Surah As-Saffat Ayat 6-10; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah As-Saffat Ayat 6-10

Pecihitam.org – Kandungan Surah As-Saffat Ayat 6-10 ini, Allah menambahkan lagi bukti-bukti tentang kekuasaan-Nya, yaitu bahwa Dia telah menghias langit dengan planet-planet yang demikian indah. Barang siapa memandang langit di waktu malam yang cerah dan penuh bintang, serta bulan yang bersinar lemah, semestinya merasa sangat takjub dan dari mulutnya akan terucap kata-kata “Allahu Akbar”, Allah Mahabesar.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah As-Saffat Ayat 6-10

Surah As-Saffat Ayat 6
وَالصَّافَّاتِ صَفًّا

Terjemahan: Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang,

Tafsir Jalalain: إِنَّا زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنۡيَا بِزِينَةٍ ٱلۡكَوَاكِبِ (Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang) dengan cahayanya, atau hiasan itu berupa bintang-bintang itu sendiri. Pengertian Idhafah di sini mengandung makna bayan atau menjelaskan, perihalnya sama dengan makna qiraat yang menanwinkannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala mengabarkan bahwa sesungguhnya Dia telah menghias langit yang terdekat bagi orang-orang yang memandangnya di antara penghuni bumi dengan hiasan bintang-bintang. Dibaca dengan idhafah dan badal dan keduanya memiliki satu makna [Hafshah dah Hamzah membacanya dengan badal, dan yang lainnya dengan idhafah] , sebagaimana firman Allah:

walaqad zayyannas samaa-ad dun-yaa bimashaabiiha wa ja’alnaaHaa rujuumal lisy-syayaathiini wa a’tadnaa laHum ‘adzaabas sa’iir (“Sesungguhnya Kami telah menghiasai langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu sebagai alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa yang menyala-nyala.”)(al-Mulk: 5)

Tafsir Kemenag: Selanjutnya Allah menambahkan lagi bukti-bukti tentang kekuasaan-Nya, yaitu bahwa Dia telah menghias langit dengan planet-planet yang demikian indah. Barang siapa memandang langit di waktu malam yang cerah dan penuh bintang, serta bulan yang bersinar lemah, semestinya merasa sangat takjub dan dari mulutnya akan terucap kata-kata “Allahu Akbar”, Allah Mahabesar.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terletak tidak jauh dari penghuni bumi dengan sebuah hiasan berupa planet dan bintang yang bersinar, dengan ukuran dan posisi yang berbeda-beda dalam pandangan mata di dunia.

Surah As-Saffat Ayat 7
وَحِفۡظًا مِّن كُلِّ شَيۡطَٰنٍ مَّارِدٍ

Terjemahan: dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syaitan yang sangat durhaka,

Tafsir Jalalain: وَحِفۡظًا (Dan sebagai pemelihara) lafal Hifzhan dinashabkan oleh Fi’il yang diperkirakan keberadaannya pada sebelumnya, yakni Kami memelihara langit dengan bintang-bintang atau meteor-meteor مِّن كُلِّ (dari setiap) lafal ayat ini berta’alluq kepada Fi’il yang diperkirakan keberadaannya شَيۡطَٰنٍ مَّارِدٍ (setan yang durhaka) setan yang membangkang atau tidak mau taat.

Tafsir Ibnu Katsir: وَحِفۡظًا; maknanya adalah Kami telah memeliharanya dengan sebenar-benarnya. مِّن كُلِّ شَيۡطَٰنٍ مَّارِدٍ (“Dari setiap syaitan yang sangat durhaka.”) yaitu yang amat durhaka lagi pembangkang. Jika dia hendak mencuri pendengaran, dia akan didatangi suluh api yang menyambar, hingga membakarnya.

Baca Juga:  Surah As-Saffat Ayat 139-148; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Di samping ciptaan-ciptaan-Nya yang demikian menakjubkan, Allah memelihara semua makhluk-Nya itu dari apa yang akan merusaknya. Ia memelihara manusia dari godaan setan yang senantiasa membujuk manusia untuk melakukan kemaksiatan, yang akan menjerumuskan kepada kebinasaan dan kemurkaan-Nya. Untuk itu, Allah telah memberikan petunjuk, berupa agama yang benar, yang akan menjaga manusia dari godaan setan. Hanya manusia yang ingkar yang dapat ditundukkan oleh rayuan setan yang mencelakakan itu.

