Surah An-Nahl Ayat 14-18; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nahl Ayat 14-18

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nahl Ayat 14-18, ayat ini menjelaskan peran gunung dan bumi, kemudian bintang-bintang di langit. Dalam ayat-ayat lainnya al-Quran menyebutkan, gunung berperan untuk menormalkan dan menenangkan bumi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Gunung-gunung batu besar di seluruh dunia mencegah bergeraknya bumi akibat tekanan di dasar bumi dan menjadikannya tenang dan dapat didiami oleh manusia.

Nikmat-nikmat Allah tidak dapat dibatasi dengan apa yang telah disebutkan. Karena nikmat Ilahi tidak terbatas dan tak ada seorangpun yang mampu menghitungnya. Namun tetap saja ada sebagian orang yang tidak sadar dan masih menyembah arca dan menerima penguasa-penguasa zalim.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl Ayat 14-18

Surah An-Nahl Ayat 14
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Terjemahan: Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.

Tafsir Jalalain: وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ (Dan Dialah yang menundukkan lautan) Dia telah membuatnya jinak sehingga dapat dinaiki dan diselami لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا (agar kalian dapat memakan daripadanya daging yang segar) yaitu ikan.

وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا (dan kalian mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kalian pakai) yaitu berupa mutiara dan marjan وَتَرَى (dan kamu melihat) menyaksikan الْفُلْكَ (bahtera) perahu-perahu مَوَاخِرَ فِيهِ (berlayar padanya) dapat melaju di atas air; artinya dapat membelah ombak melaju ke depan atau ke belakang hanya ditiup oleh satu arah angin.

وَلِتَبْتَغُوا (dan supaya kalian mencari) lafal ini diathafkan kepada lafal lita’kuluu, artinya supaya kalian mencari keuntungan مِن فَضْلِهِ (dari karunia-Nya) karunia Allah swt. lewat berniaga وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (dan supaya kalian bersyukur) kepada Allah swt. atas karunia itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah memberi khabar tentang pengendalian-Nya terhadap lautan yang menggebu-gebu dengan ombak, dan Allah memberi anugerah kepada hamba-Nya dengan menundukkan lautan itu untuk mereka, dan membuatnya mudah untuk mengarunginya, dan menjadikan di dalamnya ikan besar dan ikan kecil,

dan menjadikan dagingnya halal; baik dari yang hidup atau dari yang mati, ketika halal (diluar kegiatan haji dan umrah) atau ketika ihram, dan Allah memberi anugerah kepada mereka dengan apa yang Allah ciptakan di dalam lautan itu, berupa mutiara dan permata yang sangat berharga.

Dan Allah memudahkan bagi mereka untuk mengeluarkan mutiara dan permata itu dari tempatnya, sehingga menjadi perhiasan yang mereka memakainya. Dan Allah memberi anugerah kepada mereka dengan menundukkan lautan untuk membawa perahu-perahu mengarunginya dan dikatakan pula, angin yang menggerakkannya; dua macam pengertian ini benar.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 35-37; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Maka dari itu Allah berfirman: وَلِتَبْتَغُوا مِن فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (Dan supaya kamu mencari [keuntungan] dari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur) Maksudnya, nikmat-nikmat-Nya dan kebaikan-kebaikan-Nya

Tafsir Kemenag: Allah swt menyebutkan nikmat-nikmat yang terdapat di lautan yang diberikan kepada hamba-Nya. Dijelaskan bahwa Dia yang telah mengendalikan lautan untuk manusia. Maksudnya ialah mengendalikan segala macam nikmat-Nya yang terdapat di lautan agar manusia dapat memperoleh makanan dari lautan itu berupa daging yang segar, yaitu segala macam jenis ikan yang diperoleh manusia dengan jalan menangkapnya.

Nikmat-nikmat Allah itu disebutkan agar manusia mensyukuri semua nikmat yang diberikan-Nya kepada mereka. Juga dimaksudkan agar manusia dapat memahami betapa besar nikmat Allah yang telah diberikan pada mereka dan memanfaatkan nikmat yang tiada tara itu untuk beribadah kepada-Nya dan kesejahteraan mereka sendiri.

Surah An-Nahl Ayat 15
وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Terjemahan: Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,

Tafsir Jalalain: وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ (Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi dengan kokohnya) gunung-gunung yang tegak kokoh supaya أَن (tidak) jangan تَمِيدَ (bumi itu goncang) bergerak بِكُمْ (bersama kalian dan) Dia telah menciptakan padanya وَأَنْهَارًا (sungai-sungai) seperti sungai Nil وَسُبُلًا (dan jalan-jalan) jalan untuk dilalui لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (agar kalian mendapat petunjuk) untuk sampai kepada tujuan-tujuan kalian.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah Ta’ala menyebutkan bumi dan apa yang ada di dalamnya berupa gunung-gunung yang tinggi dan kokoh agar bumi tenang dan tidak goncang dengan apa yang ada di atasnya berupa binatang-binatang, karena kalau bumi goncang, binatang binatang itu tidak nyaman hidupnya.

Firman Allah: وَأَنْهَارًا وَسُبُلً ([Dan Dia menciptakan] sungai-sungai dan jalan-jalan) maksudnya, Allah menjadikan di atas bumi sungai-sungai yang mengalir dari suatu tempat ke tempat yang lain, sebagai rizki untuk para hamba.

Sungai-sungai itu bersumber disuatu tempat dan merupakan rizki bagi penduduk tempat yang lain, sungai-sungai itu membelah bumi, daratan, tempat-temp at sunyi, mengoyak gunung-gunung dan bukit-bukit, maka sampailah sungai-sungai itu ke negeri yang Allah tentukan untuk penduduknya itu.

Sungai-sungai itu mengalir di atas bumi, ke kanan, ke kiri, ke selatan, ke utara, ke timur dan ke barat. Sungai-sungai itu ada yang kecil, ada yang besar.

Tafsir Kemenag: Allah swt juga menyebutkan nikmat yang didapat manusia secara tidak langsung. Dia menciptakan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang. Dengan demikian, binatang-binatang serta manusia yang berada di permukaannya dapat hidup tenang.

Allah swt menciptakan sungai di permukaan bumi yang mengalir dari suatu tempat ke tempat lain sebagai nikmat yang diberikan pada hamba-Nya. Sungai itu berfungsi sebagai sumber pengairan yang dapat diatur untuk mengairi sawah dan ladang, sehingga manusia dapat bercocok tanam untuk memenuhi segala macam kebutuhannya.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 114-117; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Allah swt menyebutkan bahwa manfaat dari jalan-jalan itu agar manusia mendapat petunjuk. Artinya tidak tersesat tanpa arah tujuan.

Surah An-Nahl Ayat 16
وَعَلَامَاتٍ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ

Terjemahan: dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.

Tafsir Jalalain: وَعَلَامَاتٍ (Dan Dia ciptakan, tanda-tanda) dengan melaluinya kalian mendapat petunjuk arah jalan yang kalian lalui, seperti gunung-gunung dan sungai-sungai.

وَبِالنَّجْمِ (Dan dengan bintang-bintang itulah) yang dimaksud adalah bentuk jamak sekalipun lafalnya mufrad هُمْ يَهْتَدُونَ (mereka mendapat petunjuk) jalan dan arah kiblat di waktu malam hari.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَعَلَامَاتٍ (Dan [Dia ciptakan] tanda-tanda [petunjuk]) maksudnya petunjuk-petunjuk, berupa gunung-gunung yang besar, bukit-bukit yang kecil dan sejenisnya, yang orang-orang musafir dapat mengetahui adanya daratan dan lautan jika mereka tersesat di jalan.

Dan firman Allah: وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ (Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk) maksudnya dalam kegelapan malam, seperti yang di ucapkan Ibnu ‘Abbas. Kemudian Allah Ta’ala mengingatkan atas kebesaran-Nya dan bahwasanya ibadah itu tidak layak kecuali kepada-Nya, bukan untuk yang lain-Nya, berupa berhala-berhala yang tidak menciptakan sesuatu apa pun, bahkan berhala-berhala itu diciptakan.

