Mengenal Ali Bin Abi Thalib Sahabat Sekaligus Menantu Rasulullah Saw

Ali bin Abi Thalib

Pecihitim,org – Ali bin Abi Thalib,  atau yang bernama lengkap Abu Hasan al Husein Ali bin Thalib bin Abdi Manaf bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Firh bin Malik bin  An Nadhar bin Kinanah. Sedangkan nasab dari ibunya ialah Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Adapun sang ibunda rupanya sempat masuk Islam sebelum wafat. Dan hal ini dapat dilihat ketika sang Ibunda ikut hijrah bersama Rasulullah Saw., ke Madinah hingga menghembuskan nafas terakhir. Bahkan Rasulullah Saw., sendiri yang menshalatkan jenazahnya, memimpin pemakamannya, ikut turun ke kuburnya, memakaikan kepadanya gamis beliau seraya berkata

“Wanita ini merupakan makhluk Allah yang memperlakukan saya paling baik setelah Abu Thalib”

Sedangkan jika berbicara tentang sang kakek yaitu Abdul Muthalib, beliau merupakan pembesar Quraisy dan tokoh yang disegani serta ditaati oleh kaumnya. Selain itu, beliau (Abdul Muthalib) juga merupakan seseorang yang mengurus Ka’bah bahkan senantiasa berdoa untuk menyelamatkannya ketika pasukan Abrahah hendak menghancurkan Ka’bah dengan bala tentaranya.

Daftar Pembahasan:

Ciri fisik dan sifat Ali bin Thalib

Beberapa sumber menjelaskan bahwa beliau sering menggunakan kopiah Mesir berwarna putih, mengenakan cincin di tangan kiri yang bertuliskan Allah al Mulk, wajahnya tampan, memiliki leher yang panjang, memiliki gigi yang bagus. Sedangkan ketika beliau berjalan, maka tubuhnya bergoyang layaknya cara Rasulullah Saw., berjalan.

Adapun dari segi sifat, beliau mewarisi sifat sifat terpuji dari ayah dan kakeknya. Selain itu, beliau pun tumbuh dan menyerap akhlak akhlak terpuji dari Rasulullah Saw., mengingat beliau memang tumbuh dalam didikan Rasulullah Saw.,

Selain itu, Beliau juga dikenal dengan keahliannya dalam berduel, bahkan orang orang sering menggambarkannya sebagai lelaki sempurna. Dan hal ini dikarenakan ketika beliau  berperang dan melawan musuh, tentu beliau tidak pernah kalah. Bahkan dalam beberapa kesempatan ketika ikut berperang bersama Rasulullah Saw., beliau selalu tampil sebagai jagoan Quraisy dan tentunya selalu mengalahkan para musuh.

Baca Juga:  Inilah Corak Pemikiran Tasawuf Syaikh Yusuf al Makassari

Mengenal Istri dan anak Ali bin Abi Thalib

Sama halnya dengan Rasulullah Saw., Ali bin Abi Thalib tidak menikah sebelum Fatimah r.a., meninggal dunia. Sedangkan dari pernikahannya dengan Fatimah r.a., beliau dikarunia beberapa orang anak yakni Hasan, Husein. Sedangkan beberapa riwayat menambahkan bahwa putra ketiganya bernama Muhasin yang meninggal saat masih bayi.  Adapun dua orang putri yakni Zaenab al Kubra dan Ummu Kultsum yang dinikahi oleh Khalifah Umar bin Khattab.

Dan setelah fatimah Wafat, barulah Ali bin Thalib menikah dengan beberapa perempuan yang diantaranya

  1. Ummul Banin Binti Hizam, yang darinya beliau dikaruniai empat orang anak yakni al Abbas, Ja’far, Abdullah dan Utsman.
  2. Laila bin Mas’ud bin Khalid bin Malik, yang darinya beliau dikaruniai dua orang anak yakni Ubaidullah dan Abu Bakar.
  3. Asma’ binti ‘Umais al Khats’amiyyah, yang dikaruniai dua orang anak yakni Yahya dan Aun, sebagaimana menurut al Waqidi.
  4. Ummu Habib binti Rabi’ah bin Bujair bin al Abdi bin Alqamah, yang darinya beliau dikarunia dua orang anak yakni Umar dan Ruqayyah.
  5. Ummu Sa’ad binti Urwah bin Mas’ud ats Tsaqafi, darinya beliau dikaruniai dua orang anak yakni Ummul Hasan dan Ramlah al Kubra.
  6. Binti Amru’ul Qais bin Ady al Kalbiyah, darinya beliau dikaruniai seorang putri yang tidak disebutkan namanya.
  7. Umamah binti Abil Ash bin ar Rabi’, ibunya adalah Zainab binti Rasulullah Saw., bahkan dialah yang diceritakan dalam beberapa catatan sejarah bahwasanya Umamah binti Abil Ash bin ar Rabi’ inilah yang digendong oleh Rasulullah Saw., dalam shalat, saat bangkit beliau menggendongnya dan saat sujud beliau meletakkannya. Darinya Ali memperoleh seorang putera yang bernama Muhammad al-Ausath.
  8. Khaulah binti Ja’far bin Qais, yang darinya beliau dikaruniai seorang putra yang bernama Muhammad Akbar.
Baca Juga:  Ketika Kaum Khawarij Iri dengan Sabda Nabi "Ali bin Abi Thalib Adalah Pintu Ilmu"

