Bersabarlah! Jangan Jengkel Ketika Merawat Orang Tua di Usia Senja Mereka

Bersabarlah! Jangan Jengkel Ketika Merawat Orang Tua di Usia Senja Mereka

Pecihitam.org – Dahulu, ada seorang sahabat bercerita kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, orang tuaku sudah tua renta. Saya urus dia baik-baik. Dia tidak bisa makan, kecuali kusuapi. Dia tidak bisa membersihkan dirinya, kecuali kubersihkan. Kemana-mana saya gendong.” Dia berkata begitu seakan-akan di dalam hatinya ada perasaan jengkel ketika merawat orang tua.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kemudian sahabat itu bertanya, “Ya Rasulullah, apakah sudah cukup pengabdian saya kepada orangtuaku?” Kata Rasulullah, “Belum, karena orangtuamu dahulu mengurusmu dan berharap agar kamu tetap hidup. Sekarang, engkau mengurus orangtuamu dengan berharap agar cepat mati”

Jadi, Rasulullah saw menangkap dalam pertanyaan itu ada semacam kekecewaan kepada orangtua. (Rakhmat: Menjawab Soal-Soal Islam Kontemporer)

Ada juga hadis meriwayatkan begini. Seorang datang kepada Rasululah saw, “Ya Rasulullah, kami mempunyai keluarga, tetapi bapak dan ibu saya selalu mengganggu. Padahal, harta saya ini untuk anak-anak saja tidak cukup. Orangtua selalu meminta kepada saya”.

Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Engkau dan seluruh hartamu milik bapakmu” Kemudian Rasulullah saw bersabda, انت ومالك لأبيك  ‘Engkau dan seluruh hartamu milik bapakmu. (HR. Ibn Majah).

Hal yang pertama yang bisa kita pahami adalah memelihara orangtua dengan perasaan jengkel adalah dosa di hadapan Allah swt, sampai-sampai Nabi saw sendiri jengkel mendengar sahabat yang memelihara orang tuanya dengan perasaan jengkel.

Baca Juga:  Gus Baha: Ketika Imam Syafi’i di Debat Soal Qunut

Kehadiran kita di dunia sudah lebih dari cukup agar kita mengabdikan diri kita kepada kedua orangtua. Bukankah tanpa dirinya kehadiran kita didunia tidak akan hadir. Kepada bapak kita, dengan nafkah yang selalu ia cari siang dan malam hanya untuk memberi kita makan, sudah lebih dari cukup agar kita hormat kepadanya.

Bukankah tanpa bapak kita maka makan dan minum kita tidak akan terpenuhi. Betapa banyak anak melarat, kelaparan, miskin karena tidak ada bapaknya yang mencarikan dia nafkah. Pikirkanlah baik-baik.

Kedua, nafkah, harta, jabatan yang kita miliki secara lahiriah adalah milik kita tetapi pada hakikatnya ia juga milik orangtua kita. Oleh karena itu, seorang anak harus menghilangkan perasaan dihadapan orangtuanya bahwa ini milikku dan ini milik bapakku.

Maka ketika sahabat dengan perasaan jengkel karena selalu dimintai oleh orangtuanya, sementara harta itu tidak cukup untuk istri dan anaknya, maka Nabi saw berkata, ‘Engkau dan seluruh hartamu adalah milik bapakmu.’

Ada pendapat ulama berkata bahwa sebelum berdoa kepada Allah swt tentang keinginan kita maka terlebih dahulu mohonkanlah ampun untuk kedua orangtua kita dengan selalu membaca, “Ya Allah sayangilah kedua orangtuaku sebagaimana mereka keduanya mengurus kami ketika masih kecil (Qs. al-Isra /17:24. Habib Quraish Shihab menerjemahkan ayat tersebut dengan sangat indah, bahwa beliau cenderung menerjemahkan dengan redaksi, “Tuhanku! Kasihilah keduanya, disebabkan karena mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil.”

Baca Juga:  Celana Memanjang Sampai Ke Tanah dan Kotor, Bolehkah Dipakai Sholat?

Kata beliau, jika anda berkata: “sebagaimana mereka mengasihi/merahmati,” maka kasih dan rahmat yang Anda mohonkan itu adalah yang kualitas dan kuantitasnya sama dengan pendidikan yang Anda peroleh dari ibu bapak Anda.

Adapun bila anda berkata, “disebabkan karena” maka limpahan rahmat yang Anda mohonkan itu, Anda serahkan kepada kemurahan Allah swt dan ini dapat melimpah jauh lebih banyak dan besar ketimbang apa yang orangtua limpahkan kepada Anda.

Di dalam Surat Al-Ankabut ayat 8, Allah swt berfirman: Dan kami wasiatkan (wajibkan) manusia berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya.

Keridhaan kepada Allah berbanding lurus dengan keridhaan kepada kedua orangtua kita, sebaliknya kemurkaan Allah berbanding lurus dengan kemurkaan kepada kedua orangtua kita.

Harus dicatat bahwa perintah orangtua tidak bertentangan dengan perintah orangtua. Bahkan di dalam hadis yang lain Nabi Muhammad saw bersabda: “salah satu dosa terbesar adalah memaki orangtua sendiri”

Baca Juga:  Sombong Dalam Islam: Jenis dan Bahayanya

Akhirnya mari kita berdoa kepada Allah swt dengan doa khusus kepada kedua orang tua kita, “Ya Allah, ampunilah mereka orangtuaku dengan pengampunan menyeluruh, sehingga terhapus dosa-dosa mereka yang lalu serta kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan secara sadar.

“Ya Allah, Ampunilah mereka kedua orangtuaku karena mereka kurang menunaikan kewajibannya kepada-Mu karena mereka mendahulukan melayani kami”

“Ya Allah, jangan engkau biarkan mereka mengetahui berita-berita kami yang tidak menyenangkan mereka. Ikhlaskan hati kami dalam merawat orang tua kami di uaia senja mereka. Jangan juga bebani mereka dari dosa-dosa kami yang memberatkan mereka”

Wallahu Muwafiq ila Aqwami Thariq.

Muhammad Tahir A.