Surah Thaha Ayat 113-114; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Thaha Ayat 113-114

Pecihitam.org – Kandungan Surah Thaha Ayat 113-114 ini, menerangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar mudah dipahami oleh orang-orang musyrik Mekah dan agar mereka tertarik untuk memperhatikan isinya dan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dengan demikian mereka diharapkan akan kembali kepada kebenaran dan meninggalkan kepercayaan-kepercayaan yang menyesatkan seperti menyembah berhala dan dapat hidup dengan tenteram dan bahagia dengan menjalankan peraturan-peraturan yang terkandung di dalamnya karena semua perintah dan larangan di dalamnya adalah semata-mata untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Thaha Ayat 113-114

Surah Thaha Ayat 113
وَكَذَلِكَ أَنزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا

Terjemahan: Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.

Tafsir Jalalain: وَكَذَلِكَ (Dan demikianlah) lafal وَكَذَلِكَ dia’athafkan kepada كَذَلِكَ نَقُصُّ pada ayat sembilan puluh sembilan. Artinya: Demikianlah sebagaimana diturunkannya apa yang telah Kami ceritakan tadi أَنزَلْنَاهُ (Kami menurunkannya) Alquran َ

رَبِيًّا وَصَرَّفْنَا (dalam bahasa Arab dan Kami telah menerangkan dengan berulang-ulang) فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (di dalamnya sebagian dari ancaman, agar mereka bertakwa) takut kepada kemusyrikan أَوْ يُحْدِثُ (atau agar ia menimbulkan) Alquran ini لَهُمْ ذِكْرًا (pengajaran bagi mereka) melalui kebinasaan yang telah dialami oleh umat-umat sebelumnya sehingga mereka mengambil pelajaran daripadanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman bahwa ketika hari Kiamat, pembalasan dengan kebaikan dan keburukan itu benar-benar terjadi, sehingga tidak dapat disangkal lagi bahwa al-Qur’an yang Kami turunkan itu memang benar-benar sebagai pemberi kabar gembira sekaligus pemberi peringatan dengan menggunakan bahasa Arab yang sangat jelas lagi fasih, tidak ada kerancuan di dalamnya dan tidak pula kejanggalan.

وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (“Dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali di dalamnya sebagian dari ancaman, agar mereka bertakwa.”) Maksudnya, agar mereka meninggalkan semua dosa, larangan, dan perbuatan keji. أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا (“Atau agar al-Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.”) Yakni, agar melakukan ketaatan dan upaya pendekatan diri kepada-Nya.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an dalam bahasa Arab agar mudah dipahami oleh orang-orang musyrik Mekah dan agar mereka tertarik untuk memperhatikan isinya dan ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya.

Dengan demikian mereka diharapkan akan kembali kepada kebenaran dan meninggalkan kepercayaan-kepercayaan yang menyesatkan seperti menyembah kepercayaan-kepercayaan yang menyesatkan seperti menyembah berhala dan dapat hidup dengan tenteram dan bahagia dengan menjalankan peraturan-peraturan yang terkandung di dalamnya karena semua perintah dan larangan di dalamnya adalah semata-mata untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.

Baca Juga:  Surah Al-Qashash Ayat 76-77; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Di dalam Al-Qur’an diutarakan pula beberapa peringatan dan ancaman kepada orang-orang yang durhaka yang tidak mau memperhatikan seruan nabi-nabi dan rasul-rasul bahkan tetap menolaknya, karena bertentangan dengan keinginan hawa nafsu mereka, seperti kisah umat-umat yang terdahulu yang telah dibinasakan karena kedurhakaan mereka dan keterangan mengenai nasib orang-orang kafir dan berdosa di akhirat nanti.

Untuk mengembalikan orang-orang Arab yang demikian keras hatinya dan mendalam syirik dan akidahnya kepada kebenaran tidak cukup hanya dengan dakwah dan penerangan saja, tetapi dakwah dan penerangan itu harus pula disertai dengan peringatan dan ancaman. Hal ini bukan saja berlaku pada kaum musyrik Mekah tetapi berlaku pula untuk semua manusia.

