Surah Az-Zumar Ayat 27-31; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Az-Zumar Ayat 27-31

Pecihitam.org – Kandungan Surah Az-Zumar Ayat 27-31 ini, menjelaskan bahwa Dia telah membuat bermacam-macam contoh dalam Al-Qur’an seperti menerangkan sejarah beberapa umat terdahulu yang mengingatkan malapetaka yang mereka alami.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Contoh dan perumpamaan itu dikemukakan kepada mereka agar mereka mengambil pelajaran darinya, baik yang berhubungan dengan kehidupan dunia maupun yang berhubungan dengan kehidupan di akhirat nanti.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Az-Zumar Ayat 27-31

Surah Az-Zumar Ayat 27
وَلَقَدۡ ضَرَبۡنَا لِلنَّاسِ فِى هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٍ لَّعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُونَ

Terjemahan: “Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.

Tafsir Jalalain: وَلَقَدۡ ضَرَبۡنَا (Sesungguhnya telah Kami buatkan) telah Kami jadikan لِلنَّاسِ فِى هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٍ لَّعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُونَ (bagi manusia dalam Alquran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran) maksudnya, supaya mereka mau menerima nasihatnya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَلَقَدۡ ضَرَبۡنَا لِلنَّاسِ فِى هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانِ مِن كُلِّ مَثَلٍ (“Sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-Qur’an setiap macam perumpamaan.”) yaitu telah kami jelaskan kepada manusia mengenai apa yang terdapat di dalamnya dengan membuat berbagai perumpamaan. لَّعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُونَ (“Supaya mereka mendapat pelajaran.”) karena perumpamaan itu mendekatkan makna kepada fikiran.

Tafsir Kemenag: Allah menjelaskan pada ayat ini bahwa Dia telah membuat bermacam-macam contoh dalam Al-Qur’an seperti menerangkan sejarah beberapa umat terdahulu yang mengingatkan malapetaka yang mereka alami. Contoh dan perumpamaan itu dikemukakan kepada mereka agar mereka mengambil pelajaran darinya, baik yang berhubungan dengan kehidupan dunia maupun yang berhubungan dengan kehidupan di akhirat nanti.

Dengan berpedoman kepada Al-Qur’an, mereka dapat meluruskan kembali kepercayaan mereka yang sesat, memperbaiki tata kehidupan mereka yang kacau, sehingga berubah menjadi kehidupan yang beradab. Tidaklah sukar bagi mereka memahami Al-Qur’an karena diturunkan dalam bahasa Arab, bahasa mereka sendiri.

Tidak ada sesuatu yang bertentangan di dalamnya. Isinya jelas dan tegas baik yang berhubungan dengan akidah, hukum, budi pekerti, dan sebagainya. Jika mereka mau beriman dan mengikuti petunjuk Al-Qur’an, pastilah mereka dapat menjaga diri dari malapetaka yang mungkin menimpa mereka dan tentulah mereka akan taat hanya kepada Allah saja.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya Kami telah menerangkan kepada umat manusia, di dalam al-Qur’ân ini, berbagai tamsil ibarat yang mengingatkan mereka kepada kebenaran dengan harapan agar mereka selalu ingat dan mengambil pelajaran.

Surah Az-Zumar Ayat 28
قُرۡءَانًا عَرَبِيًّا غَيۡرَ ذِى عِوَجٍ لَّعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ

Terjemahan: “(Ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.

Tafsir Jalalain: قُرۡءَانًا عَرَبِيًّا (Ialah Alquran dalam bahasa Arab) ayat ini berkedudukan menjadi Hal Muakkidah atau kata keterangan yang mengukuhkan غَيۡرَ ذِى عِوَجٍ (yang tidak ada kebengkokan di dalamnya) tidak ada kekeliruan dan pertentangan لَّعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ (supaya mereka bertakwa) maksudnya, menghindarkan diri dari kekafiran.

Tafsir Ibnu Katsir: قُرۡءَانًا عَرَبِيًّا غَيۡرَ ذِى عِوَجٍ (“[ialah] al-Qur’an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan [di dalamnya].”) yakni, al-Qur’an dalam bahasa Arab yang jelas, dimana di dalamnya tidak terdapat kebengkokan, penyimpangan dan kerancuan. Tetapi ia adalah sebuah sebuah penjelasan, penegasan dan bukti-bukti. Hal itu dijadikan dan diturunkan oleh Allah seperti itu: لَّعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ (“Supaya mereka bertakwa.”) yaitu mewasdai ancaman yang terdapat di dalamnya serta mengamalkan janji yang terkandung di dalamnya.

Tafsir Kemenag: Allah menjelaskan pada ayat ini bahwa Dia telah membuat bermacam-macam contoh dalam Al-Qur’an seperti menerangkan sejarah beberapa umat terdahulu yang mengingatkan malapetaka yang mereka alami.

