Surah Al-Haqqah Ayat 13-18; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Haqqah Ayat 13-18

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Haqqah Ayat 13-18 ini, diterangkan bahwa apabila Allah berkehendak mendatangkan hari Kiamat, maka Ia memerintahkan Malaikat Israfil meniup sangkakala pertama. Pada saat terjadinya hari Kiamat itu, langit dalam keadaan lemah sehingga terbelah. Jika diperhatikan hukum-hukum Allah yang berlaku di ruang angkasa, maka yang dikemukakan ayat ini sesuai dengan hukum itu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pada hari Kiamat, para malaikat berada di segenap penjuru langit. Delapan malaikat menjunjung ‘Arasy Allah di atas kepalanya. Persoalan malaikat dan ‘Arasy ini adalah persoalan yang gaib, tidak seorang pun yang mengetahuinya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Haqqah Ayat 13-18

Surah Al-Haqqah Ayat 13
فَإِذَا نُفِخَ فِى ٱلصُّورِ نَفۡخَةٌ وَٰحِدَةٌ

Terjemahan: Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup

Tafsir Jalalain: فَإِذَا نُفِخَ فِى ٱلصُّورِ نَفۡخَةٌ وَٰحِدَةٌ (Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup) yaitu, untuk tiupan yang kedua kalinya, sebagai pemula untuk dijalankannya peradilan di antara semua makhluk.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman seraya menceritakan tentang berbagai kejadian besar pada hari kiamat. Diawali dengan tiupan yang mengagetkan, disusul oleh tiupan mematikan saat semua yang ada di langit dan di bumi mati kecuali yang dikehendaki oleh Allah. Setelah itu tiupan pembangkitan untuk menghadap Rabb semesta alam.

Kebangkitan dan pengumpulan makhluk itu berada pada tiupan ini. Hal itu telah ditegaskan di sini, bahwa ia hanya berlangsung satu kali saja karena Allah tidak akan melakukan kesalahan, tidak juga dapat ditolak dan tidak pula membutuhkan pengulangan dan penekanan. Ar-Rabi’ mengatakan: “Dan itulah tiupan yang terakhir.” Dan yang benar adalah yang dikatakan Ibnu Katsir.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini diterangkan bahwa apabila Allah berkehendak mendatangkan hari Kiamat, maka Ia memerintahkan Malaikat Israfil meniup sangkakala pertama. Firman Allah:

Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya. (Yasin/36: 51)

Tafsir Quraish Shihab: Ketika sangkakala ditiup dengan sekali tiupan saja, bumi dan gunung diangkat dari tempatnya lalu dibenturkan dengan sekali bentur.

Surah Al-Haqqah Ayat 14
وَحُمِلَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَٱلۡجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَٰحِدَةً

Terjemahan: dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.

Tafsir Jalalain: وَحُمِلَتِ (Dan diangkatlah) diangkatlah ke atas ٱلۡأَرۡضُ وَٱلۡجِبَالُ فَدُكَّتَا (bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya) diadukan دَكَّةً وَٰحِدَةً (sekali bentur.).

Tafsir Ibnu Katsir: Oleh karena itu disini Allah berfirman: وَحُمِلَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَٱلۡجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَٰحِدَةً (“Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.”) yaitu dibenturkan seperti benturan yang menghancurkan sehingga tanah yang ada diganti dengan tanah yang baru.

Tafsir Kemenag: Pada saat itu berguncanglah seluruh bumi, dan gunung-gunung terangkat dari tempat-tempatnya kemudian saling berbenturan. Berguncangnya bumi dan bergeraknya gunung menandakan bahwa telah terjadi gempa dahsyat yang menghancurkan seluruh yang ada di permukaan bumi, termasuk manusia yang berdiam di atasnya. Pada firman Allah yang lain diterangkan:

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau akan melihat bumi itu rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka. (al-Kahf/18: 47).