Bila dakwah dan penjelasan tidak juga bermanfaat maka tibalah waktunya untuk memberikan peringatan dengan menerangkan fakta-fakta sejarah dan contoh-contoh umat yang terdahulu, malapetaka dan musibah yang terjadi dalam masyarakat disebabkan kerusakan akhlak dan kehancuran norma-norma keadilan dan kebenaran.

Dengan demikian dapat diharapkan manusia akan menjadi sadar dan insaf, menjadi orang yang bertakwa kepada Allah mengakui kebesaran dan kekuasaan-Nya, tunduk kepada peraturan-peraturan yang dibuat-Nya untuk kepentingan umat manusia.

Tafsir Quraish Shihab: Seperti penjelasan yang benar inilah–sebagaimana telah lalu dalam surat ini berupa pengagungan Allah, kisah Mûsâ dan berita tentang hari kiamat–Allah menurunkan al-Qur’ân dalam bahasa Arab yang jelas, yang mengandung berbagai bentuk ancaman, dibuat secara berulang-ulang, agar mereka menjauhi kemaksiatan, dan agar al-Qur’ân selalu memperbaharui nasihat dan pelajaran bagi mereka.

Surah Thaha Ayat 114
فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا

Terjemahan: Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”.

Tafsir Jalalain: فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ (Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sesungguhnya) daripada apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrik وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ (dan janganlah kamu tergesa-gesa terhadap Alquran) sewaktu kamu membacanya مِن قَبْلِ أَن يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ (sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu) sebelum malaikat Jibril selesai menyampaikannya

وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا (dan katakanlah, “Ya Rabbku! Tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”) tentang Alquran, sehingga setiap kali diturunkan kepadanya Alquran, makin bertambah ilmu pengetahuannya.

Tafsir Ibnu Katsir: فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ (“Maka Mahatinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya,”) artinya, Mahasuci dan Mahabersih Allah Penguasa yang haq, yang mana Dia itu Mahabenar, janji dan ancaman-Nya benar terjadi, dan para Rasul-Nya adalah benar, surga pun benar, neraka juga benar, dan segala sesuatu dari-Nya adalah benar.

Allah telah menjanjikan kepadanya untuk tidak mengadzab seorang pun sebelum Dia memberi peringatan, mengutus para Rasul, serta memberikan alasan kepada semua makhluk-Nya, agar tidak ada hujjah dan keraguan bagi seorang pun.

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 40-44; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Firman Allah selanjutnya: وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ (“Dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu.”)

Dalam hadits shahih, diriwayatkan dari Ibnu `Abbas, bahwa Rasulullah pernah menghadapi kesulitan pada waktu penerimaan wahyu yang sempat menggerakkan lidahnya. Lalu Allah menurunkan ayat ini, yakni jika Rasulullah didatangi oleh Jibril dengan membawa wahyu, setiap kali dibacakan satu ayat oleh Jibril, maka beliau mengucapkannya bersama dengannya karena kegigihan beliau untuk menghafal al-Qur’an. Lalu Allah Ta’ala membimbing beliau kepada yang lebih mudah dan ringan agar beliau tidak merasa kesulitan. Lalu Dia berfirman:

لَا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ (“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk [membaca] al-Qur’an karena hendak cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkannya dan membuatmu pandai membacanya.”) (QS. Al-Qiyaamah: 16-17). Artinya, Kami yang akan mengumpulkan al-Qur’an di dalam dadamu, lalu kamu yang akan membacakannya kepada umat manusia tanpa sedikit pun yang kamu lupa.

Oleh karena itu, Dia berfirman: فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ (“Jika Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami penjelasannya.” (QS. Al-Qiyaamah: 18-19)

Dan di dalam Surat Thaahaa ini, Allah Ta’ala berfirman: وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ (“Dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu.”) maksudnya, hendaklah kamu dengarkan dulu, dan jika Malaikat sudah selesai membacakannya kepadamu, maka bacalah setelah itu.

وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا (“Dan katakanlah: ‘Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu perigetahuan.’”) Artinya, tambahkanlah ilmu kepadaku dari sisi-Mu.