Tafsir Kemenag: Allah swt menciptakan gunung-gunung itu sebagai tanda yang dapat digunakan manusia sebagai petunjuk untuk mengetahui di mana mereka berada. Apabila seseorang berlayar di lautan dan masih dapat melihat rambu-rambu darat maka gunung-gunung itulah sebagai tanda baginya untuk menentukan posisi dan kedudukan perahunya.

Manusia dapat mengambil petunjuk dari bintang dengan jalan mengenal gugusan bintang-bintang itu yang dalam ilmu falak telah diberi nama-nama tersendiri.

Surah An-Nahl Ayat 17
أَفَمَن يَخْلُقُ كَمَن لَّا يَخْلُقُ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

Terjemahan: Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)?. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.

Tafsir Jalalain: أَفَمَن يَخْلُقُ (Maka apakah Tuhan yang menciptakan itu) itu Allah كَمَن لَّا يَخْلُقُ (sama dengan yang tidak menciptakan apa-apa) yang dimaksud adalah berhala-berhala, karena mereka menyekutukannya bersama dengan Allah dalam hal beribadah? Tentu saja tidak.

أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran) dari hal ini, karenanya kemudian kalian beriman?.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka dari itu Allah berfirman: أَفَمَن يَخْلُقُ كَمَن لَّا يَخْلُقُ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (Maka apakah Allah menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan [apa-apa] maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran) Kemudian Allah mengingatkan hamba-hamba-Nya atas banyaknya nikmat dan kebaikan yang diberikan kepada mereka.

Tafsir Kemenag: Sesudah itu, Allah swt membungkam orang-orang musyrik dan mematahkan alasan-alasan yang mereka kemukakan karena mereka tidak mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah dan tetap bergelimang dalam kemusyrikannya.

Allah swt menyuruh mereka agar memperhatikan apakah yang menciptakan segala macam nikmat yang diberikan kepada manusia sama dengan patung-patung yang mereka sembah yang tidak dapat menciptakan apa-apa.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 2; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mengapa mereka tidak mengambil pelajaran dari berbagai macam nikmat tadi sehingga mereka akan mengenal siapakah sebenarnya yang pantas memiliki kekuasaan tertinggi, dan menentukan segala macam bentuk kejadian menurut kehendaknya.

Surah An-Nahl Ayat 18
وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

Terjemahan: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tafsir Jalalain: وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا (Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya) tidak dapat menghitungnya terlebih lagi untuk mensyukurinya secara layak kalian tidak akan mampu melakukannya.

إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) karena Dia telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kalian padahal kalian meremehkan dan mendurhakai-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka Allah berfirman: وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ (Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya, sesungguhnya Allah benar-benar Mahapengampun lagi Mahapenyayang) maksudnya nikmat-nikmat itu melimpah bagimu semua,

dan seandainya Dia memintamu untuk bersyukur atas semua nikmat-Nya, niscaya kamu semua tidak mampu melaksanakannya kalaupun Dia memerintahkan untuk itu, kalian pun lemah dan meninggalkan untuk melaksanakannya dan seandainya Dia menyiksamu niscaya Dia akan menyiksamu,

dan Dia tidak berbuat dhalim terhadapmu, akan tetapi Dia itu Mahapengampun lagi Mahapenyayang, mengampuni dosa yang banyak dan memberi pahala amal yang sedikit.

Tafsir Kemenag: Allah lalu menegaskan bahwa apabila manusia mau menghitung nikmat-Nya, tentu mereka tak akan dapat menentukan jumlahnya karena pikiran manusia itu sangat terbatas, sedangkan nikmat Allah begitu luas.

Oleh sebab itu, kewajiban manusia hanyalah mensyukuri nikmat-nikmat itu dan memanfaatkannya untuk memenuhi keperluan hidupnya dan berkhidmat kepada masyarakat sesuai dengan tuntunan dan keridaan Allah.

Di akhir ayat ditegaskan bahwa sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Pengampunan disebut dalam ayat ini karena kebanyakan manusia mensyukuri sebagian kecil dari nikmat yang mereka terima, sedangkan nikmat-nikmat yang sangat luas mereka lupakan begitu saja.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nahl Ayat 14-18 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S