Tafsir Quraish Shihab: Ketika sangkakala ditiup dengan sekali tiupan saja, bumi dan gunung diangkat dari tempatnya lalu dibenturkan dengan sekali bentur.

Surah Al-Haqqah Ayat 15
فَيَوۡمَئِذٍ وَقَعَتِ ٱلۡوَاقِعَةُ

Terjemahan: Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat,

Tafsir Jalalain: فَيَوۡمَئِذٍ وَقَعَتِ ٱلۡوَاقِعَةُ (Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat) yakni hari terakhir.

Tafsir Ibnu Katsir: فَيَوۡمَئِذٍ وَقَعَتِ ٱلۡوَاقِعَةُ (“Maka pada hari itu terjadilah kiamat.”) yakni terjadinya hari kiamat.

Tafsir Kemenag: Pada saat terjadinya hari Kiamat itu, langit dalam keadaan lemah sehingga terbelah. Jika diperhatikan hukum-hukum Allah yang berlaku di ruang angkasa, maka yang dikemukakan ayat ini sesuai dengan hukum itu. Masing-masing planet di ruang angkasa itu mempunyai daya tarik-menarik.

Dengan adanya daya tersebut, maka seluruh planet-planet menjadi selalu beredar pada garis edar yang tetap, tidak jatuh dan tidak menyimpang. Seandainya salah satu saja di antara planet yang banyak itu bergeser dari falaknya, maka hilanglah keseimbangan tarik-menarik yang ada antara planet-planet itu, sehingga planet yang kecil tertarik oleh planet yang besar. Terjadilah tabrakan antara planet-planet itu yang menghancurkan seluruh alam ini.

Kajian saintifik modern saat ini menyatakan bahwa jagad-raya seisinya ini diawali pembentukannya dari adanya singularity. Singularity adalah sesuatu dimana calon/bakal ruang, energi, materi, dan waktu masih terkumpul menjadi satu (manunggal). Dentuman Besar (Big Bang) meledakkan singularity ini dan berkembanglah seperti spiral-kerucut yang terus menerus berekspansi melebar dan melebar terus.

Baca Juga:  Surah Al-Haqqah Ayat 1-12; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Sejak Big Bang itulah, waktu mulai memisahkan diri dari ruang, begitu pula energi, materi, dan gaya-gaya, dan selama bermiliar-miliar tahun terbentuklah seluruh jagad-raya yang berisi miliaran galaksi. Ruang dan waktu terus mengalami ekspansi meluas.

Bahiruddin S. Mahmud menjelaskan bahwa ekspansi jagad raya bukannya tak terbatas dan terus menerus. Laju ekspansi atau perkembangan ini berangsur-angsur menurun, karena gaya gravitasi antar galaksi (yang mereka sesamanya terus saling menjauh) mulai mengendor, sehingga suatu saat akan berhentilah ekspansi jagad raya itu.

Ketika jagad raya atau alam semesta menghentikan aktivitas ekspansinya (perluasannya), masa penyusutannya (pemadatannya) pun dimulai. Jika ekspansi diawali dari singularity, Big Bang, dan ekspansi alam semesta; maka penyusutan alam semesta atau pemadatan (kontraksi) alam semesta diawali dengan alam semesta yang secara perlahan menyusut, di mana ruang, waktu, energi, materi, dan gaya-gaya akan bersatu kembali menjadi singularity.

Penyusutan ini makin lama makin cepat, dari dimensi waktu miliaran tahun, jutaan tahun, puluhan tahun, tahunan, bulanan, mingguan, harian, terus ke jam, menit, detik, mikro-detik dan akhirnya terjadi ledakan hebat yang disebut Big Crunch (Kompresan Besar) menjadi singularity kembali. Jadi Big Crunch, adalah seperti Big Bang dalam arah yang berbalikkan.

Proses penyusutan alam semesta menuju Big Crunch ini, berlangsung dengan periode waktu yang sangat lama, kemudian semakin cepat, dan super cepat!! Menurut Paul Davies, ketika alam semesta telah memadat sampai seper-seratus (1/100) dari luasnya yang sekarang ini, maka efek tekanannya akan mengakibatkan suhu yang meninggi sampai mencapai titik didih benda cair; dan bumi menjadi tempat yang tidak layak huni lagi.