Contoh dan perumpamaan itu dikemukakan kepada mereka agar mereka mengambil pelajaran darinya, baik yang berhubungan dengan kehidupan dunia maupun yang berhubungan dengan kehidupan di akhirat nanti. Dengan berpedoman kepada Al-Qur’an, mereka dapat meluruskan kembali kepercayaan mereka yang sesat, memperbaiki tata kehidupan mereka yang kacau, sehingga berubah menjadi kehidupan yang beradab.

Baca Juga:  Surah Az-Zumar Ayat 7-8; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tidaklah sukar bagi mereka memahami Al-Qur’an karena diturunkan dalam bahasa Arab, bahasa mereka sendiri. Tidak ada sesuatu yang bertentangan di dalamnya. Isinya jelas dan tegas baik yang berhubungan dengan akidah, hukum, budi pekerti, dan sebagainya. Jika mereka mau beriman dan mengikuti petunjuk Al-Qur’an, pastilah mereka dapat menjaga diri dari malapetaka yang mungkin menimpa mereka dan tentulah mereka akan taat hanya kepada Allah saja.

Tafsir Quraish Shihab: Kami menurunkan al-Qur’ân berbahasa Arab–bahasa mereka sendiri–yang tidak mengandung kelemahan, dengan harapan agar mereka bertakwa dan takut kepada Tuhannya.

Surah Az-Zumar Ayat 29
ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا رَّجُلًا فِيهِ شُرَكَآءُ مُتَشَٰكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِّرَجُلٍ هَلۡ يَسۡتَوِيَانِ مَثَلًا ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ

Terjemahan: “Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Tafsir Jalalain: ضَرَبَ ٱللَّهُ (Allah telah membuat) bagi orang yang musyrik dan orang yang bertauhid مَثَلًا رَّجُلًا (perumpamaan yaitu seorang laki-laki) lafal Rajulan ini menjadi Badal dari lafal Matsalan فِيهِ شُرَكَآءُ مُتَشَٰكِسُونَ (yang menjadi budak milik beberapa orang yang berserikat dalam perselisihan) yaitu mereka terlihat di dalam persengketaan dan akhlak mereka sangat buruk وَرَجُلًا سَلَمًا (dan seorang budak laki-laki yang menjadi milik penuh) milik sepenuhnya لِّرَجُلٍ هَلۡ يَسۡتَوِيَانِ مَثَلً (dari seorang laki-laki saja; adakah kedua budak itu sama halnya?) lafal Matsalan berkedudukan menjadi Tamyiz maksudnya, tentu saja tidak sama antara seorang budak yang menjadi milik suatu kelompok dengan seorang budak yang menjadi milik penuh seorang saja.

Sesungguhnya, budak yang pertama tadi apabila disuruh oleh masing-masing dari pemilik dirinya secara sekaligus; ia bingung, siapakah yang harus ia layani di antara mereka. Ini adalah perumpamaan orang yang musyrik sedangkan budak yang kedua adalah perumpamaan bagi orang yang bertauhid.

ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ (Segala puji bagi Allah) semata بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ (tetapi kebanyakan mereka) penduduk Mekah لَا يَعۡلَمُونَ (tidak mengetahui) azab apakah yang akan menimpa mereka akibat kemusyrikannya, oleh karena itu mereka berbuat kemusyrikan.

Tafsir Ibnu Katsir: ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا رَّجُلًا فِيهِ شُرَكَآءُ مُتَشَٰكِسُونَ (“Allah membuat perumpamaan, [yaitu] seorang laki-laki [budak] yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang [ada] dalam perselisihan.”) yaitu mereka saling berselisih tentang seorang budak yang mereka miliki sercara berserikat. وَرَجُلًا سَلَمًا (“Dan seorang budak yang menjadi milik penuh.”) yang selamat. لِّرَجُلٍ (“Dari seorang laki-laki saja.”) murni miliknya yang tidak dimiliki oleh selainnya.

هَلۡ يَسۡتَوِيَانِ مَثَلًا (“Adakah kedua budak itu sama halnya?”) yang satu tentu tidak sama dengan yang lain. Demikian pula orang musyrik yang menyembah ilah-ilah lain bersama Allah dengan seorang Mukmin yang mukhlish yang tidak beribadah kecuali kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, keduanya sangat jauh berbeda.

Ibnu Abbas, Mujahid dan lain-lain berkata: “Ayat ini sebagai perumpamaan bagi orang yang musyrik dan orang yang mukhlish.” Ketika permisalan ini sudah jelas dan tegas, maka Dia berfirman: ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ (“Segala puji bagi Allah.”) yaitu atas tegaknya hujjah kepada mereka. بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ (“Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”) karena itu, mereka menyekutukan Allah.

