Mengenal Syaikh Zakariya al-Anshari, Ulama Tersohor Mazhab Syafii

Mengenal Syaikh Zakariya al-Anshari, Ulama Tersohor Mazhab Syafii

PeciHitam.org – Membahas mengenai tokoh yang memiliki jasa yang besar dalam keilmuan Islam memang tidak ada habisnya. Dalam mazhab Syafi’iyyah ada salah satu ulama yang sangat tersohor, bahkan pendapat dan pemikirannya hingga saat ini digunakan sebagai rujukan. Ia adalah Syaikh Zakariya al-Anshari.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ia dilahirkan dengan anama lengkap Zakariya ibn Muhammad ibn Ahmad ibn Zakariya al-Anshari al-Sunaiki al-Qahiri al-Azhari al-Syafi’i. Ia dilahirkan pada tahun 824 H. Nama Al-Anshari dinisbahkan kepada al-Anshar penduduk Madinah, tepatnya dari suku Khazraj. Nama Al-Sunaiki dinisbahkan kepada kampung halamannya Sunaikah yang terletak di sebelah Timur Mesir.

Awal pendidikannya, beliau menghafal al-Quran dengan berguru kepada Syaikh Muhammad ibn Rabi’. Selain menghafal al-Quran, beliau juga menghafal sebagian kitab mukhtashar dalam bidang fiqh dan ushul fiqh, seperti kitab ‘Umdah al-Ahkam dan sebagian Mukhtashar al-Tibriziy.

Nama Al-Qahiri yang melekat padanya dinisbahkan kepada kota Kairo yang dilawatnya dan memperoleh ilmu, tempat beliau menghabiskan masa hidupnya hingga wafat.

Julukan Al-Azhari dinisbahkan kepada Universitas Al-Azhar, tempat beliau menimba ilmu sekaligus tempatnya mengabdikan diri. Ketika di al-Azhar beliau menghafal kitab-kitab induk dalam berbagai keilmuan, antara lain fiqh, ushul fiqh, bahasa, nahwu, qira’at, tajwid, dan sebagainya. Sedangkan Al-Syafi’i dinisbahkan kepada Imam al-Syafi’i, yang berarti dalam bidang fiqh ia merupakan salah seorang ulama madzhab al-Syafi’i.

Baca Juga:  Anda Wajib Tahu, Inilah Alasan Kenapa Memilih Madzhab Syafi'i

Pada tahun 851 H. beliau pergi ke Hijaz (Mekah) untuk menunaikan ibadah haji, beliau juga menyempatkan diri untuk menggali ilmu dari ulama di sana, di antaranya adalah al-Syaikh Abu al-Fath al-Maraghi, al-Qadhi Abu al-Yaman al-Nuwairiy, Ibn Fahd, Abu al-Sa’adat ibn Zhahirah, dan lain-lain.

Pada tahun 858 H, kembali melanjutkan lawatannya ke Hijaz dan menutut ilmu kepada ulama besar di sana. Beliau tak pernah berhenti melawat untuk menuntut ilmu sehingga beliau sampai kepada apa yang cita-citakan. Beliau memperoleh gelar yang menunjukkan kedudukannya, seperti Syaikh al-Islam, Muhyiddin Qadhi al-Qudhah, ahli tahqiq, al-hafizh, dan lain-lain.

Banyak literatur yang menjelaskan bahwa Zakariya al-Anshari menguasai berbagai bidang keilmuan seperti fiqh, ushul fiqh, ilmu ma’ani, dan ilmu bayan. Penguasaannya atas berbagai disiplin ilmu ini karena ia berguru pada berbagai ulama, antara lain al-Qayati, al-Munawi, al-Bulqaini, al-Wana’i, al-Hijazi, al-Butiji, Ibn Hajar, al-Zain Ridhwan, al-Kafiji, al-Syarwani, al-‘Izz al-Baghdadi, Ibn al-Ha’im, al-‘Ala’ al-Bukhari, Ibn al-Hammam, dan Ibn al-Majdi. Sedangkan guru-guru beliau dalam tasawuf antara lain al-Syaikh al-Ghumri, al-Adkawi, al-Bulqaini, dan al-Khalili.

Syaikh Zakariya al-Anshari merupakan seorang ulama yang sangat produktif, semasa hidup beliau disibukkan dengan kegiatan keilmuan multidisipliner, banyak karangan yang beliau buat dalam berbagai bidang keilmuan. Hal ini tentu saja menunjukkan keluasan ilmu yang beliau miliki.

Baca Juga:  Karomah Syaikh Nawawi Al Bantani; Tidur di Lidah Ular Hingga Jasad yang Tetap Utuh

Tercatat ada banyak sekali karya intelektual Zakariya al-Anshari, antara lain, dalam bidang fiqh, beliau menulis kitab Tahrir Tanqih al-Lubab fi al-Fiqh, Syarh Mukhtashar al-Muzanni fi al-Furu’, dan Fath al-Wahhab bi Syarh Manhaj al-Thullab. Di bidang Ushul al-Fiqh, beliau melahirkan karya kitab Lubb al-Ushul dan Fath al-Rahman bi Syarh Luqthah al-‘Ajlan.

Sedangkan dalam bidang hadis, beliau menulis kitab Syarh al-Jami’ al-Shahih li al-Bukhari dan Syarh Shahih Muslim ibn al-Hajjaj. Sementara kitab Durar al-Saniyah fi Syarh al-Alfiyah li Ibn al-Malik, dan I’rab al-Quran al-‘Azhim merupakan karya beliau di bidang ilmu tata bahasa Arab.

Keahliannya dalam bidang ilmu nahwu bahkan mendapat pengakuan bahwa tidak ada seorangpun yang menandinginya di zaman tersebut, sehingga mendapat julukan Sibawaih Zamanih.

Bahkan hingga saat ini, karya-karya beliau masih dikaji di berbagai penjuru dunia, khususnya Islam. Tak terkecuali di Indonesia. Salah satu kitab karya Syaikh Zakariya al-Anshari yang amat popular dikaji di beberapa pesantren di Indonesia ialah kitab Fath al-Wahhab bi Syarh Manhaj al-Thullab.

Dalam muqaddimah kitab tersebut, dijelaskan bahwa kitab ini adalah ringkasan (ikhtishar) kitab Minhaj al-Thalibin fi al-Fiqh karangan al-Imam Syaikh Islam Abu Zakariya Yahya Muhy al-Din al-Nawawi yang berjudul Manhaj al-Thullab. Ditulisnya kitab ini atas permintaan dari beberapa kalangan yang merekomendasikan kitab tersebut agar disyarah olehnya.

Baca Juga:  AGH Sanusi Baco; Kyai Kharismatik NU yang Mewakafkan Hidupnya untuk Umat

Jika dilihat dalam fihris-nya (daftar isi), uraian kitab ini dimulai dari kitab al-thaharah, al-shalat, al-jana’iz, al-zakat, al-shaum, al-Itikaf, al-hajj wa al-‘umrah, al-buyu’, dan diakhiri dengan kitab al-tadbir, al-kitabah, dan ummahat al-aulad.

Pendapat dan pemikiran Zakariya al-Anshari yang tertuang dalam kitab fiqhnya tersebut merupakan salah satu pendapat utama dalam mazhab Syafi’i yang dijadikan pegangan (mu’tamad). Sehingga tidak heran jika nama al-Syafi’I melekat padanya.

Mohammad Mufid Muwaffaq