Galaksi sudah tidak dapat dibedakan satu sama lainnya, karena mereka telah berfusi, dan merapat satu sama lainnya. Selanjutnya gerak kepadatan makin naik hingga mencapai titik api pijar. Pada saat inilah antariksa tampak bagaikan bola api plasma yang pijar. Kemungkinan inilah yang disebut dalam Surah al-Ma’arij/70: 8, “Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak.”

Ketika terjadi proses ke arah Big Crunch itu, yaitu proses pemadatan atau penyusutan alam semesta, maka semua materi pecah kembali menjadi materi-materi fundamental seperti quark, elektron, dan sebagainya, gaya-gaya seperti gaya gravitasi, elektromagnetik, nuklir kuat, dan nuklir lemah mulai menyatu kembali.

Saat itulah benda-benda langit mulai kehilangan gaya-gaya gravitasinya, dan akibatnya terjadilah tubrukan-tubrukan dahsyat antar planet, sehingga bumi berbenturan dengan planet-planet lainnya, gunung-gunung berbenturan karena hilangnya gaya gravitasi yang menopangnya sehingga berbenturan sesamanya. Langit antariksa mulai lemah karena ketiadaan topangan gaya gravitasi, dan mulai menyusut/ mengerut dan retak/terbelah.

Proses ini menimbulkan suara gemuruh dahsyat, yang dipuncaki dengan dentuman Big Crunch. Apakah sangkakala (sur) yang dimaksud adalah mulainya suara gemuruh ketika terjadi proses penyusutan ini? Wallahu a’lam bis-sawab. Akhirnya setelah dentuman Big Crunch kembalilah ke singularity lagi, semua serba fana, kecuali Allah, sebagaimana firman-Nya:

Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. (ar-Rahman/55: 26-27)

Tafsir Quraish Shihab: Pada hari itu terjadilah bencana, dan langit menjadi terbelah dengan hilangnya keseimbangan. Saat itu langit melemah setelah sebelumnya kuat dan terkendalikan.

Surah Al-Haqqah Ayat 16
وَٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ فَهِىَ يَوۡمَئِذٍ وَاهِيَةٌ

Terjemahan: dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.

Tafsir Jalalain: وَٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ فَهِىَ يَوۡمَئِذٍ وَاهِيَةٌ (Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah) melemah.

Tafsir Ibnu Katsir: وَٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ فَهِىَ يَوۡمَئِذٍ وَاهِيَةٌ (“Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah.”) Ibnu Juraij mengatakan, ayat tersebut sama dengan firman-Nya: وَفُتِحَتِ ٱلسَّمَآءُ فَكَانَتۡ أَبۡوَٰبًا (“Maka dibukakanlah langit sehingga menjadi berpintu-pintu.”)(an-Naba’: 19). Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Yakni hancur berantakan, sedangkan ‘Arsy tetap bertengger.”

Tafsir Kemenag: Pada saat terjadinya hari Kiamat itu, langit dalam keadaan lemah sehingga terbelah. Jika diperhatikan hukum-hukum Allah yang berlaku di ruang angkasa, maka yang dikemukakan ayat ini sesuai dengan hukum itu. Masing-masing planet di ruang angkasa itu mempunyai daya tarik-menarik.

Dengan adanya daya tersebut, maka seluruh planet-planet menjadi selalu beredar pada garis edar yang tetap, tidak jatuh dan tidak menyimpang. Seandainya salah satu saja di antara planet yang banyak itu bergeser dari falaknya, maka hilanglah keseimbangan tarik-menarik yang ada antara planet-planet itu, sehingga planet yang kecil tertarik oleh planet yang besar. Terjadilah tabrakan antara planet-planet itu yang menghancurkan seluruh alam ini.

