Surah Al-Mu’minun Ayat 84-90; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Mu'minun Ayat 84-90

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mu’minun Ayat 84-90 ini, Allah menegaskan kepada orang-orang kafir itu, karena semua pertanyaan yang dikemukakan kepada mereka mengenai Allah sebagai Pencipta, Pemilik dan Pengatur segalanya, mereka jawab dengan jawaban yang benar dan positif, bahwa Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk memperbaiki dan meluruskan akidah mereka yang telah sesat,

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

adalah benar dan tuduhan-tuduhan yang mereka kemukakan terhadap Muhammad dan Al-Qur’an yang dibawanya adalah keliru dan bohong. Al-Qur’an bukanlah dongengan-dongengan orang dahulu, tetapi benar-benar wahyu dan petunjuk dari Allah Yang Maha Pencipta, Mahakuasa dan Yang Mengatur segala sesuatu, baik di bumi maupun di langit dengan hikmat dan kebijaksanaan-Nya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mu’minun Ayat 84-90

Surah Al-Mu’minun Ayat 84
قُلۡ لِّمَنِ الۡاَرۡضُ وَ مَنۡ فِیۡہَاۤ اِنۡ کُنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ

Terjemahan: Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?”

Tafsir Jalalain: قُل (Katakanlah) kepada mereka, لِّمَنِ الْأَرْضُ وَمَن فِيهَا (“Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya) yakni semua makhluk yang ada padanya إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ (jika kalian mengetahui?”) siapa pencipta dan pemiliknya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala menetapkan ke-esaan dan kesendirian-Nya dalam menciptakan dan memegang kendali, di mana Dia berfirman: قُل لِّمَنِ الْأَرْضُ وَمَن فِيهَا (“Katakanlah: ‘Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya?’”) Maksudnya, siapakah Raja pemilik bumi seisinya itu yang telah menciptakannya dan juga hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan yang terdapat di dalamnya serta berbagai jenis makhluk yang ada. إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ (jika kamu mengetahui?”)

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya menanyakan kepada orang-orang kafir yang mengatakan bahwa tidak mungkin Allah kuasa menghidupkan kembali orang yang telah mati sedang tulang belulangnya telah remuk menjadi tanah dan tak mungkin Dia mengumpulkan mereka di padang Mahsyar nanti.

Siapakah yang memiliki bumi dan segala yang ada padanya? Orang-orang kafir diminta untuk menjawab pertanyaan ini. Pada dasarnya mereka akan menjawab bahwa pemiliknya dan yang berkuasa atasnya ialah Allah, karena demikianlah kepercayaan nenek moyang mereka. Hanya mereka telah jauh menyimpang dari agama tauhid yang murni dan akidah mereka telah dikotori kepercayaan yang tidak benar dan menyesatkan.

Oleh sebab itu, Allah mengemukakan pertanyaan ini kepada mereka seakan-akan mereka tidak mengetahuinya sama sekali atau telah melupakannya.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai Muhammad, katakan kepada mereka, “Siapakah gerangan yang menguasai bumi dengan manusia dan berbagai makhluk yang ada di dalamnya? Kalau kalian tahu, jawablah pertanyaanku!”

Surah Al-Mu’minun Ayat 85
سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

Terjemahan: Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah”. Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?”

Tafsir Jalalain: سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ (Mereka akan menjawab, “Kepunyaan Allah.” Katakanlah) kepada mereka, (“Maka apakah kalian tidak memikirkannya?”) asal Tadzakkaruuna adalah Tatadzakkaruuna kemudian huruf Ta yang kedua diidgamkan atau dimasukkan ke dalam huruf Dzal setelah terlebih dahulu diganti menjadi Dzal, sehingga jadilah Tadzakkaruuna, artinya mengambil pelajaran.

Maksudnya, apakah kalian tidak mengambil pelajaran daripadanya, karena kalian mengetahui, bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan untuk pertama kali, Maha Kuasa pula untuk menghidupkannya kembali, sesudah ciptaan-Nya mati.

Tafsir Ibnu Katsir: سَيَقُولُونَ لِلَّهِ (“’Jika kamu mengetahui? Maka mereka akan mengatakan: ‘Kepunyaan Allah.’”) Maksudnya, mereka mengakui bahwa semuanya itu adalah milik Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Jika demikian keadaan-nya: قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (“Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak ingat?’”) bahwasanya tidak sepatutnya ibadah itu dijalankan kecuali hanya (ditujukan) bagi sang Khalik lagi Pemberi rizki, tidak kepada yang lainnya.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw supaya menanyakan kepada orang-orang kafir yang mengatakan bahwa tidak mungkin Allah kuasa menghidupkan kembali orang yang telah mati sedang tulang belulangnya telah remuk menjadi tanah dan tak mungkin Dia mengumpulkan mereka di padang Mahsyar nanti.