Beberapa kisah terkait kepahlawanan seorang Ali dalam perang diantaranya ialah:

  • Perang Badar

Yakni perang dimana kaum muslimin berada di ujung tanduk, bagaimana tidak? Jika waktu itu, kaum muslimin yang hanya berjumlah ratusan orang harus diperhadapkan dengan musuh jumlahnya mencapai ribuah orang.

Disaat itulah, Rasulullah Saw., menyerahkan kepada Ali bin Abi Thalib. Ketika kedua kaum yang hendak berperang ini bertemu, maka majulah tiga orang kaum musyrikin diantaranya ialah Uthbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah dan Walid bin Utbah. Sedangkan dari pihak muslim ialah Ubaidah bin Harits, Hamzah bin Abdul Muthalib dan Ali bin Abi Thalib.

Dari ketiga penantang muslim ini yang rupanya menjadi pembuka kemenangan bagi kaum muslimin.

  • Perang Uhud

Perang ini ditandai dengan kekalahan kaum muslim pada waktu itu yang tidak  mengikuti perintah Rasulullah Saw., dan akhirnya panji Islam pun diserahkan kepada Mush’ab bin Umair, namun ketika Mush’ab bin Umair syahid. Barulah Rasulullah Saw., menyerahkan panji Islam selanjutnya kepada Ali bin Abi Thalib.

Sebagai pemegang panji, Ali ditantang oleh pembawa panji dari kaum musyirikin yang bernama Abu Sa’ad bin Abu talhah. Dari tantangan ini, tentulah Ali tak akan menolak ajakan tersebut.

Keduanya pun saling menyerang dan Ali memukul Abu Sa’ad bin Abu talhah dan membantingnya, kemudian berpaling dari Abu Sa’ad bin Abu talhah karena pada saat itu ia memperlihatkan auratnya.

  • Perang Khandak

Perang inilah yang semakin melejitkan nama Ali bin Abi Thalib sebagai sang jagoan perang. Dan tentu ini terjadi mengingat tradisi arab yang sebelum perang, mereka mempertemukan para jagoan kedua pihak dan untuk tanding terlebih dahulu, rupanya dari pihak lawan maju seorang kesatria Arab yang sudah snagat tekenal dengan kehebatannya. Yaitu Amr bin Abdi Wud, yang dianggap sebagai seseorang yang setara dengan seribu orang.

Baca Juga:  Fathimah az-Zahra Putri Nabi SAW yang Melahirkan Generasi-generasi Terbaik Sepanjang Sejarah

Karena kehebatan seorang Amr yang memang sudah dikenal, rupanya Rasulullah Saw., mencoba mengurungkan niat Ali pada waktu itu yang sangat bersemangat untuk melawan Amr. Karena Amr telah memanggil pihak lawan sebanyak tiga kali, maka Ali pun bangkit.

Sebelumnya Amr sempat menasehati Ali untuk tidak melawannya dengan berkata

“Wahai putra Saudaraku, di antara paman pamanmu ada yang lebih tua darimu. Dan saya tidak ingin mengalirkan darahmu”

Namun dengan kegagahan dan keberaniannya, Ali menimpalinya dan berkata

“Tapi saya, demi Allah, sangat ingin menumpahkan darahmu!”

Mendengar hal itu, Amr bin Abdi Wud pun turun dari kudanya dan segera menyerang Ali dengan menghunuskan pedangnya hingga merobek temeng kulit Ali bin Abi Thalib. Bukannya menjadi tanda keberhasilan dengan merobek temeng kulit Ali bin Abi Thalib, malah menjadi petaka dikarenakan temeng tersebut tersangkut di pedang Amr dan menimpa kepalanya.

Ali bin Thalib pun memukul urat bahu Amr hingga tersungkur jatuh.

Wafatnya Ali bin Abi Thalib

Diperkirakan bahwa beliau wafat diusia 62 atau 63 tahun yang karena dibunuh oleh Abdrrahman bin Muljam yang berasal dari golongan Khawarij. Sama dengan sahabat sebelumnya, yakni Umar bin Khattab dan utsman bin Affan yang meninggal karena dibunuh.

Dan pembunuhan Ali bin Abi Thalib terjadi di masjid Kufah, dan beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 29 Januari atau 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah.

Terkait dimana beliau dikebumikan, Berberapa sumber berdalih bahwa beliau dikuburkan secara rahasia di Najaf (salah satu kota di Irak), namun beberapa sumber lain menyatakan bahwa beliau dikubur di tempat lain.

Wallahu A’lam Bissawab …

Rosmawati