Tafsir Quraish Shihab: Kami telah menjaganya dengan penuh seksama dari setiap setan yang durhaka.

Surah As-Saffat Ayat 8
لَّا يَسَّمَّعُونَ إِلَى ٱلۡمَلَإِ ٱلۡأَعۡلَىٰ وَيُقۡذَفُونَ مِن كُلِّ جَانِبٍ

Terjemahan: syaitan syaitan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru.

Tafsir Jalalain: لَّا يَسَّمَّعُونَ (Mereka tidak dapat mendengar-dengarkan) maksudnya setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan apa yang telah dipelihara oleh-Nya. Lafal ayat ini merupakan jumlah Isti’naf إِلَى ٱلۡمَلَإِ ٱلۡأَعۡلَىٰ (pembicaraan para malaikat) yang berada di langit. Lafal Yasma’uuna dimuta’addikan dengan huruf Ilaa karena pengertiannya mengandung makna seperti apa yang terdapat di dalam lafal Al-Ishghaa.

Menurut suatu qiraat dibaca La Yassamma’uuna dengan memakai Tasydid pada huruf Mim dan Sin-nya, berasal dari lafal Yatasamma’uuna, kemudian huruf Ta diidgamkan kepada huruf Sin, sehingga jadilah Yassamma’uuna

وَيُقۡذَفُونَ (Dan mereka dilempari) yakni setan-setan itu dengan meteor-meteor مِن كُلِّ جَانِبٍ (dari segala penjuru) langit.

Tafsir Ibnu Katsir: Untuk itu, Allah berfirman: لَّا يَسَّمَّعُونَ إِلَى ٱلۡمَلَإِ ٱلۡأَعۡلَىٰ (“Syaitan-syaitan itu tidak dapat mendengarkan [pembicaraan] para malaikat.”) artinya, agar mereka tidak sampai ke tempat yang tinggi, yaitu langit dan para penghuninya berupa para malaikat, di saat mereka membicarakan apa yang diwahyukan oleh Allah Ta’ala, berupa syariat-syariat dan takdir-Nya. Hal ini telah dibahas di dalam surah Saba’ ayat 23.

Firman Allah: وَيُقۡذَفُونَ مِن كُلِّ جَانِبٍ (“Dan mereka dilempari dari segala penjuru.”) yaitu, dari setiap sudut yang mereka naik menuju ke langit.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa setan tidak dapat mendengar pembicaraan malaikat. Setan-setan itu dilempari dari segala penjuru karena ulah mereka yang suka merusak tatanan alam dan menggoda manusia untuk berbuat maksiat kepada Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Setan-setan yang durhaka itu tidak akan mungkin dapat mendengar apa yang tengah berlangsung di antara para malaikat pilihan (al-mala’ al-a’lâ). Mereka dilempari dengan segala sesuatu yang mendorong mereka dari seluruh penjuru.

Surah As-Saffat Ayat 9
دُحُورًا ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ

Terjemahan: Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal,

Tafsir Jalalain: دُحُورًا (Untuk mengusir mereka) lafal Duhuuran bentuk Mashdar dari lafal Daharahu, artinya dia mengusir mereka dan menjauhkan mereka, juga menjadi Maf’ul Lah وَلَهُمْ (dan bagi mereka) di akhirat kelak عَذَابٌ وَاصِبٌ (azab yang kekal) yang abadi.

Baca Juga:  Surah Yunus Ayat 53-54; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: دُحُورًا (“untuk mengusir mereka.”) yaitu usiran yang membuat mereka tertahan, terancam dan tercegah untuk sampai ke sana serta terusir. وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ (“Dan bagi mereka siksaan yang kekal.”) yaitu di negeri akhirat mereka akan mendapatkan siksaan yang kekal, menyakitkan dan terus menerus.

Tafsir Kemenag: Lemparan itu untuk mengusir setan-setan tersebut karena mereka makhluk yang ingkar dan sesat, dan selalu berusaha menyesatkan manusia, dan membujuk manusia supaya ingkar kepada Tuhan. Untuk mereka telah disediakan azab yang akan berlangsung selama-lamanya di neraka.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka diusir dengan kejam sehingga tidak sampai mendengar berita-berita dari langit. Di akhirat kelak mereka akan mendapat siksa pedih yang abadi.

Surah As-Saffat Ayat 10
إِلَّا مَنۡ خَطِفَ ٱلۡخَطۡفَةَ فَأَتۡبَعَهُۥ شِهَابٌ ثَاقِبٌ

Terjemahan: akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.

