Surah Thaha Ayat 77-79; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Thaha Ayat 77-79

Pecihitam.org – Kandungan Surah Thaha Ayat 77-79 ini, Allah menerangkan bahwa tidak ada tanda-tanda Firaun akan menerima alasan dan bukti yang dikemukakan kepadanya, ia tetap saja di dalam keangkuhan dan kesombongannya,

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah mewahyukan kepada Nabi Musa supaya dia pergi meninggalkan Mesir negeri Firaun di malam hari supaya tidak dilihat oleh Firaun dan tentaranya, bersama hamba-hamba Allah yaitu yang ia diutus untuk menyelamatkan mereka dari kezaliman Firaun. Ayat ini juga menjelaskan bagaimana akhir kesudahan Firaun bersama bala tentaranya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Thaha Ayat 77-79

Surah Thaha Ayat 77
وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَّا تَخَافُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَى

Terjemahan: Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”.

Tafsir Jalalain: وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي (Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa, “Pergilah kalian dengan hamba-hamba-Ku di malam hari) jika dibaca Asri berasal dari Asraa dan jika dibaca Anisri dengan memakai Hamzah Washal, berasal dari kata Saraa, demikian menurut dua pendapat mengenainya, artinya: bawalah mereka pergi di malam hari dari negeri Mesir

فَاضْرِبْ لَهُمْ (maka buatlah untuk mereka) dengan tongkatmu itu فِي الْبَحْرِ يَبَسًا (jalan yang kering di laut itu) artinya, jalan yang keadaannya telah kering. Nabi Musa mengerjakan apa yang telah diperintahkan kepadanya, lalu Allah mengeringkan jalan yang dilalui mereka, sehingga mereka dapat melaluinya تَخَافُ دَرَكًا (kamu tak usah khawatir akan tersusul) dapat terkejar oleh Firaun وَلَا تَخْشَى (dan tidak usah takut”) tenggelam.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala memberitahukan dalam firman-Nya bahwa Dia telah memerintahkan Musa as pada saat Fir’aun menolak untuk mengirimkan Bani Israil bersamanya untuk bisa pergi pada malam hari bersama mereka serta pergi dengan mereka dari cengkeraman Fir’aun.

Allah telah menguraikan masalah ini selain di dalam surat yang mulia ini. Yaitu bahwa Musa ketika keluar bersama Bani Israil, ketika pada pagi itu, tidak ada seorang pun dari mereka yang berada di Mesir. Maka Fir’aun pun sangat marah, lalu dia mengirim beberapa orang pengumpul ke beberapa daerah, yakni yang mengumpulkan bala tentara dari seluruh daerah dan wilayahnya, seraya mengatakan:

“Orang-orang itu berjumlah tidak banyak, dan sesungguhnya mereka benar-benar telah membuat kita marah.” Kemudian, setelah dia berhasil mengumpulkan bala tentaranya, dia meminta bala tentaranya diberangkatkan untuk mencari mereka, lalu bala tentaranya itu menyusul mereka pada pagi hari.

فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ (“Maka tatkala kedua golongan itu saling melihat,”) yakni, masing-masing dari kedua pasukan itu saling melihat: قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ (“Para pengikut Musa berkata: ‘Sesungguhnya kita benar benar akan tersusul.’”) Maka Musa berkata: كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ (“Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya Rabbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”) (QS. Asy-Syu’araa’: 61-62)

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 127; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Musa dan Bani Israil berhenti dengan lautan di hadapan mereka, sedang Fir’aun berada di belakang mereka, maka pada saat itu, Allah menurunkan wahyu kepadanya: فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا (“Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu.”) Maka Musa pun memukul laut dengan tongkatnya. Dan dia berkata:

“Terbelahlah untukku dengan izin Allah.” Maka laut itu pun terbelah, yang setiap belahan seperti gunung yang besar. Kemudian Allah mengirimkan angin ke tanah lautan sehingga mengeringkannya, hingga akhirnya menjadi seperti daratan, seperti permukaan bumi.

