Surah Saba Ayat 14; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Saba Ayat 14

Pecihitam.org – Kandungan Surah Saba Ayat 14 ini, menerangkan bahwa ketika ajalnya telah dekat, Nabi Sulaiman duduk di atas singgasananya bertelekan pada tongkatnya. Pada waktu itulah Sulaiman meninggal dunia dan tidak seorang pun yang tahu bahwa dia sudah meninggal baik para pengawalnya, penghuni istana, maupun jin-jin yang selalu bekerja keras melaksanakan perintahnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Saba Ayat 14

Surah Saba Ayat 14
فَلَمَّا قَضَيۡنَا عَلَيۡهِ ٱلۡمَوۡتَ مَا دَلَّهُمۡ عَلَىٰ مَوۡتِهِۦٓ إِلَّا دَآبَّةُ ٱلۡأَرۡضِ تَأۡكُلُ مِنسَأَتَهُۥ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ ٱلۡجِنُّ أَن لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ٱلۡغَيۡبَ مَا لَبِثُواْ فِى ٱلۡعَذَابِ ٱلۡمُهِينِ

Terjemahan: Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.

Tafsir Jalalain: فَلَمَّا قَضَيۡنَا عَلَيۡهِ (Maka tatkala Kami telah menetapkan terhadapnya) terhadap Sulaiman ٱلۡمَوۡتَ (kematian) ia mati dalam keadaan diam berdiri bertopang pada tongkatnya selama setahun penuh. Para jin masih tetap melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat sebagaimana biasanya, karena mereka tidak menduga bahwa Nabi Sulaiman telah mati. Ketika rayap menggerogoti tongkatnya lalu tongkat itu patah, kemudian Nabi Sulaiman jatuh terjungkal maka menjadi nyatalah kematiannya di mata para jin itu.

مَا دَلَّهُمۡ عَلَىٰ مَوۡتِهِۦٓ إِلَّا دَآبَّةُ ٱلۡأَرۡضِ (tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap) lafal Al Ardhu adalah bentuk Mashdar dari lafal Uridhatul Khasyabatu, artinya kayu itu digerogoti oleh rayap تَأۡكُلُ مِنسَأَتَهُۥ (yang memakan tongkatnya) lafal Minsa-atahuu dapat pula dibaca Minsaatahuu, yakni tongkatnya, dinamakan demikian karena tongkat itu dipakai untuk mengusir dan menghardik.

فَلَمَّا خَرَّ (Maka, tatkala ia telah tersungkur) dalam keadaan telah mati تَبَيَّنَتِ ٱلۡجِنُّ (tahulah jin itu) yakni jelaslah bagi mereka أَن (bahwa) “an” berasal dari Anna yang kemudian ditakhfifkan, asalnya Annahum لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ٱلۡغَيۡبَ (kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib) antara lain ialah apa yang gaib di mata mereka tentang kematian Nabi Sulaiman مَا لَبِثُواْ فِى ٱلۡعَذَابِ ٱلۡمُهِينِ (tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan) kerja berat yang selama ini mereka lakukan, karena mereka menduga bahwa Nabi Sulaiman masih tetap hidup, berbeda halnya jika mereka mengetahui ilmu gaib.

Baca Juga:  Surah Saba Ayat 7-9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Mereka baru mengetahui kematiannya setelah satu tahun berdasarkan perhitungan masa yang diperkirakan jika sebuah tongkat dimakan rayap, sejak sehari semalam sesudah kematiannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah menceritakan tentang cara wafatnya Sulaiman as. serta bagaiman Allah merahasiakannya di hadapan para jin yang ditundukkan baginya untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan berat. Beliau diam dalam keadaan bersandar pada tongkatnya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Mujahid, al-Hasan, Qatadah dan selain mereka:

“Yaitu, dalam waktu yang cukup lama, hampir satu tahun. Lalu ketika binatang-binatang tanah (rayap) memakannya, rapuhlah tongkat itu dan Sulaiman jatuh ke tanah, sehingga barulah diketahui bahwa dia telah wafat sebelum itu dalam waktu yang cukup lama.

