Surah Al-Ankabut Ayat 26-27; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Ankabut Ayat 26-27

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Ankabut Ayat 26-27 ini, Allah menceritakan beberapa nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada Ibrahim di dunia dan akhirat sebagai imbalan dari keikhlasan beliau dalam beramal.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Ankabut Ayat 26-27

Surah Al-Ankabut Ayat 26
فَآمَنَ لَهُ لُوطٌ وَقَالَ إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَى رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Terjemahan: “Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Tafsir Jalalain: فَآمَنَ لَهُ (Maka berimanlah kepadanya) percayalah kepada Nabi Ibrahim لُوطٌ (Luth) ia adalah anak saudara lelaki Nabi Ibrahim bernama Haran. وَقَالَ (Dan berkatalah dia) Nabi Ibrahim: إِنِّي مُهَاجِرٌ (“Sesungguhnya aku akan berpindah”) dari kaumku إِلَى رَبِّ (kepada Rabbku) yaitu akan berpindah ke tempat yang diperintahkan oleh Rabbku, kemudian Nabi Ibrahim meninggalkan kaumnya dari pedalaman negeri Irak menuju ke negeri Syam. إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ (Sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya الْحَكِيمُ (lagi Maha Bijaksana) dalam perbuatan-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah swt. berfirman mengabarkan tentang Ibrahim, dimana Luth telah beriman kepadanya. Dia disebut anak saudara Ibrahim. Mereka mengatakan, dia adalah Luth bin Haran bin Azar. Tidak ada satu orang pun di kaumnya yang beriman selain dirinya dari Sarah, istri Ibrahim al-Khalil. Akan tetapi dikatakan:

“Bagaimana menggabungkan ayat ini dengan hadits yang terdapat dalam ash-Shahih bahwa Ibrahim ketika melewati para diktator ini, dia ditanya tentang Sarah: “Apa hubungan Sarah dengan dirinya?” Dia menjawab: “Saudari perempuanku.”

Kemudian Ibrahim mendatanginya dan berkata: “Aku mengatakan kepada diktator itu bahwa engkau saudari perempuanku, maka janganlah engkau mendustakannya. Karena tidak ada satu orangpun di muka bumi ini yang beriman selainku dan selain dirimu. Maka engkau adalah saudariku seagama.”

Seakan-akan yang dimaksud di sini –wallaaHu a’lam- bahwa tidak ada suami istri di muka bumi ini yang berada dalam keislaman selainku dan engkau. Sedangkan Luth adalah yang beriman kepadanya di antara kaumnya dan mereka berhijrah ke negeri Syam bersamanya. Kemudian Luth diutus di masa kehidupan al-Khalil ke penduduk dan daerah Sadum.

Dan firman Allah: وَقَالَ إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَى رَبِّي (“Dan berkatalah Ibrahim: ‘Sesungguhnya aku akan berpindah ke tempat yang diperintahkan Rabbku,’”) kembalinya dlamir pada firman-Nya: وَقَالَ (“Dia berkata”) adalah kepada Luth, karena dialah yang paling dekat disebut, dan boleh jadi pula kembalinya dlamir itu adalah kepada Ibrahim. Itulah yang dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas dan ad-Dahhak.

Dialah yang disebut dengan firman-Nya: فَآمَنَ لَهُ لُوطٌ (“Maka Luth membenarkan [kenabian]nya”) di antara kaumnya. Kemudian Allah mengabarkan tentangnya, dimana dia memilih hijrah dari lingkungan mereka guna mengharapkan kemenangan agamanya dan kepemimpinannya.

Untuk itu dia berkata: إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (“Sesungguhnya Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana”) yaitu Dia memiliki ‘Izzah [kebanggaan], begitu Rasul-Nya dan kaum mu’minin serta Dia Mahabijaksana dalam perkataan, perbuatan dan hukum-hukum-Nya yang qadari dan syar’i.
Qatadah berkata: “Mereka berhijrah semuanya dari wilayah Kufah menuju Syam.”

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini disebutkan seorang hamba Allah yang bernama Lut yaitu Lut bin Haran. Beliau anak saudara Nabi Ibrahim. Setelah menyaksikan kehebatan mukjizat Allah atas Nabi Ibrahim (tidak hangus dimakan api), ia segera menyatakan keimanannya. Ibrahim menyambut gembira pengikut pertamanya itu dengan ucapan, “Aku akan menjadikan negeri Syam sebagai kampung tempat aku berhijrah.”

Baca Juga:  Surah Al-Ankabut Ayat 50-52; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Menurut keterangan ahli sejarah, kampung yang dijadikan Ibrahim tempat berhijrah tersebut adalah dalam wilayah Kufah yaitu Kutsa sampai ke negeri Syam. Lut semakin kuat keimanannya dengan memperoleh hidayah dari Allah, meskipun hidup dalam suasana masyarakat yang porak-poranda, membuang waktu, dan melakukan pekerjaan yang tiada bermanfaat. Jika Ibrahim diam tanpa menjalankan tugas dakwah, maka hal itu adalah tanda tidak setuju atas perbuatan mungkar yang dilakukan kaumnya.

