Surah An-Naml Ayat 83-86; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Naml Ayat 83-86

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Naml Ayat 83-86 ini, menerangkan tingkah laku dan perbuatan orang-orang kafir yang mengingkari Allah SWT dan Rasul-Nya ketika mereka menyaksikan sendiri datangnya hari Kiamat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah mengemukakan dalil-dalil keesaan-Nya, tentang kepastian akan datangnya hari kebangkitan, dan dalil-dalil yang membenarkan Muhammad saw sebagai utusan Allah.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Naml Ayat 83-86

Surah An-Naml Ayat 83
وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِن كُلِّ أُمَّةٍ فَوْجًا مِّمَّن يُكَذِّبُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ يُوزَعُونَ

Terjemahan: Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan Ayat-Ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok).

Tafsir Jalalain: وَ (Dan) ingatlah يَوْمَ نَحْشُرُ مِن كُلِّ أُمَّةٍ فَوْجًا مِّمَّن يُكَذِّبُ بِآيَاتِنَا (hari ketika Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan) yakni sekumpulan (orang-orang yang mendustakan Ayat-Ayat Kami) mereka adalah pemimpin-pemimpin yang menjadi panutannya فَهُمْ يُوزَعُونَ (lalu mereka dibagi-bagi) dikumpulkan dalam kelompok-kelompok kemudian mereka digiring.

Tafsir Ibnu Katsir: وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِن كُلِّ أُمَّةٍ فَوْجًا (“Dan [ingatlah] hari [ketika] Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan umat.”) yaitu setiap kaum dan kurun satu faujan, yakni satu kelompok, مِّمَّن يُكَذِّبُ بِآيَاتِنَا (“orang-orang yang mendustakan Ayat-Ayat Kami.”)

sebagaimana Allah berfirman yang artinya: “[Kepada malaikat diperintahkan]: ‘Kumpulkanlah orang-orang yang dhalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu merek sembah.’”) (ash-Shaaffaat: 22)

Firman Allah: فَهُمْ يُوزَعُونَ (“lalu merek dibagi-bagi”) Ibnu ‘Abbas berkata: “Dipilah-pilah.” Qatadah berkata: waz’atun; adalah kelompok pertama dari mereka dikembalikan kepada kelompok terakhir.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat-Ayat ini, Allah menerangkan tingkah laku dan perbuatan orang-orang kafir yang mengingkari Allah dan Rasul-Nya ketika mereka menyaksikan sendiri datangnya hari Kiamat. Pada hari itu, Allah mengumpulkan orang-orang yang mengingkari Ayat-Ayat-Nya dari setiap umat manusia. Setelah mereka berkumpul di Padang Mahsyar untuk dihisab, mereka semuanya berdiri di hadapan Allah untuk menghadapi berbagai pertanyaan dan pemeriksaan.

Orang-orang kafir dan musyrik mendengar dakwaan yang sangat menusuk perasaan. Di antaranya adalah mengapa mereka telah mengingkari Ayat-Ayat Allah yang secara jelas memberitahukan akan adanya hari kebangkitan dan hari penghisaban ini.

Mengapa mereka tidak memikirkan persoalan itu, padahal dalil-dalilnya jelas dan gamblang disampaikan oleh rasul-rasul kepada mereka? Mengapa mereka bersikap sombong dan angkuh tidak mau menerima keterangan para rasul itu, padahal mereka tidak memiliki pengetahuan yang pasti dan tidak pernah memikirkannya secara teliti dan sungguh-sungguh.

Tafsir Quraish Shihab: Ingatlah, wahai Muhammad, hari ketika Kami mengumpulkan golongan pendusta dari tiap umat, yang mendustakan Ayat-Ayat Kami. Mereka adalah para pembesar yang menjadi panutan.
Mereka akan digiring di depan pengikut mereka menuju pintu gerbang perhitungan dan pembalasan.

Baca Juga:  Surah Al-Kahfi Ayat 71-73; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah An-Naml Ayat 84
حَتَّى إِذَا جَاءُوا قَالَ أَكَذَّبْتُم بِآيَاتِي وَلَمْ تُحِيطُوا بِهَا عِلْمًا أَمَّاذَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Terjemahan: Hingga apabila mereka datang, Allah berfirman: “Apakah kamu telah mendustakan Ayat-Ayat-Ku, padahal ilmu kamu tidak meliputinya, atau apakah yang telah kamu kerjakan?”.

Tafsir Jalalain: حَتَّى إِذَا جَاءُوا (Sehingga apabila mereka datang) di tempat perhitungan amal perbuatan قَالَ (Allah berfirman) kepada mereka, أَكَذَّبْتُم (“Apakah kalian telah mendustakan) nabi-nabi-Ku yang membawa بِآيَاتِي وَلَمْ تُحِيطُوا بِهَا (Ayat-Ayat-Ku, padahal tidak sampai ke sana) disebabkan kalian tidak mempercayainya عِلْمًا أَمَّاذَا (ilmu kalian, atau apakah) pada lafal Amma ini terdapat Ma Istifham yang diidgamkan kepada Am (yang) Dza di sini merupakan Isim Maushul, artinya apakah yang كُنتُمْ تَعْمَلُونَ (telah kalian kerjakan?”) dari apa yang telah diperintahkan kepada kalian untuk melakukannya.

Tafsir Ibnu katsir: ‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata: “Mereka digiring.” حَتَّى إِذَا جَاءُوا (“Hingga apabila mereka datang”) diam di hadapan Allah, di tempat pengajuan pertanyaan, قَالَ أَكَذَّبْتُم بِآيَاتِي وَلَمْ تُحِيطُوا بِهَا عِلْمًا أَمَّاذَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ (“Allah berfirman: ‘Apakah kamu telah mendustakan Ayat-Ayat-Ku, padahal ilmumu tidak meliputinya atau apakah yang telah kamu kerjakan?’”) yakni mereka ditanya tentang ‘aqidah dan amal-amal mereka. ketika mereka tidak termasuk golongan orang-orang yang berbahagia

Tafsir Kemenag: Pada Ayat-Ayat ini, Allah menerangkan tingkah laku dan perbuatan orang-orang kafir yang mengingkari Allah dan Rasul-Nya ketika mereka menyaksikan sendiri datangnya hari Kiamat. Pada hari itu, Allah mengumpulkan orang-orang yang mengingkari Ayat-Ayat-Nya dari setiap umat manusia. Setelah mereka berkumpul di Padang Mahsyar untuk dihisab, mereka semuanya berdiri di hadapan Allah untuk menghadapi berbagai pertanyaan dan pemeriksaan.

Orang-orang kafir dan musyrik mendengar dakwaan yang sangat menusuk perasaan. Di antaranya adalah mengapa mereka telah mengingkari Ayat-Ayat Allah yang secara jelas memberitahukan akan adanya hari kebangkitan dan hari penghisaban ini.

Mengapa mereka tidak memikirkan persoalan itu, padahal dalil-dalilnya jelas dan gamblang disampaikan oleh rasul-rasul kepada mereka? Mengapa mereka bersikap sombong dan angkuh tidak mau menerima keterangan para rasul itu, padahal mereka tidak memiliki pengetahuan yang pasti dan tidak pernah memikirkannya secara teliti dan sungguh-sungguh.

Tafsir Quraish Shihab: Pada saat berdiri di hadapan Tuhan untuk diperhitungkan amal perbuatannya, dengan nada mencemooh para pendusta itu, Allah berfirman, “Kalian telah mengingkari semua Ayat Kami, tanpa kalian renungkan dan kalian pikirkan terlebih dahulu. Apa yang selama ini kalian perbuat di dunia, sedangkan Kami tidak menciptakan kalian untuk sesuatu yang sia-sia?”

Baca Juga:  Surah An-Naml Ayat 63; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah An-Naml Ayat 85
وَوَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِم بِمَا ظَلَمُوا فَهُمْ لَا يَنطِقُونَ

Terjemahan: Dan jatuhlah perkataan (azab) atas mereka disebabkan kezaliman mereka, maka mereka tidak dapat berkata (apa-apa).

Tafsir Jalalain: وَوَقَعَ الْقَوْلُ (Dan jatuhlah perkataan) yakni telah pasti azab عَلَيْهِم بِمَا ظَلَمُوا (atas mereka disebabkan kelaliman mereka) disebabkan kemusyrikan mereka فَهُمْ لَا يَنطِقُونَ (maka mereka tidak dapat berkata apa-apa) karena mereka tidak mempunyai argumentasi.

Tafsir Ibnu Katsir: وَوَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِم بِمَا ظَلَمُوا فَهُمْ لَا يَنطِقُونَ (“Dan jatuhlah perkataan [adzab] atas mereka disebabkan kedhaliman mereka, maka mereka tidak dapat berkata [apa-apa].”) mereka bisu tidak mampu menjawab, karena mereka di dunia mendhalimi diri mereka sendiri.

