Perempuan yang Tidak Berhijab Tapi Rajin Sholat, Bagaimana Menurut Islam?

Perempuan yang Tidak Berhijab Tapi Rajin Sholat

Pecihitam.org – Peradaban semakin canggih. Sayangnya, dalam kemajuan yang seharusnya menjadi hal baik ini justru semakin banyak perempuan yang masih ragu untuk menutup auratnya. Ada banyak alasan yang melatarbelakanginya. Di balik keputusan tersebut, ternyata ada perempuan yang tidak berhijab tapi rajin sholat dan beribadah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nah, bagaimana sih Islam memandang fenomena seperti ini, perempuan yang tidak berhijab tapi mereka rajin melakukan sholat, bahkan melebihi perempuan yang menutup auratnya?

Pertama, kewajiban menggunakan jilbab bagi perempuan yang beragama Islam atau muslimah adalah bagian dari alma’lum min ad-din bidh-dharurah, suatu yang tidak bisa dipertentangkan lagi kewajibannya.

Hal ini sama dengan shalat, puasa, haji, dan lain-lain sebab didukung dengan dalil kuat dan qath’i, baik dari al-Qur’an dan as-Sunnah, serta telah menjadi ijma’ ulama akan kewajibannya.

Kedua, semua kewajiban yang Allah dan Rasul-Nya tetapkan tidak berkonotasi saling menggantikan satu sama lainnya. Orang yang rajin menunaikan shalat tidak bermakna dia boleh untuk tidak puasa, atau nilai pahala shalatnya dapat menutupi dosa tidak puasanya.

Baca Juga:  Kajian Aqidah: Ternyata Semua Nabi Juga Beragama Islam

Maka dari itu, bagi perempuan yang rajin melakukan shalat tapi tidak memakai jilbab, nilai shalatnya tidak dapat menghapus dosa karena tidak memakai jilbab. Artinya, perempuan tersebut tetap menanggung dosa karena belum mau mengikuti syariat memakai jilbab.

Allah Swt berfirman dalam Q.S. al-‘Ankabut sebagai berikut:

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Artinya: “Dan laksanakan shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar.” (Q.S. al-‘Ankabut Ayat 45)

Dalam kasus perempuan yang rajin shalat tapi tidak menutup aurat, apabila shalatnya belum bisa menjadikan seorang muslimah menutup aurat yang diperintahkan oleh Allah Swt, maka itu menunjukkan bahwa dia melaksanakan ibadah shalat hanya secara lahiriyah saja. Dia kosong dari rasa takut dan khusyu’.

Bagaimana pun itu, apabila ibadah dilaksanakan dengan sah disertai khusyu’ dan ikhlas, maka masih ada harapan untuk diterima oleh Allah Swt.

Apabila seorang perempuan masih belum menutup auratnya dengan jilbab, artinya dia belum sepenuhnya mematuhi perintah Rabb-nya. Apabila demikian, maka dia akan mendapatkan hukuman dari kemaksiatannya selama dia belum mau bertaubat.

Baca Juga:  Menjulurkan Lidah dan Problematika Aurat Perempuan Ketika Selfie

Allah Swt berfirman dalam Q.S. an-Nisa ayat 48 sebagai berikut:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

Artinya:Sesungguhnya Allah Swt tidak mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni (dosa) yang selain (syirik) bagi siapa yang Dia kehendaki.(Q.S. an-Nisa Ayat 48)

Sebaiknya para perempuan tidak berlarut-larut dalam kemaksiatan sebab kita tidak pernah tahu apakah kita termasuk orang-orang yang dikehendaki Allah Swt untuk mendapat ampunan atau tidak.

Hendaknya, kita juga bertaubat dengan taubatan nasuha setelah melakukan maksiat dengan berlandaskan pada rasa sesal terhadap kesalahan setelah berlepas darinya serta bertekad untuk tidak kembali mengulanginya.

Allah Swt berfirman dalam Q.S. Thaha ayat 82:

وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَىٰ

Baca Juga:  Hukum Membuat Patung Haram, Namun Diperbolehkan Jika Hal Ini Terpenuhi

Artinya: “Dan Sesungguhnya aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Q.S. Thaha Ayat 82)

Selama masih ada kebaikan, ketaatan, dan amal shalih di dalam diri, maka masih ada harapan baginya untuk mengembalikan diri pada kebaikan yang dituntut oleh Allah Swt dan menjauhkan diri dari kemaksiatan.

Jadi, sangat tidak masuk akal jika ada perempuan yang rajin shalat tapi tidak menutup aurat karena ibadahnya menjadi tidak utuh sebab tidak melaksanakan salah satu perintah Allah Swt yakni menutup aurat. Wallahu A’lam bis Shawab.

Ayu Alfiah