Tafsir Jalalain: إِلَّا مَنۡ خَطِفَ ٱلۡخَطۡفَةَ (Terkecuali setan yang mencuri-curi -pembicaraan malaikat- dengan sekali curi) lafal Al-Khathfah adalah Mashdar Marrah dan yang diistitsnakan atau yang dikecualikan adalah dhamir yang terkandung di dalam lafal Laa Yasma’uuna. Maksudnya, tiada yang dapat mendengarkan pembicaraan para malaikat kecuali hanya setan yang dapat mencuri-curinya dengan cepat,

فَأَتۡبَعَهُۥ شِهَابٌ (maka ia dikejar oleh meteor) yakni bintang yang bercahaya ثَاقِبٌ (yang melubanginya) yang menembus tubuh setan-setan itu, atau membakarnya, atau membuatnya cacat.

Tafsir Ibnu Katsir: Adapun firman Allah Swt.: tetapi barang siapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan). (Ash-Shaffat: 10) Yaitu kecuali setan-setan yang hendak mencuri-curi dengar dari pembicaraan para malaikat, kemudian setan itu menyampaikannya kepada setan lain yang ada di bawahnya, lalu disampaikan lagi kepada yang di bawahnya lagi, hingga seterusnya.

Dan adakalanya setan yang telah berhasil mencuri dengar itu keburu dihantam oleh bintang yang menyala-nyala sebelum ia sempat menyampaikannya kepada setan yang ada di bawahnya. Adakalanya dia sempat menyampaikan apa yang telah dicuri dengarnya itu berkat takdir Allah, sebelum ia dikejar oleh bintang yang menyala dan yang membakarnya. Maka tugasnya dipegang oleh setan lain yang ada di bawahnya hingga sampailah kepada tukang tenung, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadis.

Karena itulah dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: tetapi barang siapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan), maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang. (Ash-Shaffat: 10) Makna saqib ialah terang benderang.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Waqi’, dari Israil, dari Abu Ishaq, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa dahulu setan-setan mempunyai pos-pos pengintaian di langit untuk mencuri-curi dengar wahyu; dan dahulu bintang-bintang tidak beredar dan setan tidak dilempari. Apabila mereka mendengar wahyu, lalu mereka turun ke bumi dan menambah-nambahinya dengan kedustaan yang banyak.

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 67-69; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Ketika Rasulullah Saw. telah diutus, maka bila setan duduk di posnya di langit, maka ada bintang menyala-nyala yang mengejarnya. Bintang-bintang itu tidak pernah meleset dan mengenainya serta membakarnya. Lalu setan-setan melaporkan hal tersebut kepada pemimpin mereka, yaitu iblis la natullah.

Iblis berkata, “Hal itu tidak lain terjadi karena ada suatu peristiwa yang baru terjadi.” Lalu iblis mengirimkan bala tentaranya (untuk menyelidiki hal yang baru itu), maka utusan iblis menjumpai Rasulullah Saw. sedang berdiri mengerjakan salatnya di antara dua Bukit Nakhlah. Waki’ mengatakan bahwa, yang dimaksud ialah lembah Nakhlah. Utusan iblis itu kembali kepada pemimpinnya, lalu menceritakan hal itu kepadanya.

Maka iblis berkata, “Memang orang inilah yang mengubah keadaan.” Dan nanti insya Allah akan diketengahkan hadis-hadis berikut asar-asar yang berkaitan dengan makna firman-Nya ini, yaitu pada tafsir firman Allah Swt. yang menceritakan perihal jin, bahwa mereka mengatakan:

Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya).

Tetapi sekarang barang siapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu), tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk menembaknya). Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka mengkehendaki kebaikan bagi mereka. (Al-Jin: 8-10)”

Tafsir Kemenag: Akan tetapi, bila ada di antara setan-setan yang sengaja mendengar-dengarkan pembicaraan para malaikat, ia segera diburu dengan suluh api yang menyala-nyala. Ini menunjukkan betapa terkutuknya setan-setan itu, sehingga mereka merupakan makhluk yang paling dibenci dan diusir di mana-mana. Oleh sebab itu, manusia tidak patut takluk kepada rayuan dan godaan mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Kecuali beberapa di antara mereka yang mencuri pembicaraan tentang berita-berita langit. Sesungguhnya Kami akan terus mengikutinya dengan suluh api yang menyinari udara untuk kemudian membakarnya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah As-Saffat Ayat 6-10 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S