Siapakah yang memiliki bumi dan segala yang ada padanya? Orang-orang kafir diminta untuk menjawab pertanyaan ini. Pada dasarnya mereka akan menjawab bahwa pemiliknya dan yang berkuasa atasnya ialah Allah, karena demikianlah kepercayaan nenek moyang mereka.

Baca Juga:  Surah Al-Hadid Ayat 1-3; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Hanya mereka telah jauh menyimpang dari agama tauhid yang murni dan akidah mereka telah dikotori kepercayaan yang tidak benar dan menyesatkan. Oleh sebab itu, Allah mengemukakan pertanyaan ini kepada mereka seakan-akan mereka tidak mengetahuinya sama sekali atau telah melupakannya.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka tentu akan menyatakan bahwa bumi adalah milik Allah subhanahu wa ta’ala Kalau begitu, katakan lagi kepada mereka, “Lalu mengapa kalian menyekutukan-Nya? Tidakkah kalian menyadari bahwa Zat Yang menguasai itu semua pantas untuk disembah?”

Surah Al-Mu’minun Ayat 56
قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Terjemahan: Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya ‘Arsy yang besar?”

Tafsir Jalalain: قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (Katakanlah! “Siapakah Rabb langit yang tujuh dan Rabb Arasy yang besar”) yakni Al Kursi.

Tafsir Ibnu Katsir: قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (“Katakanlah: ‘Siapakah pemilik langit yang tujuh dan pemilik ‘Arsy yang besar [agung]?’”) Maksudnya, siapakah Pencipta alam yang tinggi ini yang di dalamnya terdapat bintang-bintang yang bersinar dan para Malaikat yang penuh ketundukan kepada-Nya di seluruh tempat dan penjurunya? Dan siapa pula Rabb pemilik Arsy yang agung, yakni atap bagi seluruh makhluk, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwAyatkan oleh Abu Dawud dari Rasulullah, di mana beliau bersabda:

“Keadaan Allah lebih agung dari itu, sesungguhnyaArsy-Nya di atas langit-langit-Nya seperti ini.” Beliau memberikan isyarat dengan tangannya seperti kubah. Oleh karena itu, di sini Allah berfirman,

وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (“pemilik Arsy yang agung?”) Yakni yang besar. Dan di akhir surat, Dia berfirman,”Pemilik Arsy yang mulia,” yakni, yang baik lagi indah. Dia telah menyatukan Arsy dalam keagungan, keluasan, ketinggian, keindahan,dan kemegahan.

Tafsir Kemenag: Kemudian Allah memerintahkan pula agar Nabi Muhammad saw menanyakan kembali kepada mereka, bahwa siapakah yang mencipta-kan langit yang tujuh dan yang menciptakan `arsy yang besarnya meliputi langit dan bumi sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: “Kursi-Nya meliputi langit dan bumi.” (al-Baqarah/2: 255)

Siapakah yang mengatur dan mengurusnya sehingga segalanya berjalan menurut aturan yang demikian teliti dan baik. Allah menetapkan langsung jawaban atas pertanyaan ini karena pastilah jawaban orang-orang kafir ini sama yaitu pencipta itu semua adalah Allah Yang memiliki dan menguasainya.

Tidak akan ada jawaban mereka selain itu karena itulah pada dasarnya kepercayaan mereka. Hanya saja mereka di samping mengakui kekuasaan Allah mereka menyembah pula sembahan-sembahan seperti berhala dan sebagainya.

Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada mereka, “Kalau benar Allah yang menciptakan langit yang tujuh dan menciptakan ‘arsy yang mahabesar, dan Allah-lah yang mengatur dan mengurusnya, mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya dan tidak mau mengikuti ajaran dan perintah-Nya? Kenapa kamu tetap saja menyembah berhala, sedang penyembahan selain Allah itu sangat dimurkai oleh-Nya?”.

Tafsir Quraish Shihab: Katakan pula, “Siapakah Tuhan Pemilik tujuh lapis langit dan singgasana agung?”

Surah Al-Mu’minun Ayat 87
سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ

Terjemahan: Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah”. Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?”

Tafsir Jalalain: سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (Mereka akan menjawab, “Kepunyaan Allah”. Katakanlah! “Apakah kalian tidak bertakwa?”) tidak takut bila kalian menyembah selain-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya lebih lanjut: سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (“Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’ Katakanlah: ‘Maka apakah kamu tidak bertakwa?’”) Maksudnya, jika kalian mengakui bahwa Allah adalah pemilik langit dan pemilik Arsy yang agung, maka apakah kalian tidak takut akan siksa-Nya dan tidak berusaha menghindari adzab-Nya dalam penyembahan kalian terhadap pihak lain selain Dia dan juga dalam penyekutuan kalian terhadap-Nya?

