yakni lauk pauk. Demikian yang dikemukakan oleh Qatadah. لِّلْآكِلِينَ (“Bagi orang-orang yang makan,”) yakni, di dalamnya terdapat sesuatu yang dapat dimanfaatkan, baik itu berupa minyak maupun lauk pauk.

Tafsir Kemenag: Lalu dengan sebab air hujan itu Allah menumbuhkan untuk manusia kebun-kebun kurma dan anggur dan buah-buahan lain yang beraneka warna yang dapat di makan. Ada pula dari tanam-tanaman itu yang menjadi sumber penghidupan, seperti dari hasil pohon lada, pala, cengkeh dan sebagainya.

Dijadikan pula untuk manusia sejenis pohon kayu yang keluar dari gunung Sinai yaitu pohon zaitun yang banyak tumbuh di sekitar gunung itu, yang banyak menghasilkan minyak dan sering digunakan untuk melezatkan hidangan dan pada akhir-akhir ini dapat pula dijadikan bahan kosmetik dan obat-obatan karena minyak zaitun tidak mengandung kolesterol yang berbahaya bagi tubuh.

Tafsir Quraish Shihab: Kami menciptakan pula pohon zaitun yang tumbuh di bukit Sinai. Buahnya mengandung minyak yang dapat kalian manfaatkan. Di samping itu, zaitun merupakan lauk pauk bagi orang-orang yang memakannya.

Ayat ini menunjukkan bahwa pohon zaitun termasuk salah satu karunia Allah yang sangat besar yang disebut dalam beberapa ayat sebelum dan sesudah ayat ini. Hal itu adalah karena zaitun merupakan jenis pohon kayu yang berumur ratusan tahun.

Manusia tidak perlu bersusah payah menanamnya, tetapi dapat memetik buahnya untuk masa yang sangat panjang. Kelebihan pohon zaitun lainnya adalah warnanya yang selalu hijau dan indah. Selain itu, penelitian mutakhir membuktikan bahwa zaitun merupakan bahan makanan yang sangat baik yang mengandung kadar protein cukup tinggi.

Zaitun juga mengandung zat garam, zat besi dan fosforus yang merupakan bahan makanan terpenting bagi manusia. Lebih dari itu, zaitun mengandung vitamin A dan B. Dari buah zaitun dapat dihasilkan minyak yang pada umumnya juga digunakan sebagai bahan makanan. Sementara, dari segi kesehatan,

penelitian terkini membuktikan bahwa zaitun bermanfaat untuk alat pencernaan pada umumnya, terutama hati. Mutu minyak zaitun juga melebihi minyak-minyak lainnya, baik minyak nabati maupun minyak hewani, karena tidak mempunyai efek yang dapat menimbulkan penyakit pada peredaran dan pembuluh darah arteri seperti yang terdapat pada jenis minyak lainnya.

Zaitun juga dapat digunakan sebagai bahan penghalus kulit, di samping kegunaan-kegunaan industri lain seperti industri pembuatan sabun di mana zaitun merupakan salah satu bahan campuran terbaik.

Surah Al-Mu’minun Ayat 21
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ

Terjemahan: Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan,

Tafsir Jalalain: وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ (Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak bagi kalian) yakni unta, sapi dan kambing لَعِبْرَةً (benar-benar terdapat pelajaran yang penting) bahan pelajaran yang kalian dapat mengambil manfaat besar daripadanya نُّسْقِيكُم (Kami memberi minum kalian) dapat dibaca Nasqiikum dan Nusqiikum مِّمَّا فِي بُطُونِهَا (dari apa yang ada di dalam perutnya) yakni air susu وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ (dan juga pada hewan ternak itu terdapat faedah yang banyak bagi kalian) dari bulu domba, unta dan kambing serta manfaat-manfaat yang lainnya وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (dan sebagian daripadanya kalian makan).

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُّسْقِيكُم مِّمَّا فِي بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (“Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagimu, Kami memberimu minum dari air susu yang ada dalam perutnya, dan [juga] pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untukmu, dan sebagian darinya kamu makan,)

Baca Juga:  Surah Al-Hasyr Ayat 6-7; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Allah Ta’ala menyebutkan bahwa apa yang telah Dia ciptakan bagi makhluk-Nya pada binatang ternak terdapat berbagai manfaat, di mana mereka dapat meminum dari susu-susunya yang keluar dari saluran antara tempat kotoran dan saluran darah, mereka memakan dagingnya, membuat pakaian dari kulit dan juga bulu-bulunya,

Tafsir Kemenag: Sesungguhnya pada penciptaan binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran yang sangat penting bagi manusia di samping manfaatnya yang besar sebagai nikmat pemberian Allah. Binatang ternak bisa menjadi sumber pembelajaran dan bahan riset, misalnya bagaimana sapi yang makanan utamanya, setelah dikunyah dan masuk dalam perutnya, saripatinya kemudian bercampur dengan darah bisa menghasilkan susu yang sangat bermanfaat bagi tubuh.