Oleh karena itu, Dia berfirman: فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَّا تَخَافُ دَرَكًا (“Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu. kamu tidak usah khawatir akan tersusul.”) Yakni, tersusul oleh Fir’aun. وَلَا تَخْشَى (“Dan tidak usah takut.”) Yakni, laut akan menenggelamkan kaummu.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa tidak ada tanda-tanda Firaun akan menerima alasan dan bukti yang dikemukakan kepadanya, ia tetap saja di dalam keangkuhan dan kesombongannya, Allah mewahyukan kepada Nabi Musa supaya dia pergi meninggalkan Mesir negeri Firaun di malam hari supaya tidak dilihat oleh Firaun dan tentaranya, bersama hamba-hamba Allah yaitu yang ia diutus untuk menyelamatkan mereka dari kezaliman Firaun.

Musa dan Bani Israil meninggalkan Mesir, ketika sampai di tepi laut Merah, Bani Israil berkata kepada Musa, “Wahai Musa, Firaun dan tentaranya menyusul kita dari belakang, di depan kita lautan yang membentang luas, apa yang harus kita perbuat, untuk melintasi lautan itu.”

Allah memerintahkan Musa supaya ia memukul laut dengan tongkatnya. Setelah Musa melaksanakan perintah ini, lautan terbelah sampai ke tepi seberang. Belahan lautan itu sebanyak jumlah kabilah pada Bani Israil yakni dua belas dan merupakan jalan kering di tengah-tengah laut tidak berlumpur dan tidak berair.

Di antara belahan itu, air tegak seperti gunung yang besar. Tiap kabilah melalui hanya satu jalan. Mereka dapat pandang memandang, dapat melihat satu kabilah kepada kabilah yang lain. Musa bersama Bani Israil berjalan melalui jalannya masing-masing dengan perasaan aman, tidak merasa cemas akan tersusul oleh Firaun dan tentaranya, dan tidak merasa takut akan tenggelam hingga sampailah ke tepi seberang lautan dengan selamat sebagaimana tersebut dalam firman Allah:

Lalu Kami wahyukan kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar. (asy-Syu’ara/26: 63). Dan firman-Nya: Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang bersamanya. (asy-Syu’ara/26: 65).

Tafsir Quraish Shihab: Setelah peristiwa itu, terjadi berbagai peristiwa lain antara Nabi Mûsâ dan Fir’aun. Di antaranya adalah peristiwa yang terjadi atas perintah Allah melalui wahyu-Nya kepada Mûsâ, agar ia membawa Banû Isrâ’îl keluar dari Mesir di malam hari.

Melalui wahyu itu pula Allah memerintahkan Mûsâ agar memukul laut dengan tongkatnya hingga muncullah mukjizat yang lain, yaitu terbentangnya jalan yang tidak basah di tengah air laut. Allah menenangkan Mûsâ agar tidak khawatir bahwa Fir’aun akan dapat mengejar mereka dan bahwa mereka tidak akan tenggelam di dalam air.

Baca Juga:  Surah Al-Hadid Ayat 1-3; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Thaha Ayat 78
فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِ فَغَشِيَهُم مِّنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ

Terjemahan: Maka Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.

Tafsir Jalalain: فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِ (Maka Firaun dengan bala tentaranya mengejar mereka) Firaun pun ikut bersama dengan bala tentaranya فَغَشِيَهُم مِّنَ الْيَمِّ (lalu mereka ditutup oleh laut) yakni laut itu melanda mereka مَا غَشِيَهُمْ (yang menenggelamkan mereka) akhirnya Firaun bersama dengan balatentaranya tenggelam.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah Ta’ala berfirman: فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِ فَغَشِيَهُم مِّنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ (“Maka Fir’aun dengan balatentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.”)

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa setelah Firaun mengetahui kepergian Musa bersama Bani Israil meninggalkan Mesir ia mengirimkan orang-orang ke kota-kota untuk mengumpulkan tentaranya dengan maksud untuk menyusul Musa dan rombongannya.

Firaun sangat marah sehingga ia memerintahkan tentaranya mengejar Musa dan kaumnya, karena mereka dianggap selalu berbuat hal-hal yang menyebabkannya murka. Sebagaimana firman Allah:

Kemudian Firaun mengirimkan orang ke kota-kota untuk mengumpulkan (bala tentaranya). (Firaun berkata), “Sesungguhnya mereka (Bani Israil) hanya sekelompok kecil, dan sesungguhnya mereka telah berbuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita. (asy-Syu’ara/26: 53-54 dan 55)

Setelah itu Firaun dan bala tentaranya segera mengejar Musa dan rombongannya. Setelah sampai di pinggir laut dan melihat banyak jalan terbentang di hadapan mereka, dengan tidak ada kecurigaan sedikit pun mereka melalui jalan-jalan yang telah dilalui Musa dan rombongannya, karena disangkanya jalan biasa.