Kajian saintifik modern saat ini menyatakan bahwa jagad-raya seisinya ini diawali pembentukannya dari adanya singularity. Singularity adalah sesuatu dimana calon/bakal ruang, energi, materi, dan waktu masih terkumpul menjadi satu (manunggal). Dentuman Besar (Big Bang) meledakkan singularity ini dan berkembanglah seperti spiral-kerucut yang terus menerus berekspansi melebar dan melebar terus.

Baca Juga:  Surah Al-Haqqah Ayat 44-52; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Sejak Big Bang itulah, waktu mulai memisahkan diri dari ruang, begitu pula energi, materi, dan gaya-gaya, dan selama bermiliar-miliar tahun terbentuklah seluruh jagad-raya yang berisi miliaran galaksi. Ruang dan waktu terus mengalami ekspansi meluas.

Bahiruddin S. Mahmud menjelaskan bahwa ekspansi jagad raya bukannya tak terbatas dan terus menerus. Laju ekspansi atau perkembangan ini berangsur-angsur menurun, karena gaya gravitasi antar galaksi (yang mereka sesamanya terus saling menjauh) mulai mengendor, sehingga suatu saat akan berhentilah ekspansi jagad raya itu.

Ketika jagad raya atau alam semesta menghentikan aktivitas ekspansinya (perluasannya), masa penyusutannya (pemadatannya) pun dimulai. Jika ekspansi diawali dari singularity, Big Bang, dan ekspansi alam semesta; maka penyusutan alam semesta atau pemadatan (kontraksi) alam semesta diawali dengan alam semesta yang secara perlahan menyusut, di mana ruang, waktu, energi, materi, dan gaya-gaya akan bersatu kembali menjadi singularity.

Penyusutan ini makin lama makin cepat, dari dimensi waktu miliaran tahun, jutaan tahun, puluhan tahun, tahunan, bulanan, mingguan, harian, terus ke jam, menit, detik, mikro-detik dan akhirnya terjadi ledakan hebat yang disebut Big Crunch (Kompresan Besar) menjadi singularity kembali. Jadi Big Crunch, adalah seperti Big Bang dalam arah yang berbalikkan.

Proses penyusutan alam semesta menuju Big Crunch ini, berlangsung dengan periode waktu yang sangat lama, kemudian semakin cepat, dan super cepat!! Menurut Paul Davies, ketika alam semesta telah memadat sampai seper-seratus (1/100) dari luasnya yang sekarang ini, maka efek tekanannya akan mengakibatkan suhu yang meninggi sampai mencapai titik didih benda cair; dan bumi menjadi tempat yang tidak layak huni lagi.

Galaksi sudah tidak dapat dibedakan satu sama lainnya, karena mereka telah berfusi, dan merapat satu sama lainnya. Selanjutnya gerak kepadatan makin naik hingga mencapai titik api pijar. Pada saat inilah antariksa tampak bagaikan bola api plasma yang pijar. Kemungkinan inilah yang disebut dalam Surah al-Ma’arij/70: 8, “Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak.”

Ketika terjadi proses ke arah Big Crunch itu, yaitu proses pemadatan atau penyusutan alam semesta, maka semua materi pecah kembali menjadi materi-materi fundamental seperti quark, elektron, dan sebagainya, gaya-gaya seperti gaya gravitasi, elektromagnetik, nuklir kuat, dan nuklir lemah mulai menyatu kembali.

Saat itulah benda-benda langit mulai kehilangan gaya-gaya gravitasinya, dan akibatnya terjadilah tubrukan-tubrukan dahsyat antar planet, sehingga bumi berbenturan dengan planet-planet lainnya, gunung-gunung berbenturan karena hilangnya gaya gravitasi yang menopangnya sehingga berbenturan sesamanya. Langit antariksa mulai lemah karena ketiadaan topangan gaya gravitasi, dan mulai menyusut/ mengerut dan retak/terbelah.