Ibrahim berkata dalam hatinya, jika ia tinggal tetap di negerinya, berarti ia membuang waktu dengan percuma. Atas pertimbangan inilah Ibrahim hijrah ke negeri Syam. Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa di antara kaum Muslimin (pada masa Rasulullah saw) yang pertama hijrah dengan keluarganya adalah sahabat Utsman bin ‘Affan: Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, “Utsman bersama istrinya Ruqayah binti Rasulullah berhijrah ke negeri Habsyah.

Kemudian Rasulullah tertahan tidak mendapat berita tentang keadaan mereka di Habsyah, padahal beliau mengharapkan berita mereka. Kemudian ada seorang wanita yang menyampaikan kabar tentang ‘Utsman dan putri beliau kepada Nabi, Rasulullah kemudian bersabda, ‘Utsman adalah orang pertama yang hijrah dengan keluarganya kepada Allah sesudah Nabi Lut.” (Riwayat ath-thabrani)

Berdasarkan hadis di atas, jelaslah bahwa Lut adalah orang pertama yang terpaksa melakukan hijrah bersama Ibrahim demi menyelamatkan agamanya. Alasan Ibrahim melakukan hijrah itu adalah karena Allah sajalah yang berkuasa untuk memberikan pertolongan kepadanya.

Allah yang mencegah niat seseorang yang ingin berbuat jahat kepadanya. Dia Maha Bijaksana dalam mengatur urusan makhluk-Nya, dan segala apa yang mereka usahakan. Sebab lain adalah karena negeri Ibrahim sudah tidak kondusif untuk menjaga iman pengikutnya.

Tafsir Quraish Shihab: Orang pertama yang menjawab dan membenarkan seruan Ibrâhîm kepada kebenaran adalah Lûth. Sebelumnya, ia adalah seorang yang menganut ajaran tauhid. Untuk menjalankan perintah Tuhannya, Ibrâhîm pun berkata,

“Sesungguhnya aku berhijrah ke arah yang diperintahkan Tuhanku dan berdakwah di sana. Dialah Yang Mahaperkasa, yang dapat membela diriku dari musuh-musuhku, dan Mahabijaksana yang tidak memerintahkanku kecuali kepada kebaikan.”

Surah Al-Ankabut Ayat 27
وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ وَآتَيْنَاهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ

Terjemahan: “Dan Kami anugrahkan kepda Ibrahim, Ishak dan Ya’qub, dan Kami jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat, benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.

Tafsir Jalalain: وَوَهَبْنَا لَهُ (Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim) setelah berputra Ismail إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ (Ishak dan Yakub) Yakub lahir sesudah Ishak وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ (dan Kami jadikan pada keturunannya kenabian) semua nabi sesudah Nabi Ibrahim terdiri dari keturunannya وَالْكِتَابَ (dan Alkitab) sekalipun lafal Alkitab bentuknya mufrad atau tunggal, tetapi makna yang dimaksud adalah jamak yaitu kitab Taurat, Injil, Zabur dan Alquran.

وَآتَيْنَاهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا (dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia) yaitu dia menjadi buah tutur yang baik di kalangan para pemeluk setiap agama وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh) yakni orang-orang yang mempunyai kedudukan yang tinggi di akhirat.

Baca Juga:  Surah Al-Ankabut Ayat 8-9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu katsir: Dan firman Allah: وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ (“Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub.”) yaitu saat tatkala dia berpisah dari kaumnya, Allah memberikan dambaan hati dengan lahirnya seorang anak shalih yang menjadi Nabi dan diberinya dia cucu shalih yang menjadi Nabi pula di masa hidup kakeknya. Yaitu tambahan, dimana anak ini dianugerahkan seorang anak di masa keduanya hidup dan menjadi dambaan hati keduanya. Ya’qub menjadi anak Ishaq telah dinashkan oleh al-Qur’an dan ditetapkan oleh sunnah Nabawiyyah.

Firman Allah yang artinya: “Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”. (al-Baqarah: 133)

Dan di dalam ash-Shahihain dijelaskan: “Sesungguhnya orang mulia, anak orang mulia yang anak orang mulia anak orang mulia adalah Yusuf bin Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim.”

Dan firman-Nya: وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِ النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ (“Dan Kami jadikan kenabian dan al-Kitab pada keturunannya.”) ini adalah anugerah yang tinggi dan cukup besar disamping Allah telah menjadikannya Khalil serta menjadikannya sebagai imam seluruh manusia serta dijadikannya kenabian dan al-Kitab pada keturunannya.