Ibnu Uyainah berkata: “Rasulullah selalu bertambah ilmunya sampai hari kewafatannya.” Sedangkan Ibnu Majah meriwayatkan, dari Abu Hurairah ra, ia menuturkan, Rasulullah saw. bersabda: “Ya Allah, jadikanlah apa yang telah Engkau ajarkan kepadaku itu bermanfaat bagiku, dan ajarkanlah apa yang bermanfaat bagiku serta tambahkanlah ilmu kepadaku. Segala puji bagi Allah atas segala keadaan.”

Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, dan ia mengatakan: “Hadits tersebut gharib dari sisi ini.” Hadits di atas juga diriwayatkan oleh al-Bazzar, yang ia tambahkan pada bagian akhirnya:
“… dan aku berlindung kepada Allah dari keadaan penghuni neraka.”

Tafsir Kemenag: Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw ketika Jibril membacakan kepadanya beberapa ayat yang diturunkan, dia cepat-cepat membacanya kembali padahal Jibril belum selesai membacakan seluruh ayat yang akan disampaikan pada Nabi. Hal ini karena Nabi takut kalau dia tidak cepat-cepat mengulanginya, mungkin dia lupa dan tidak dapat mengingat kembali.

Oleh sebab itu Allah melarangnya bertindak seperti itu, karena tindakan seperti itu mungkin akan lebih mengacaukan hafalannya sebab di waktu dia mengulangi membaca apa yang telah dibacakan kepadanya perhatiannya tertuju kepada pengulangan bacaan itu tidak kepada ayat-ayat selanjutnya yang akan dibacakan jibril padahal Allah menjamin akan memelihara Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya, jadi tidak mungkin Nabi Muhammad lupa atau dijadikan Allah lupa kalau dia mendengarkan baik-baik lebih dahulu semua ayat-ayat yang dibacakan Jibril kemudian bila Jibril telah selesai membacakan seluruhnya, barulah Nabi membacanya kembali.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 5; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Ayat ini menegaskan bahwa Allah Yang Mahatinggi, Mahabesar amat Luas Ilmu-Nya yang dengan Ilmu-Nya itu Dia mengatur segala sesuatu dan membuat peraturan-peraturan yang sesuai dengan kepentingan makhluk-Nya, tidak terkecuali peraturan-peraturan untuk keselamatan dan kebahagiaan umat manusia.

Dialah yang mengutus para nabi dan para rasul dan menurunkan kitab-kitab suci seperti Zabur, Taurat dan Injil serta Dia pulalah yang menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan berangsur-angsur bukan sekaligus sesuai dengan hikmah kebijaksanaan-Nya.

Kadang-kadang diturunkan hanya beberapa ayat pendek saja atau surah yang pendek pula dan kadang-kadang diturunkan ayat-ayat yang panjang sesuai dengan keperluan dan kebutuhan pada waktu itu.

Mengenai hal ini Allah berfirman: Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur’an) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya.Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian sesungguhnya Kami yang akan menjelaskannya. (al-Qiyamah/75: 16-19)

Mengenai jaminan Allah dan terpeliharanya Al-Qur’an tersebut dalam ayat: Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya. (al-hijr/15: 9)

Kemudian Allah menyuruh Nabi Muhammad saw agar berdoa supaya Dia memberikan kepadanya tambahan ilmu. Diriwayatkan oleh at-Tirmizi dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah berdoa seperti berikut:

Ya Allah. Jadikanlah ilmu yang Engkau ajarkan kepadaku bermanfaat bagiku, ajarkanlah kepadaku ilmu yang berguna untukku dan berikanlah kepadaku tambahan ilmu. Segala puji bagi Allah atas segala hal, aku berlindung kepada Allah dari keadaan dan segala hal yang dilakukan oleh penghuni neraka. (at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Bazzar).

Tafsir Quraish Shihab: Allah berada di atas segala prasangka, Mahasuci dari sifat serupa dengan makhluk-Nya, Maharaja yang dibutuhkan oleh para penguasa dan rakyat jelata. Ketuhanan dan keagungan-Nya mahabenar. Jangan tergesa-gesa, Muhammad, membaca al-Qur’ân sebelum malaikat menyampaikannya dengan sempurna kepadamu. Katakan, “Ya Tuhan, tambahlah ilmuku melalui al-Qur’ân dan pemahaman maknanya.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Thaha Ayat 113-114 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag, dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S