Tafsir Kemenag: Kemudian Allah memerintahkan pula agar Nabi Muhammad saw menanyakan kembali kepada mereka, bahwa siapakah yang mencipta-kan langit yang tujuh dan yang menciptakan `arsy yang besarnya meliputi langit dan bumi sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: “Kursi-Nya meliputi langit dan bumi.” (al-Baqarah/2: 255)

Baca Juga:  Surah Al-Hijr Ayat 65-66; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Siapakah yang mengatur dan mengurusnya sehingga segalanya berjalan menurut aturan yang demikian teliti dan baik. Allah menetapkan langsung jawaban atas pertanyaan ini karena pastilah jawaban orang-orang kafir ini sama yaitu pencipta itu semua adalah Allah Yang memiliki dan menguasainya. Tidak akan ada jawaban mereka selain itu karena itulah pada dasarnya kepercayaan mereka.

Hanya saja mereka di samping mengakui kekuasaan Allah mereka menyembah pula sembahan-sembahan seperti berhala dan sebagainya. Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar mengatakan kepada mereka, “Kalau benar Allah yang menciptakan langit yang tujuh dan menciptakan ‘arsy yang mahabesar,

dan Allah-lah yang mengatur dan mengurusnya, mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya dan tidak mau mengikuti ajaran dan perintah-Nya? Kenapa kamu tetap saja menyembah berhala, sedang penyembahan selain Allah itu sangat dimurkai oleh-Nya?”.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka tentu akan menyatakan bahwa pemiliknya adalah Allah subhanahu wa ta’ala Kalau begitu, katakan kepada mereka,
“Tidakkah kalian takut akibat menyekutukan dan mendurhakai Tuhan Pencipta itu semua?”

Surah Al-mu’minun Ayat 88
قُلْ مَن بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Terjemahan: Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?”

Tafsir Jalalain: قُلْ مَن بِيَدِهِ مَلَكُوتُ (Katakanlah! “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan) yakni merajai كُلِّ شَيْءٍ (segala sesuatu) lafal Malakuut huruf Ta yang ada padanya menunjukkan makna Mubalaghah, yakni kekuasaan di atas segala kekuasaan وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ (sedangkan Dia melindungi dan tidak membutuhkan perlindungan) Dia melindungi dan tidak memerlukan perlindungan إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ (jika kalian mengetahui?”).

Tafsir Ibnu Katsir: قُلْ مَن بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ (“Katakanlah: ‘Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu,”) yakni, di tangan-Nya terdapat kerajaan, Dia itulah Allah yang Mahasuci, sang Pencipta, Raja, dan Pemegang kendali.

وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ (“Sedang Dia melindungi tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari [adzab]-Nya, jika kamu mengetahui?”) Bangsa Arab dahulu, jika ada orang yang dipertuan di antara mereka, lalu dia memberikan perlindungan kepada seseorang, maka tidak ada penjagaan di sekitarnya dan orang-orang yang ada di bawahnya tidak boleh melindunginya agar dia tidak mengecilkannya.

Tafsir Kemenag: Lalu Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad menanyakan pula kepada mereka, siapakah yang menguasai segala sesuatu dan mengaturnya. Yang di tangan-Nya terletak kekuasaan mutlak. Bila Allah melindungi seseorang, tak ada satu kekuasaan pun yang dapat menimpakan malapetaka atasnya atau membinasakannya.

Sebaliknya bila Dia hendak menimpakan bahaya kepada seseorang tak ada pula satu kekuatan pun yang dapat melindungi orang itu. Siapakah yang mempunyai sifat demikian Yang Mahakuasa lagi Maha Perkasa? Rasul meminta orang-orang kafir itu menjawab pertanyaan-pertanyaan ini jika mereka benar-benar mengetahui.

Tafsir Quraish Shihab:: Katakan pula, “Siapakah gerangan yang memiliki segala sesuatu, yang memiliki kekuasaan penuh atas segala sesuatu, yang melindungi siapa saja yang dikehendaki-Nya dengan kekuasaan-Nya dan Tuhan yang siksa-Nya kepada seseorang tidak dapat dihalangi oleh siapa pun? Kalau kalian mengetahui jawabannya, jawablah pertanyaanku ini!”

Surah Al-Mu’minun Ayat 89
سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ

Terjemahan: Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah”. Katakanlah: “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?”

