Gus Mus: Kesetiaan NU Bukan Kepada Pemerintah, Tapi Pada Negara

Gus Mus

Pecihitam.org – KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengingatkan umat muslim agar semestinya saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat.

“Bukan hanya karena sesama Islam, tapi juga sesama warga bangsa untuk menciptakan suasana hormat menghormati,” kata Gus Mus saat mengisi pengajian Malam Puncak Hari Santri 2019 PCNU Pamekasan di Pesantren Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Jawa Timur, dikutip dari Ngopibareng, Minggu, 27 Oktober 2019.

Mustasyar PB juga menegaskan bahwa warga NU adalah yang paling menghormati ulama dan habib. Menurutnya, sangat naif bila dikatakan NU tidak hormat pada ulama dan habib.

“Jangan sekali-kali membenturkan NU dengan habib. Kalau tidak ada warga NU, maka tidak akan ada yang mencium tangan habib,” ujar Gus Mus.

Baca Juga:  25 Juli, NU Maros Bakal Gelar Konfercab XX

Menurut Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini orang NU adalah orang desa. Orang desa dari segi norma, paling dekat pada pengamalan ajaran Rasulullah SAW.

“Karena kiai-kiai desa tidak sembarang punya ilmu. Tapi bisa dipertanggungjawabkan sampai yaumul hisab,” ujarnya.

Gus Mus mengatakan, dalam hal ajaran menghormati tetangga, masih lebih baik orang desa ketimbang orang kota.

“Ketika bangun rumah, orang desa pasti turut membantu, sering dengan tenaga, dan kadang dengan uang. Jadi mereka guyub dan rukun,” terangnya.

“Kepedulian pada tetangga adalah perintah langsung dari Rasulullah SAW. Itu diamalkan secara istikamah sampai sekarang oleh orang desa,” sambungnya.

Selain itu, ia juga mengungkapkan terkait loyalitas NU kepada bangsa dan negara Indonesia.

Baca Juga:  NU Keluarkan Surat Edaran Shalat Tarwih dan Ied di Rumah

Menurutnya, kesetiaan dan loyalitas NU adalah pada Indonesia bukan pada pemerintah.

“NU tidak pernah berontak sekalipun dikecewakan oleh pemerintah,” ujarnya.

Saat orde baru berkuasa, kata Gus Mus, NU sudah dikecewakan. Ketika itu NU diabaikan, ditindas dan sebagainya. Tapi ketika Pemilu digelar, NU tidak pernah memberontak. Itu karena NU loyal kepada Indonesia, bukan pada pemerintah.

“Kiai, saya menyatakan Indonesia adalah rumah. Kamu menghirup udara, udara Indonesia. Kita makan dan minum dari makanan dan minuman Indonesia. Ketika meninggal, kita akan kembali menyatu dengan tanah Indonesia,” kata Gus Mus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *