Surah Ibrahim Ayat 24-26; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Ibrahim Ayat 24-26

Pecihitam.org – Kandungan Surah Ibrahim Ayat 24-26 ini menjelaskan bahwa iman dan juga keyakinan yang benar diperumpamakan seperti pohon yang kokoh dan aman dari segala penyakit. Pohon ini akarnya terhunjam ke tanah dan berbuah baik serta melimpah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Inilah perbuatan baik seorang mukmin. Keimanan yang disimbolkan dengan pohon tersebut, senantiasa tumbuh dan mekar yang menebarkan kebaikan di tengah masyarakat.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Ibrahim Ayat 24-26

Surah Ibrahim Ayat 24
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ

Terjemahan: Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,

Tafsir Jalalain: أَلَمْ تَرَ (Tidakkah kamu perhatikan) memperhatikan كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا (bagaimana Allah telah membuat perumpamaan) lafal matsalan ini dijelaskan oleh badalnya, yaitu كَلِمَةً طَيِّبَةً (kalimat yang baik) yakni kalimat laa ilaaha illallaah/tiada Tuhan selain Allah,

كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ (seperti pohon yang baik) yaitu pohon kurma أَصْلُهَا ثَابِتٌ (akarnya teguh) menancap dalam di bumi وَفَرْعُهَا (dan cabangnya) ranting-rantingnya فِي السَّمَاءِ (menjulang ke langit).

Tafsir Ibnu Katsir: Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً (Perumpamaan kalimat yang baik) ia mengatakan: “Yaitu kalimat laa ilaaHa illallaaH”. كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ (seperti pohon yang baik) yaitu orang mukmin; أَصْلُهَا ثَابِتٌ (akarnya teguh).

Ia mengatakan: “Tidak ada ilah yang haq selain Allah” dalam hati orang mukmin: وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (Dan cabangnya [menjulang] ke langit) ia mengatakan: “Dengan kalimat thayyibah itu, amal perbuatan orang mukmin diangkat ke langit”.

Adh-Dhahhak, Sa’id bin Jubair, Ikrimah, Mujahid dan mufassir lainnya juga mengatakan, bahwa hal itu adalah perumpamaan amal perbuatan, perkataan yang baik dan amal shalih orang mukmin dan bahwa orang mukmin itu bagaikan pohon kurma; Amal baik orang mukmin itu senantiasa diangkat baginya pada setiap saat, pada setiap kesempatan, pada waktu pagi maupun petang.

Baca Juga:  Surah Ibrahim Ayat 19-20; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia berkata: “Kami sedang berada di samping Rasulullah saw, lalu beliau bersabda: “Sebutkanlah sebuah pohon yang serupa atau seperti orang muslim yang daunnya tidak berjatuhan pada musim panas dan musim dingin dan menghasilkan buah setiap saat dengan izin Rabbnya”.

Tafsir Quraish Shihab: Tidak tahukah engkau, wahai manusia, bagaimana Allah membuat permisalan kalimat yang baik dan kalimat yang buruk. Dia memisalkan kalimat yang baik bagaikan pohon yang banyak manfaatnya.

Pangkalnya tertanam kokoh dengan akar-akarnya di dalam tanah, sedang pucuk-pucuknya menjulang tinggi ke angkasa. Kalimat yang baik ini termasuk di dalamnya kalimat tauhid: pengesaan Allah dengan kalimat Lâ Ilâh Illâ Allâh.

Surah Ibrahim Ayat 25
تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Terjemahan: Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

Tafsir Jalalain: تُؤْتِي (Pohon itu memberikan) membuahkan أُكُلَهَا (buahnya) buah-buahannya كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا (pada setiap musim dengan seizin Rabbnya) dengan kehendak-Nya demikian pula kalimat iman tertanam di dalam kalbu orang mukmin sedangkan amalnya naik ke langit kemudian memperoleh berkah dan pahala amalannya itu setiap saat.

وَيَضْرِبُ (dan dibuatkan) dijelaskan اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (oleh Allah perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat) mau mengambil pelajaran daripadanya kemudian mereka mau beriman karenanya.

Baca Juga:  Surah Ibrahim Ayat 31; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ (Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim) Tampak dari susunan kalimat tersebut bahwa orang mukmin itu seperti sebuah pohon yang selalu berbuah pada setiap waktu, pada musim panas dan musim dingin, baik pada malam hari maupun pada siang hari.

Demikian pula seorang mukmin yang senantiasa diangkat baginya amal perbuatan yang baik sepanjang malam dan di penghujung siang pada setiap waktu, setiap saat. بِإِذْنِ رَبِّهَا (Dengan seizin Rabbnya) yakni secara sempurna, banyak, bagus dan penuh berkah.

وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat)

Tafsir Quraish Shihab: Dengan kehendak penciptanya, pohon itu selalu berbuah pada waktu-waktu tertentu. Demikian juga kalimat tauhid: tertanam kokoh dalam hati orang Mukmin, dan amalannya naik menuju Allah. Dia selalu mendapatkan berkah dan balasannya pada setiap waktu.

Demikianlah, Allah telah menerangkan permisalan kepada manusia dengan mendekatkan makna-makna abstrak melalui benda-benda inderawi, agar mereka dapat mengambil pelajaran lalu beriman.

Surah Ibrahim Ayat 26
وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ

Terjemahan: Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.

Tafsir Jalalain: وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ (Dan perumpamaan kalimat yang buruk) yaitu kalimat kekafiran كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ (seperti pohon yang buruk) yaitu pohon hanzhal yang buahnya sangat pahit اجْتُثَّتْ (yang telah dicabut) telah dibongkar sampai ke akar-akarnya.

مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ (dari permukaan bumi, ia tidak dapat tetap sedikit pun) artinya tidak mempunyai tempat untuk berpijak lagi, maka demikian pula keadaan kalimat kekafiran tidak mempunyai tempat berpijak, tidak mempunyai ranting dan pula tidak ada keberkahannya.

Baca Juga:  Surah Ibrahim Ayat 10-12; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ (Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk) ini merupakan perumpamaan kekafiran orang kafir yang tidak memiliki dasar dan keteguhan, bagaikan pohon al-hanzhal (yang buahnya pahit dan menyebabkan mencret) atau dinamakan juga asy-syaryan.

Firman Allah: اجْتُثَّتْ (yang telah dicabut dengan akar-akarnya) diambil sampai akar-akarnya; مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ (Dari permukaan bumi tidak dapat tetap [tegak] sedikit pun) Maksudnya, pohon itu tidak lagi punya akar dan tidak bisa berdiri tegak dan teguh.

Demikian pula kekafiran, ia tidak punya dasar, tidak punya cabang dan amal orang kafir tidak dapat diangkat dan sama sekali tidak diterima Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Sedangkan kalimat yang buruk, adalah bagaikan pohon yang buruk pula. Pohon itu tercabut dari akarnya dan roboh di atas tanah karena tidak tertancap dengan kokoh. Dan begitulah kalimat yang jelek, mudah disanggah, karena tidak kuat dan tidak didukung oleh alasan yang kuat.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Ibrahim Ayat 24-26 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S