Tafsir Jalalain: سَيَقُولُونَ لِلَّهِ (Mereka akan menjawab, “Kepunyaan Allah”) menurut qiraat yang lain dibaca Allah, baik dalam Ayat ini maupun dalam Ayat sebelumnya. Demikian itu karena makna yang dimaksud adalah, kepunyaan siapakah hal-hal yang telah disebutkan itu

قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ (Katakanlah! “Kalau demikian maka dari jalan manakah kalian merasa ditipu?”) ditipu dan dikelabui dari perkara yang hak, yaitu menyembah Allah semata. Maksudnya, bagaimanakah bisa terbayangkan dalam benak kalian bahwasanya hal ini batil?.

Baca Juga:  Surah Al-Anbiya Ayat 10-15; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: سَيَقُولُونَ لِلَّهِ (“Mereka akan menjawab: ‘Kepunyaan Allah.’”) Maksudnya, mereka akan mengakui bahwa Rabb yang Mahaagung yang memberi perlindungan dan tidak ada yang dapat dilindungi dari-Nya adalah Allah yang Mahatinggi saja, yang tiada sekutu bagi-Nya.

قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ (“Katakanlah, ‘[Kalau demikian], maka dari jalan manakah kamu ditipu?’”) Maksudnya, bagaimana bisa akal kalian hilang dalam penyembahan kalian terhadap selain Allah, padahal kalian mengakui dan mengetahui hal tersebut?

Tafsir Kemenag: Mereka pasti akan menjawab bahwa yang demikian itu sifatnya adalah Allah semata. Oleh sebab itu, Allah memastikan bahwa mereka akan menjawab seperti itu dan memerintahkan kepada Nabi untuk menanyakan kembali kepada mereka.

Kalau mereka mengetahui bahwa Allah Yang Mahakuasa dan Mahaperkasa, mengapa mereka sampai tertipu dan berpaling dari agama tauhid dan selalu menentang Allah dan durhaka kepada-Nya? Dengan menyembah berhala atau lainnya seakan-akan mereka telah kena sihir dan pikiran mereka tak dapat mempercayai lagi sehingga akidah mereka menjadi kacau balau, mencampur aduk yang benar dengan yang salah, sehingga mereka mempersekutukan Allah dengan lain-Nya. Padahal Allah tidak akan membenarkan tindakan mereka itu bahkan sangat murka.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka akan menyatakan, “Allah.” Kalau begitu, katakan kepada mereka, “Lalu mengapa kalian tertipu oleh keinginan hawa nafsu dan oleh bujukan setan, lalu tidak taat kepada Allah?”

Surah Al-Mu’minun Ayat 90
بَلْ أَتَيْنَاهُم بِالْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

Terjemahan: Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.

Tafsir Jalalain: بَلْ أَتَيْنَاهُم بِالْحَقِّ (Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka) dengan sesungguhnya وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta) sewaktu mereka menentang kebenaran itu; kebenaran tersebut adalah,.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman: بَلْ أَتَيْنَاهُم بِالْحَقِّ (“Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka,”) yaitu pemberitahuan bahwasanya tidak ada Ilah (yang haq) selain Allah. Dan Kami juga telah memberikan dalil yang shahih lagi jelas dan pasti mengenai hal tersebut.

وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (“Dansesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.”) Yakni, dalam penyembahan mereka terhadap Allah beserta (penyembahan terhadap) selain-Nya, sedang mereka tidak memiliki dalil tentang hal tersebut.

Sesungguhnya mereka mengerjakan hal tersebut karena mengikuti nenek moyang dan para pendahulu mereka, sebagaimana yang difirmankan Allah swt. tentang mereka yang artinya: “Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” (QS. Az-Zukhruf: 23)

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini Allah menegaskan kepada orang-orang kafir itu, karena semua pertanyaan yang dikemukakan kepada mereka mengenai Allah sebagai Pencipta, Pemilik dan Pengatur segalanya, mereka jawab dengan jawaban yang benar dan positif,

bahwa Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk memperbaiki dan meluruskan akidah mereka yang telah sesat, adalah benar dan tuduhan-tuduhan yang mereka kemukakan terhadap Muhammad dan Al-Qur’an yang dibawanya adalah keliru dan bohong.

Al-Qur’an bukanlah dongengan-dongengan orang dahulu, tetapi benar-benar wahyu dan petunjuk dari Allah Yang Maha Pencipta, Mahakuasa dan Yang Mengatur segala sesuatu, baik di bumi maupun di langit dengan hikmat dan kebijaksanaan-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Sungguh, Kami telah menerangkan kebenaran kepada mereka melalui rasul-rasul utusan Kami.
orang-orang kafir itu sungguh bohong belaka dalam segala hal yang bertentangan dengan kebenaran itu.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mu’minun Ayat 84-90 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S