Proses ini menimbulkan suara gemuruh dahsyat, yang dipuncaki dengan dentuman Big Crunch. Apakah sangkakala (sur) yang dimaksud adalah mulainya suara gemuruh ketika terjadi proses penyusutan ini? Wallahu a’lam bis-sawab. Akhirnya setelah dentuman Big Crunch kembalilah ke singularity lagi, semua serba fana, kecuali Allah, sebagaimana firman-Nya:

Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. (ar-Rahman/55: 26-27)

Tafsir Quraish Shihab: Pada hari itu terjadilah bencana, dan langit menjadi terbelah dengan hilangnya keseimbangan. Saat itu langit melemah setelah sebelumnya kuat dan terkendalikan.

Surah Al-Haqqah Ayat 17
وَٱلۡمَلَكُ عَلَىٰٓ أَرۡجَآئِهَا وَيَحۡمِلُ عَرۡشَ رَبِّكَ فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَئِذٍ ثَمَٰنِيَةٌ

Terjemahan: Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.

Tafsir Jalalain: وَٱلۡمَلَكُ (Dan malaikat-malaikat) lafal al-malaku adalah bentuk jamak dari lafal malaa’ikah, artinya malaikat-malaikat عَلَىٰٓ أَرۡجَآئِهَا (berada di penjuru-penjuru langit) berada di seantero langit. وَيَحۡمِلُ عَرۡشَ رَبِّكَ فَوۡقَهُمۡ (Dan diangkatlah Arasy Rabbmu di atas mereka) oleh malaikat-malaikat tersebut يَوۡمَئِذٍ ثَمَٰنِيَةٌ (pada hari itu yang jumlahnya ada delapan malaikat) ada delapan malaikat atau delapan barisan malaikat.

Tafsir Ibnu Katsir: وَٱلۡمَلَكُ عَلَىٰٓ أَرۡجَآئِهَا (“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit.”) kata al-Malak merupakan isim jenis, yaitu para malaikat berada di penjuru langit. Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Pada bagian-bagian yang belum runtuh, yaitu disekelilingnya.” Demikian pula yang dikemukakan oleh Sa’id bin Jubair dan al-Auza’i. Sedangkan adh-Dhahhak mengatakan: “Yakni di ujung-ujungnya.” Adapun al-Hasan al-Bashri mengatakan: “Yakni pintu-pintunya.”

Firman Allah: وَيَحۡمِلُ عَرۡشَ رَبِّكَ فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَئِذٍ ثَمَٰنِيَةٌ (“Dan pada hari itu delapan Malaikat menjunjung ‘Arsy Rabb-mu di atas [kepala] mereka.”) yakni pada hari kiamat, dimana ada delapan malaikat yang menjunjung ‘Arsy. Mungkin juga yang dimaksudkan dengan ‘Arsy ini adalah ‘Arsy yang agung atau ‘Arsy yang diletakkan di bumi pada hari kiamat kelak untuk memberi keputusan. Hanya Allah yang lebih mengetahui yang benar. Dan dalam hadits Jabir disebutkan bahwa dia berkata:

Baca Juga:  Surah Ar-Rum Ayat 8-10; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Rasulullah saw. bersabda: “Aku diizinkan untuk memberitahu kalian tentang malaikat pengangkat ‘Arsy, yaitu bahwa jarak antara daun telinga dan lehernya sejauh jarak tempuh 700 tahun kepakan sayap burung.”
Sanad hadits ini jayyid, para rijalnya secara keseluruhan adalah tsiqah [terpercaya]. Dan telah pula diriwayatkan oleh Abu Dawud di kitab as-Sunnah dari kitab sunannya.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Sa’id bin Jubair, mengenai firman Allah: wa yahmilu ‘arsya rabbika fauqaHum yauma-idzin tsamaaniyatun (“Dan pada hari itu delapan Malaikat menjunjung ‘Arsy Rabb-mu di atas [kepala] mereka.”) dia mengatakan: “Yaitu delapan baris malaikat.”

