Cara-Cara Melakukan Istinjak, Ini Hal yang Penting Diketahui Sebelum Melakukan Istinjak

Cara-Cara Melakukan Istinjak, Ini Hal yang Penting Diketahui Sebelum Melakukan Istinjak

Pecihitam.org- Istinjak ialah pembersihan organ tubuh tertentu setelah membuang air besar dan air kecil. Cara pembersihannya (melakukan istinjak) tentu saja dengan air. Jika dalam suatu ketika tidak terdapat air, dapat diganti dengan batu atau tanah padat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Perkembangan pemikiran ulama modern membenarkan menggunakan kertas tisu yang memang dirancang sebagai pembersih alternatif. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan Istinjak.

Salah satunya seperti cara melakukan istinjak yang menggunakan air ialah membersihkan sebersih mungkin organ tubuh yang diatur untuk dibersihkan sehingga terlihat dan terasa tidak adanya sisa-sisa najis yang tertinggal.

Sedangkan jika menggunakan batu, tanah, atau tissue sekali ditarik dari depan ke belakang, sekali dari belakang ke depan, sekali dari kanan ke kiri, dan sekali dari kiri ke kanan.

Dengan demikian, sejumlah batu, tanah, atau tisu harus disiapkan sebelumnya. Berdasarkan sebuah hadits dari Aisyah Radhiyallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

Apabila salah seorang di antara kamu pergi ke tempat buang hajat besar, maka bersihkanlah dengan menggunakan tiga batu karena sesungguhnya dengan tiga batu itu bisa membersihkannya” [Hadits Riwayat Ahmad VI/108, Nasa’i no. 44, dan Abu Dawud no 40. Dan asal perintah menggunakan tiga batu ada dalam riwayat Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu hadits no. 155]

Baca Juga:  Hukum Jual Beli Kucing Menurut Pendapat Para Ulama

Ketentuan lain secara fikih pada saat melaksanakan istinja antara lain disarankan tidak menghadap atau membelakangi arah kiblat, pada saat membersihkan diri dianjurkan tidak mengangkat kain atau sarungnya tinggi-tinggi sehingga tersingkap aurat lebih banyak.

Dalam melaksanakan istinja tidak dibenarkan menggunakan tangan kanan, tetapi harus menggunakan tangan kiri. Tangan kanan diperuntukkan bagi hal-hal yang suci seperti memegang mushaf Alquran.

Untuk wilayah Indonesia yang relatif memiliki sumber air lebih banyak dibanding negara-negara Arab dan Afrika, disarankan untuk lebih memprioritaskan menggunakan air. Negara-negara tropis mempunyai tingkat kelembapan yang tinggi sehingga istinja dengan menggunakan tanah tidak dianjurkan selama masih bisa diusahakan dengan air.

Keringat dan kelembapan tetap akan menyisakan bau di daerah tempat keluarnya kotoran. Meskipun secara formal sudah sesuai dengan syariah, secara psikologis tidak menciptakan ketenangan dan keyakinan.

Baca Juga:  Penghasilan Istri Lebih Besar dari Suami, Bagaimana Menurut Pandangan Islam?

Berbeda kalau kita di dunia Barat ketika sedang musim dingin atau di Jazirah Arab atau Afrika, akses air amat sulit dan tingkat kelembapan udaranya lebih kering, memungkinkan kita untuk percaya diri dengan istinja, selain air.

Hikmah penggunaan tanah, batu, atau benda-benda lain selain air dalam melakukan istinja memiliki makna yang sangat substansial. Kemanapun dan di manapun kita berada tidak ada alasan untuk meninggalkan ibadah, terutama ibadah fardhu hanya lantaran belum menunaikan pembersihan badan setelah buang air besar atau kecil karena tidak ada air.

Di manapun kita berada pasti ada unsur benda lain yang bisa digunakan untuk membersihkan diri seandainya tidak ditemukan air. Dalam pandangan tarekat dan hakikat, istinja dengan menggunakan tanah, batu, atau tisu tetap memiliki makna yang sama dengan air sebagai pembersih karena tanah dan air sama-sama sebagai sumber dan asal-usul kejadian manusia.

Tanah atau batu diharapkan mampu menyerap kotoran atau najis, sebagaimana halnya tayamum. Secara psikologis, setelah melakukan istinja secara sempurna, perasaan kita juga lega dan stabil sehingga siap melakukan ibadah-ibadah lanjutan.

Baca Juga:  Haid, Nifas dan Istikhadhah, Apa dan Bagaimana Hukum-hukumnya?

Sebagai seorang Muslim ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan peraturan dalam pelaksanaan istinja, di antaranya, sebaiknya saat membangun kamar kecil (WC) tidak diarahkan menghadap ke kiblat atau membelakangi kiblat, sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap kiblat yang dikenal dengan Baitullah.

Kita juga perlu menghitung segala keadaan ke manapun kita akan pergi agar mempersiapkan diri dengan alat-alat pembersih atau menentukan tempat-tempat tertentu yang tersedia fasilitas thaharahnya.

Mochamad Ari Irawan