Dan sesungguhnya mereka akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui yang ghaib dan nyata yang tidak ada satu pun yang tersembunyi dari-Nya. Kemudian Allah Ta’ala berfirman menyadarkan tentang ketetapan-Nya yang sempurna dan kekuasaan-Nya yang agung serta keadaan-Nya yang tinggi dan wajib dibenarkan para Nabi dan kebenaran yang mereka bawa.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menjelaskan bahwa kemurkaan Allah kepada orang-orang yang ingkar itu disebabkan kezaliman mereka sendiri. Mereka tidak dapat berkata apa-apa untuk menolak azab yang akan menimpa mereka seperti tersebut dalam firman Allah:

Inilah hari, saat mereka tidak dapat berbicara, dan tidak diizinkan kepada mereka mengemukakan alasan agar mereka dimaafkan. (al-Mursalat/77: 35-36)

Tafsir Quraish Shihab: Mereka disiksa lantaran kezaliman mereka pada diri sendiri dengan perbuatan durhaka. Mereka tidak mampu mengelak dan berdalih.

Surah An-Naml Ayat 86
أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Terjemahan: Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Tafsir Jalalain: أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا (Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan) maksudnya telah menciptakan اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ (malam supaya mereka beristirahat padanya) sama dengan orang-orang lain وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا (dan siang yang menerangi?) supaya mereka dapat berusaha padanya.

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ (Sesuugguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda) yang menunjukkan kekuasaan Allah swt. لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (bagi orang-orang yang beriman) di sini hanya disebutkan mereka yang beriman, karena hanya mereka sajalah yang dapat mengambil manfaat dari hal ini untuk mempertebal keimanan mereka, berbeda halnya dengan orang-orang kafir.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka telah menyaksikan bahwa Allah menciptakan malam sebagai waktu istirahat, meciptakan siang terang benderang sebagai waktu bekerja dan mencari nafkah.

Baca Juga:  Surah Al-Mu'min Ayat 38-40; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Pada gejala-gejala alam itu sungguh terdapat bukti-bukti yang jelas akan ketuhanan dan kemahaesaan Allah bagi orang-orang yang mau merenungkan lalu beriman kepada-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Maka Allah berfirman: أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ (“Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Kami menjadikan malam agar mereka beristirahat di dalamnya.”) di dalam kegelapan malam agar mereka istirahat dari aktifitas mereka dan menentramkan diri mereka serta beristirahat dari rasa lelah di siang hari.

وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا (“dan siang yang menerangi”) yaitu menyinari dan menerangi. Maka oleh sebab itulah kalian beraktifitas untuk mencari kehidupan, usaha, perjalanan, bisnis dan hal-hal lain yang menyangkut urusan yang kalian butuhkan. إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beriman.”

Tafsir Kemenag: Setelah menyampaikan berita yang sangat menakutkan tentang kedahsyatan hari Kiamat, maka Allah pada Ayat ini mengemukakan dalil-dalil keesaan-Nya, tentang kepastian akan datangnya hari kebangkitan, dan dalil-dalil yang membenarkan Muhammad saw sebagai utusan Allah.

Di antara tanda-tanda kekuasaan Allah adalah adanya malam dan siang yang datang silih berganti. Apakah orang-orang yang mengingkari hari Kiamat itu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menjadikan malam untuk beristirahat dari kesibukan dan kelelahan bekerja pada siang hari, waktu untuk berkumpul dan santai dengan keluarga di rumah masing-masing, dan untuk memulihkan kembali seluruh tenaga dan kekuatan guna melanjutkan tugas pada keesokan harinya.

Hari yang terang benderang telah menunggu mereka untuk melanjutkan usaha mencari nafkah bagi diri dan keluarganya.

Tidakkah mereka memikirkan bahwa kesemuanya diatur dan dikemudikan oleh Allah Yang Mahakuasa, yang dapat menghidupkan, mematikan, dan membangkitkan mereka setelah mati? Sebagaimana siang dan malam banyak mengandung manfaat dan faedah bagi kehidupan manusia, maka demikian pula diutusnya para rasul itu membawa manfaat yang besar sekali bagi kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat.

Sesungguhnya pada kejadian-kejadian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Naml Ayat 83-86 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S