Tafsir Kemenag: Pada hari Kiamat, para malaikat berada di segenap penjuru langit. Delapan malaikat menjunjung ‘Arasy Allah di atas kepalanya. Persoalan malaikat dan ‘Arasy ini adalah persoalan yang gaib, tidak seorang pun yang mengetahuinya. Tidak dijelaskan bentuk ‘Arasy yang dipikul para malaikat itu, dan ke mana mereka membawanya. Oleh karena itu, kita menerima semuanya itu berdasarkan iman kita kepada Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Para malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas kepala mereka.

Surah Al-Haqqah Ayat 18
يَوۡمَئِذٍ تُعۡرَضُونَ لَا تَخۡفَىٰ مِنكُمۡ خَافِيَةٌ

Terjemahan: Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).

Tafsir Jalalain: يَوۡمَئِذٍ تُعۡرَضُونَ (Pada hari itu kalian dihadapkan) untuk menjalani hisab لَا تَخۡفَىٰ (tiada yang tersembunyi) dapat dibaca laa takhfaa dan laa yakhfaa مِنكُمۡ خَافِيَةٌ (dari keadaan kalian barang sedikit pun) yaitu dari hal-hal yang kalian rahasiakan.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: يَوۡمَئِذٍ تُعۡرَضُونَ لَا تَخۡفَىٰ مِنكُمۡ خَافِيَةٌ (“Pada hari itu kamu dihadapkan [kepada Rabb-mu], tiada suatupun dari keadaanmu yang tersembunyi [bagi Allah].”) yaitu kalian akan dihadapkan kepada Rabb Yang Mahamengetahui rahasia dan yang tersembunyi, tidak ada suatu urusanpun dari kalian yang tersembunyi dari-Nya, bahkan Dia mengetahui yang tampak jelas, sembunyi-sembunyi dan yang berada di dalam hati. Oleh karena itu Dia berfirman:

لَا تَخۡفَىٰ مِنكُمۡ خَافِيَةٌ (“Tiada suatu pun dari keadaaanmu yang tersembunyi.”) Ibnu Abid Dun-ya menceritakan bahwa ‘Umar bin al-Khaththab mengatakan: “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Dan timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang. Sesungguhnya kalian menghisab diri kalian di hari ini akan meringankan bagi kalian hisab di hari esok dan berhiaslah untuk menyambut perhelatan besar.

يَوۡمَئِذٍ تُعۡرَضُونَ لَا تَخۡفَىٰ مِنكُمۡ خَافِيَةٌ (“Pada hari itu kamu dihadapkan [kepada Rabb-mu], tiada suatupun dari keadaanmu yang tersembunyi [bagi Allah].”) Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Musa, dia berkata: Rasulullah saw. bersabda:

“Pada hari kiamat kelak, umat manusia akan dihadapkan [dengan] tiga kali persidangan. Dua persidangan mencakup perdebatan dan penyampaian alasan. Sedangkan persidangan ketiga, pada saat itu lembaran-lembaran catatan berterbangan ke tangan umat manusia, sehingga ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada pula yang mengambilnya dengan tangan kiri.” Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan juga at-Tirmidzi.

Tafsir Kemenag: Pada hari Kiamat itu seluruh manusia dihadapkan ke hadirat Allah, untuk dihisab dan ditimbang amal dan perbuatannya. Tidak ada satu pun perbuatan dan amal manusia yang luput dari pengetahuan Allah sejak dari yang sekecil-kecilnya sampai kepada yang sebesar-besarnya, sejak dari yang tersembunyi dan yang nyata, yang halus dan yang kasar; semuanya diketahui Allah.

Pada hari itu yang dapat menolong seseorang hanyalah Allah semata. Pertolongan itu diberikan berdasarkan amal mereka selama hidup di dunia.

Tafsir Quraish Shihab: Pada hari itu kalian dikumpulkan untuk diperhitungkan amal kalian. Tidak ada rahasia kalian yang tidak diketahui oleh-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Haqqah Ayat 13-18 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S