Dari perutnya kemudian, Allah berkuasa untuk me-misahkan air susu dari percampuran dua benda yang kotor itu, yaitu darah dan kotoran sapi yang ada diperutnya, sebagaimana tersebut dalam firman Allah:

Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari apa yang ada dalam perutnya (berupa) susu murni antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang yang meminumnya (an-Nahl/16: 66)

Kemudian Allah menggambarkan dalam ayat lain kebahagiaan yang dirasakan pemilik sapi ketika melepaskan sapi-sapinya ke padang rumput di pagi hari. Kebahagiaan yang sama juga dirasakannya ketika ternak-ternak itu kembali ke kandangnya pada sore hari. Firman Allah:

Dan kamu memperoleh keindahan padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya (ke tempat penggembalaan). (an-Nahl/16: 6)

Jika diperinci, terdapat banyak manfaat yang diperoleh manusia dari binatang ternak itu:

  1. Air susu yang sangat lezat untuk diminum dan mengandung berbagai unsur yang dibutuhkan tubuh agar tetap sehat, juga dapat dijadikan mentega, keju, dan lain-lain.
  2. Bulu atau rambutnya dapat dijadikan bahan pakaian dan selimut yang sangat berguna terutama di musim dingin.
  3. Dagingnya dapat dimakan segera atau diawetkan dalam kaleng.
  4. Dijadikan kendaraan, terutama untuk pergi ke tempat yang jauh yang sulit dicapai dengan kendaraan lain seperti tersebut dalam ayat 21.

Dan ia mengangkut beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup mencapainya, kecuali dengan susah payah. (an-Nahl/16: 7).

Tafsir Quraish Shihab: Sungguh, pada hewan-hewan ternak seperti unta, sapi dan kambing, benar-benar terdapat bukti kekuasaan dan pertanda kemurahan Kami dalam menganugerahkan karunia untuk kalian. Kalian Kami beri minum susu murni, lezat dan mudah diminum, yang keluar dari dalam perut hewan-hewan itu. Selain susu, hewan-hewan itu mengandung daging, kulit dan bulu yang juga sangat berguna. Dari hewan-hewan itu kalian dapat hidup memperoleh rezeki.

Surah Al-Mu’minun Ayat 22
وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ

Terjemahan: dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu kamu diangkut.

Tafsir Jalalain: وَعَلَيْهَا (Dan di atas punggung-punggung ternak itu) khususnya unta وَعَلَى الْفُلْكِ (dan juga di atas bahtera) yaitu perahu-perahu dan kapal-kapal تُحْمَلُونَ (kalian diangkut).

Tafsir Ibnu Katsir: وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ (dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan [juga] di atas perahu-perahu kamu diangkut.”)

Allah Ta’ala menyebutkan bahwa apa yang telah Dia ciptakan bagi makhluk-Nya pada binatang ternak terdapat berbagai manfaat, di mana mereka dapat meminum dari susu-susunya yang keluar dari saluran antara tempat kotoran dan saluran darah, mereka memakan dagingnya, membuat pakaian dari kulit dan juga bulu-bulunya, dan mereka juga menaiki punggung binatang-binatang tersebut, bahkan mereka juga membebani binatang-binatang itu dengan berbagai beban berat menuju ke negara yang jauh.

Tafsir Kemenag: Di atas punggung binatang ternak itu, terutama unta, dapat dijadikan sarana untuk mengangkut manusia atau barang ke tempat yang sangat jauh melalui padang pasir yang sulit untuk dilalui oleh kendaraan lain, di samping dapat mempergunakan kapal-kapal sebagai kendaraan di laut.

Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai, untuk kamu tunggangi dan (menjadi) perhiasan. Allah menciptakan apa yang tidak kamu ketahui. (an-Nahl/16: 8).

Tafsir Quraish Shihab: Di atas hewan-hewan itu, dan di atas bahtera, kalian bepergian dan membawa muatan yang berat. Kami menciptakan berbagai sarana transportasi dan angkutan, baik di darat maupun di laut. Dengan begitu akan terjadi komunikasi di antara kalian.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mu’minun Ayat 18-22 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S