Tidak ada satu nabi pun setelah Ibrahim as. kecuali dari keturunannya. Maka seluruh Nabi Bani Israil adalah keturunan Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim, hingga terakhir adalah ‘Isa bin Maryam, dimana dia datang ke tokoh-tokoh mereka guna membawa kabar gembira tentang Nabi yang berbangsa Arab Quraisy dan Hasyimi sebagai penutup para Rasul, pemimpin anak Adam di dunia dan akhirat. Dia dipilih oleh Allah dari Arab ‘Aribah keturunan Isma’il bin Ibrahim. Dan tidak ada satu Nabi pun yang berasal dari keturunan Isma’il selain Muhammad saw.

Firman-Nya: وَآتَيْنَاهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (“Dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shalih.”) yaitu Allah menjelaskan tentang digabungkannya kebahagiaan dunia yang disambung dengan kebahagiaan akhirat. Di dunia dia mendapat rizky yang luas dan indah, kediaman yang tenteram, saluran air yang tawar, istri yang baik dan shalihah, pujian yang baik dan sambutan yang terhormat serta setiap orang mencintai dan loyal kepadanya.

Sebagaimana Ibnu ‘Abbas, Mujahid, Qatadah dan lain-lain berkata: “Dengan tetap teguh dalam taat kepada Allah dari seluruh segi.”
Sebagaimana Allah telah berfirman yang artinya (“Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji.”) (an-Najm: 37), yaitu teguh dalam seluruh apa yang diperintahkan-Nya dan sempurna dalam mentaati Rabbnya.

Untuk itu Allah berfirman: وَآتَيْنَاهُ أَجْرَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (“Dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shalih.”)

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menceritakan beberapa nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada Ibrahim di dunia dan akhirat sebagai imbalan dari keikhlasan beliau dalam beramal. Nikmat karunia tersebut adalah antara lain: a. Ibrahim dikaruniai putra bernama Ishak. Ishak kelak dikaruniai putra yang bernama Yakub. Keduanya diangkat menjadi nabi,

Baca Juga:  Surah Al-Qomar Ayat 1-5; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

firman Allah: Maka ketika dia (Ibrahim) sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishak dan Yakub. Dan masing-masing Kami angkat menjadi nabi. (Maryam/19: 49) Pada ayat lain diterangkan pula: Dan Kami menganugerahkan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Yakub, sebagai suatu anugerah. Dan masing-masing Kami jadikan orang yang saleh. (al-Anbiya’/21: 72)

Ketinggian derajat Ibrahim, Ishak, dan Yakub pernah pula ditegas-kan oleh Rasulullah dalam sabdanya: Sesungguhnya orang yang dikatakan mulia adalah anak dari orang mulia, anak dari orang yang mulia, anak dari orang yang mulia, yaitu Yusuf bin Yakub bin Ishak bin Ibrahim. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah) b. Dari garis keturunan anak cucu Ibrahim, lahir orang-orang yang mendapat derajat nubuwwah (kenabian) dengan memperoleh wahyu. Dari anak beliau Ishak lahir Yakub, Yusuf, dan Isa dan dari Ismail lahir Nabi Muhammad. c. Dianugerahkan kepada Ibrahim pahala di dunia.

Para ahli tafsir menerangkan makna “pahala di dunia” di sini ialah keturunan yang banyak mengubah keyakinan pengikutnya dari bangsa yang sesat menjadi bangsa yang memperoleh hidayah. Dari kalangan keturunannya, banyak yang memperoleh derajat kenabian. Nama Ibrahim disebut dalam ucapan selamat ketika mengerjakan salat, dan namanya terkenal sebagai “bapak para nabi”, di mana sebelumnya dia seorang laki-laki yang tidak begitu banyak dikenal.

Ini ditegaskan Allah dalam ayat yang berbunyi: Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan (perbuatan) ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zalim.” Mereka (yang lain) berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela (berhala-berhala ini), namanya Ibrahim.” (al-Anbiya’/21: 59-60)

Nabi Ibrahim adalah satu-satunya nabi yang memperoleh gelar “Khalilullah” (kekasih Allah). d. Pada hari Kiamat, Ibrahim dimasukkan dalam barisan orang-orang saleh. Maksudnya disempurnakan untuknya pahala kebaikan dan ketakwaan. Juga disempurnakan pahalanya dengan memberikan bermacam-macam kelebihan. Lebih dari itu, ia memperoleh kemenangan dengan mencapai beberapa derajat yang tinggi di sisi Tuhan semesta alam. Ringkasnya Allah telah menganugerahkan kepada Ibrahim berbagai macam kebahagiaan dunia dan akhirat.

Tafsir Quraish Shihab: Allah mengaruniai Ibrâhîm dengan Ishâq, anaknya, dan Ya’qûb, cucunya, dan memuliakannya dengan menjadikan banyak anak keturunannya sebagai nabi, menurunkan kitab-kitab samawi kepada mereka, serta memberikan balasan yang terbaik kepadanya di dunia. Di akhirat, ia termasuk orang-orang saleh yang terpilih.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah Al-Ankabut Ayat 26-27 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S