Tampaklah nyata bagi jin dan manusia, bahwasannya jin tidak mengetahui perihal yang ghaib, sebagaimana yang mereka perkirakan dan mereka tunjukkan kepada manusia.” Ashbagh berkata: “Telah sampai kepadaku bahwa tongkat itu tegak selama setahun lalu menjadi rapuh dan beliau pun tersungkur.” Hal senada juga diungkapkan pula oleh ulama salaf lainnya, wallaaHu a’lam.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa ketika ajalnya telah dekat, Nabi Sulaiman duduk di atas singgasananya bertelekan pada tongkatnya. Pada waktu itulah Sulaiman meninggal dunia dan tidak seorang pun yang tahu bahwa dia sudah meninggal baik para pengawalnya, penghuni istana, maupun jin-jin yang selalu bekerja keras melaksanakan perintahnya.

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat 4-6; Seri Tadabbur Al Qur'an

Dia jatuh tersungkur karena tongkatnya dimakan rayap, sehingga tidak dapat menahan berat tubuhnya. Ketika itu, barulah orang sadar bahwa Sulaiman sudah meninggal, demikian pula jin-jin yang tetap bekerja keras melaksanakan perintahnya.

Pada waktu itulah mereka mengakui kelemahan diri mereka, karena tidak dapat mengetahui bahwa Sulaiman telah meninggal. Kalau mereka tahu bahwa Sulaiman telah meninggal, tentulah mereka tidak akan tetap bekerja keras, karena mereka hanya diperintahkan Allah patuh kepada Nabi Sulaiman saja, tidak kepada pembesar-pembesar di istananya. Allah tidak menerangkan dalam Ayat ini berapa lama Sulaiman bertelekan di atas tongkatnya sampai ia jatuh tersungkur.

Sebagian mufasir mengatakan bahwa Nabi Sulaiman bertelekan pada tongkatnya sampai ia mati selama satu tahun. Mereka mengatakan bahwa Nabi Daud telah mulai membangun Baitul Makdis tetapi tidak dapat menyelesaikan pembangunannya. Ketika sudah dekat ajalnya, ia berwasiat kepada Nabi Sulaiman agar menyelesaikan pembangunannya.

Nabi Sulaiman memerintahkan jin yang tunduk di bawah kekuasaannya supaya menyelesaikan bangunan itu. Tatkala Sulaiman merasa ajalnya sudah dekat, dia ingin menyembunyikan kematiannya kepada jin-jin yang bekerja keras menyelesaikan pekerjaannya.

Lalu Nabi Sulaiman bertelekan di atas tongkatnya agar kalau ia mati, orang akan menyangka ia masih hidup karena masih duduk bertelekan di atas tongkatnya. Akhirnya tongkatnya itu dimakan rayap dan patah. Pada waktu itu, barulah diketahui bahwa Nabi Sulaiman telah meninggal.

Mereka ingin mengetahui berapa lama Sulaiman bertelekan pada tongkat itu setelah ia meninggal, dengan mengambil sisanya. Setelah mereka perhitungkan, ternyata rayap itu dalam sehari semalam hanya memakan sebagian kecil saja dari tongkat itu, sehingga dibutuhkan waktu satu tahun untuk dapat merusaknya.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 108; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa Sulaiman bertelekan pada tongkatnya sampai ia meninggal. Memang tongkat itu telah lama dimakan rayap tanpa diketahui oleh Sulaiman. Pada waktu Sulaiman bertelekan di atas tongkat ketika ajalnya tiba, tongkat itu sudah lapuk juga. Tidak mungkin seorang raja akan dibiarkan saja oleh keluarga dan pengawalnya tanpa makan dan minum, tanpa menanyakan kepadanya hal-hal penting yang harus dimintakan pendapatnya.

Mana yang benar di antara kedua pendapat ini tidak dapat kita ketahui. Dalam kisah-kisah para nabi banyak sekali terjadi hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia karena mereka diberi mukjizat oleh Allah. Kalau Nabi Sulaiman bertelekan hanya sebentar saja lalu roboh tersungkur, tentu para jin tidak akan menyesal demikian hebatnya karena mereka telah telanjur bekerja menyelesaikan Baitul Makdis.

Tafsir Quraish Shihab: Ketika Kami mematikan Sulaimân, tidak ada yang memberitahukan hal itu kepada bangsa jin selain seekor binatang melata yang menggerogoti tongkat sandaran Sulaimân. Saat jatuh tersungkur, barulah bangsa jin menyadari bahwa seandainya mereka dapat mengetahui persoalan gaib, mereka pasti tidak akan membiarkan diri mereka berada dalam siksa yang menyusahkan dan menghinakan.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Saba Ayat 14 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S