Setelah Firaun dengan bala tentaranya berada di tengah-tengah lautan, sedang Musa bersama rombongannya telah sampai ke seberang dan telah mendarat dengan selamat, tiba-tiba air laut bersatu kembali menutup Firaun dan bala tentaranya, maka mereka tenggelam semuanya.

Firaun sebelum tenggelam dan ketika melihat keadaan yang berbahaya serta tidak mungkin menyelamatkan diri dari bahaya tenggelam, baru ia sadar dan mengucapkan kata-kata yang menunjukkan bahwa ia mengakui dan percaya bahwa tiada tuhan selain Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan ia adalah orang yang berserah diri kepada Allah.

Pengakuan Firaun itu tidak berguna lagi, karena ia telah berbuat dosa besar dan melakukan kerusakan di bumi. Firaun mati tenggelam namun demikian tubuhnya diselamatkan untuk menjadi bukti atas kekuasaan Allah bagi generasi yang akan datang, sebagaimana firman Allah:

Sehingga ketika Firaun hampir tenggelam dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku termasuk orang-orang muslim (berserah diri).” Mengapa baru sekarang (kamu beriman), padahal sesungguhnya engkau telah durhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang yang berbuat kerusakan.

Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami. (Yunus/10: 90-91 dan 92).

Baca Juga:  Surah Al-Ankabut Ayat 14-15; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Mûsâ pun melaksanakan perintah Allah itu. Sementara itu, Fir’aun keluar dengan balatentaranya mengejar di belakang mereka hingga akhirnya berhasil melihat Mûsâ dan kaumnya telah berada di tengah laut.

Fir’aun dan pengikutnya pun mengejar melalui jalan yang dilalui Mûsâ dan kaumnya. Terjadilah kemudian satu mukjizat yang lain lagi: laut yang terbelah itu menyatu kembali sehingga menenggelamkan Fir’aun dan seluruh pengikutnya.

Surah Thaha Ayat 79
وَأَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهُ وَمَا هَدَى

Terjemahan: Dan Fir’aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi petunjuk.

Tafsir Jalalain: وَأَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهُ (Dan Firaun telah menyesatkan kaumnya) dengan menyeru mereka supaya menyembah dirinya وَمَا هَدَى (dan tidak memberi petunjuk) akan tetapi justru Firaun menjerumuskan mereka ke dalam kebinasaan, berbeda halnya dengan apa yang telah diungkapkannya, yang kemudian disitir oleh firman-Nya, yaitu: (Firaun berkata), “Dan aku tiada menunjukkan kepada kalian melainkan jalan yang benar” (Q.S. Al-Mukmin 29).

Tafsir Ibnu Katsir: Yakni, seperti kisah yang sudah sangat terkenal dan masyhur. Sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala: “Dan negeri-negeri kaum Luth yang telah dihancurkan Allah, lalu Allah menimpakan atas negeri itu adzab besar yang menimpanya.” (QS. An-Najm: 54)

Sebagaimana Fir’aun memimpin bala tentaranya untuk menerobos ke dalam laut, maka dia pun telah menyesatkan mereka dan tidak dapat menunjukkan kepada mereka jalan keselamatan, dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka menuju jalan yang lurus. Maka demikian juga pada hari Kiamat, Fir’aun memimpin kaumnya untuk dijebloskan ke dalam neraka. Sesungguhnya neraka itu seburuk-buruk tempat.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Firaun telah menyesatkan kaumnya. Ia menyangka bahwa Musa dan Bani Israil tidak akan bisa luput dari kejarannya karena lautan membentang luas di depannya. Setelah mereka sampai ke tepi pantai, ia berlagak seakan-akan karena kehebatannya laut itu terbelah membentuk jalan-jalan, maka diajaknya tentaranya memasuki jalan-jalan itu hingga akhirnya mereka tenggelam semua.

Firaun tidak dapat petunjuk sama sekali untuk menghindarkan diri dari bahaya tenggelam, maka binasalah ia dan bala tentaranya. Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman). (al-A’la/87: 14).

Tafsir Quraish Shihab: Begitulah Fir’aun telah menyesatkan kaumnya dari jalan yang benar dan telah menipu mereka, sehingga musnahlah seluruhnya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Thaha Ayat 77-79 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag, dan Tafsir Quraish Shihab . Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S