Tafsir Kemenag: Allah membuat suatu perumpamaan untuk menjelaskan perbedaan antara syirik dengan tauhid. Untuk itu Allah mengumpamakan dua orang budak. Budak yang satu dimiliki oleh beberapa orang tuan, mereka berserikat dalam kepemilikannya. Sedang budak yang lain hanya dimiliki oleh seorang tuan saja, tidak ada orang lain yang memilikinya.

Baca Juga:  Surah Al-Ankabut Ayat 53-55; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Pada suatu saat budak pertama mendapat perintah dari tuan-tuannya itu dengan perintah yang berbeda-beda, seperti tuan pertama memerintahkan membersihkan pekarangan rumahnya, tuan yang kedua menyuruh mencangkul kebunnya, tuan yang ketiga menyuruh membersihkan rumahnya dan sebagainya.

Perintah ini diberikan pada saat yang sama. Perintah tuan yang manakah yang harus dikerjakan oleh budak tersebut? Tidak mungkin budak itu melaksanakan tiap-tiap perintah dari tuan-tuannya itu dalam waktu yang sama. Demikianlah seterusnya sehingga budak itu selalu kebingungan dalam menaati perintah-perintah dari masing-masing tuannya.

Adapun budak yang kedua yang hanya dimiliki oleh seorang tuan, ia dapat melaksanakan perintah tuannya dengan baik, ia tidak akan bingung dalam melaksanakan perintah itu, dan tuannya pun berlega hati karena budaknya itu dapat melaksanakan perintahnya dengan baik. Samakah keadaan kedua budak tersebut dan sama pulakah keadaan tuan dari masing-masing budak itu? Demikianlah halnya dengan orang yang beragama tauhid dan orang yang beragama syirik.

Orang yang beragama tauhid tidak pernah bingung dalam melaksanakan perintah dan larangan dari Tuhannya, karena perintah dan larangan itu bersumber dari Yang Maha Esa. Seorang yang beragama syirik selalu dalam keadaan bingung, perintah tuhannya yang manakah yang akan diikutinya.

Sebaliknya orang yang beragama tauhid hanya menyembah Tuhan Yang Esa, sedang orang yang beragama syirik selalu bingung, tuhan yang manakah yang lebih patut disembah dari tuhan-tuhan yang lain. Setelah menerangkan kesesatan syirik, Allah menegaskan bahwa segala puji hanyalah untuk-Nya, tidak untuk yang lain. Hanya Dia sajalah yang berhak disembah, tetapi kebanyakan manusia tidak mau mengetahuinya.

Tafsir Quraish Shihab: Allah mengumpamakan orang musyrik sebagai budak yang dimiliki oleh sejumlah orang yang saling memperebutkannya, dan orang Muslim yang mengesakan-Nya sebagai budak yang hanya dimiliki oleh satu orang. Apakah kedua orang itu sama? Tentu tidak sama.

Alhamdu lillâh (segala puji bagi Allah) yang menunjukkan bukti kebenaran kepada umat manusia. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui kebenaran.

Surah Az-Zumar Ayat 30
إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ

Terjemahan: “Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati (pula).

Tafsir Jalalain: إِنَّكَ (Sesungguhnya kamu) khithab ini ditujukan kepada Nabi saw. مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ (akan mati dan mereka akan mati pula) kelak kamu akan mati dan mereka kelak akan mati pula, maka tidak usah ditunggu-tunggu datangnya mati itu. Ayat ini diturunkan sewaktu mereka merasa lambat akan kematian Nabi saw.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ (“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka akan mati pula.”) ayat ini merupakan salah satu di antara ayat-ayat yang dijadikan dasar oleh Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. saat kematian Rasulullah saw., sehingga semua manusia yakin dengan kematian beliau.

Makna ayat ini bahwa kalian akan berpindah dari negeri dunia ini –secara pasti- dan akan berkumpul di sisi Allah di negeri akhirat. Kalian akan berselisih tentang tauhid dan syirik yang kalian yakini di dunia, di hadapan Allah kelak. Lalu Dia memutuskan hukuman di antara kalian dan menguak kebenarannnya.

Dia-lah Mahapembuka lagi Mahamengetahui. Lalu Dia menyelamatkan orang-orang mukmin yang ikhlash dan bertauhid serta mengazab orang-orang kafir yang menentang dan orang-orang musyrik yang mendustakan.

Kemudian sekalipun rangkaian ayat ini menceritakan orang-orang mukmin dan orang-orang kafir serta menceritakan tentang perselisihan yang terjadi antara mereka di akhirat, dimana perselisihan itu akan dikembalikan kepada mereka di negeri akhirat.

Tafsir Kemenag: Allah menerangkan bahwa semua manusia akan kembali kepada Tuhan dan di hari Kiamat nanti manusia antara yang satu dengan yang lain akan saling berbantah-bantahan dan saling tuduh-menuduh.

Pada hari Kiamat orang-orang musyrik berusaha membela diri mereka masing-masing, tetapi Nabi Muhammad saw dapat menolak alasan mereka itu, dengan menyatakan bahwa dakwah telah disampaikan kepada mereka, tetapi mereka mengingkari dan mendustakannya.

Baca Juga:  Surah Az-Zumar Ayat 1-4; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Oleh karena itu, mereka mohon ampunan kepada Allah, tetapi permohonan mereka tidak dapat diterima, karena pada hari itu tobat tidak dapat diterima lagi. Di antara perbantahan antara orang-orang musyrik dengan sembahan-sembahan mereka itu disebutkan dalam ayat ini. Mereka berkata kepada pemimpin-pemimpin mereka, “Kami ikuti kamu, tetapi kamu menyesatkan kami.” Para pemimpin menjawab, “Kami juga telah ditipu oleh setan-setan dan nenek moyang kita dahulu.” .

Tafsir Quraish Shihab: Wahai Muhammad, sesungguhnya kamu dan mereka semua akan mati. Kemudian, setelah mati dan setelah dibangkitkan kembali, kalian akan saling bermusuhan di hadapan Allah.

Surah Az-Zumar Ayat 31
ثُمَّ إِنَّكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ عِندَ رَبِّكُمۡ تَخۡتَصِمُونَ

Terjemahan: “Kemudian sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan berbantah-bantah di hadapan Tuhanmu.

Tafsir Jalalain: ثُمَّ إِنَّكُمۡ (Kemudian sesungguhnya kalian) hai manusia tentang kelaliman-kelaliman yang telah terjadi di antara kalian ٱلۡقِيَٰمَةِ عِندَ رَبِّكُمۡ تَخۡتَصِمُونَ (pada hari kiamat akan berbantah-bantahan di hadapan Rabb kalian.).

Tafsir Ibnu Katsir: Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas berkata: ثُمَّ إِنَّكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ عِندَ رَبِّكُمۡ تَخۡتَصِمُونَ (Kemudian sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan berbantah-bantahan di hadapan Rabb-mu) orang yang jujur bertengkar dengan pendusta, demikian juga orang yang didhalimi dengan yang mendhalimi, orang yang mendapat hidayah dengan orang yang sesat dan orang yang lemah dengan orang yang sombong.”

Ibnu Abi Hatim berkata: “Bahwa Ibnu Umar berkata: ‘Ayat ini telah turun dan kami belum mengetahui tentang [masalah] apa ayat ini turun? ثُمَّ إِنَّكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ عِندَ رَبِّكُمۡ تَخۡتَصِمُونَ (Kemudian sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan berbantah-bantahan di hadapan Rabb-mu) kami bertanya:

“Dengan siapa kami saling berbantah-bantahan?’ Di antara kami dengan ahlul kitab tidak terjadi permusuhan, maka dengan siapa kami berbantahan?’ hingga terjadilah masa fitnah, lalu ‘Umar berkata: ‘Inilah yang dijanjikan oleh Rabb kami, dimana kami berbantah-bantahan padanya.’” (HR An-Nasa’i) Ibnu Zaid berkata: “Yang dimaksud adalah orang-orang Islam dan orang-orang kafir.” Pendapat yang shahih adalah bersifat umum. wallaaHu a’lam.

Tafsir Kemenag: Allah menerangkan bahwa semua manusia akan kembali kepada Tuhan dan di hari Kiamat nanti manusia antara yang satu dengan yang lain akan saling berbantah-bantahan dan saling tuduh-menuduh. Pada hari Kiamat orang-orang musyrik berusaha membela diri mereka masing-masing, tetapi Nabi Muhammad saw dapat menolak alasan mereka itu, dengan menyatakan bahwa dakwah telah disampaikan kepada mereka, tetapi mereka mengingkari dan mendustakannya.

Oleh karena itu, mereka mohon ampunan kepada Allah, tetapi permohonan mereka tidak dapat diterima, karena pada hari itu tobat tidak dapat diterima lagi. Di antara perbantahan antara orang-orang musyrik dengan sembahan-sembahan mereka itu disebutkan dalam ayat ini. Mereka berkata kepada pemimpin-pemimpin mereka, “Kami ikuti kamu, tetapi kamu menyesatkan kami.” Para pemimpin menjawab, “Kami juga telah ditipu oleh setan-setan dan nenek moyang kita dahulu.”

Tafsir Quraish Shihab: Wahai Muhammad, sesungguhnya kamu dan mereka semua akan mati. Kemudian, setelah mati dan setelah dibangkitkan kembali, kalian akan saling bermusuhan di hadapan Allah.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Az-Zumar Ayat 27-31 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S