Fiqih Salat Jumat: Rukun-Rukun Shalat Jumat (Bagian – III)

Rukun Rukun Shalat Jumat

Pecihitam.org – Artikel rukun-rukun shalat jumat ini adalah lanjutan pembahasan fiqih shalat jumat dari dua artikel sebelumnya yang berjudul “Syarat Wajib Shalat Jumat (Bagian- I)” dan “Syarat Pelaksanaan Salat Jumat (Bagian- II)”. Dan akan berlajut satu bagian lagi tentang “Sunnah Haiah Dalam Salat Jumat (Bagian- IV)”.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebab kajian fiqih salat Jumat dalam Mazhab Syafii ada empat bagian tersebut, baik dalam kitab fiqih ringkas atau panjang lebar.

Adapun rukun-rukun (fardhu) shalat Jumat tersebut adalah ada tiga rukun, yaitu:

1. Pembacaan dua khutbah yang dilaksanakan dengan cara berdiri bagi yang mampu.

Apabila tidak mampu berdiri maka boleh berkhutbah dengan cara bagaimana pun. Artinya boleh sambil duduk, jika tidak mampu juga maka boleh sambil tidur.

Ketentuannya dalam hal ini sama dengan shalat, apabila tidak mamu mengerjakan salat dengan berdiri maka boleh dengan cara bagaimana yang mampu.

Mengenai masalah khutbah, dalam Islam ada 10 (sepuluh) khutbah yang disyariatkan: khutbah Jumat, khutbah Id Fitri, khutbah Id Adha, khutbah Kusuf (gerhana matahari), khutbah Khusuf (gerhana bulan), khutbah Istisqa’ (Salat minta hujan), khutbah hari Zinah pada ibadah haji, khutbah hari Arafah saat ibadah haji, khutbah hari Nahr saat ibadah haji, dan khutbah hari Nafar saat ibadah haji. Semuanya dilakukan setelah salat kecuali khutbah Jumat maka sebelum salat. Demikian dijelaskan dalam kitab Khasyiah al-Bajuri- I, cetakan Bairut, hal. 320-321.

Baca Juga:  Jari Tangan Masih Bau Setelah Cebok, Bagaimana Hukumnya?

Khutbah Jumat itu ada rukun-rukun dan syarat-syarat yang wajib terpenuhi ketika khatib berkhutbah. Jika tidak cukup rukun-rukun dan syaratnya maka khutbah tidak sah dan shalat Jumat pun tidak sah. Adapun rukun khutbah ada lima:

a) Memuji Allah taala. Berdasarkan hadis Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Muslim:

كانت خطبة النبي يوم الجمعة يحمد الله ويثنى عليه ثم يقول من يهد الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له

“Khutbah Nabi pada hari Jumat adalah ada pujian kepada Allah, lalu beliau berkata:barangsipa diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada akan sesat dan barangsiapa disesatkan oleh Allah maka tidak akan terpetunjuk”.

b) Bershalawat atas Rasulullah saw.

c) Berwasiat agar bertaqwa kepada Allah. Tiga rukun khutbah ini dibaca pada kedua khutbah.

d) Membaca ayat yang dapat memberi paham kepada hadirin jamaah Jumat pada salah satu khutbah dari dua khutbah. Karena berdasarkan hadis Jabir bin Samrah:

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان في الخطبة يقرأ آيات من القران ويذكّر الناس. رواه مسلم

“Nabi saw saat berkhutbah ada membaca ayat-ayat Alquran, lalu memberi peringatan para hadirin”.

e) Membaca doa yang berkaitan dengan akhirat bagi semua mukmin pada khutbah kedua. Dalilnya adalah hadis Nabi:

أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يستغفر للمؤمنين والمؤمنات في كل جمعة. رواه البزار

Baca Juga:  Benarkah Air Liur Orang yang Tidur Najis? Ini Jawabannya

“Nabi saw meminta ampun dosa bagi mukmin dan mukminat pada setiap khutbah Jumat”.

 Adapun syarat-syarat khutbah ada 4 (empat):

1) Menutup aurat.

2) Suci pakaian, badan, dan tempat dari hadas dan najis.

3) Muwalat (berturut-turut) antara kalimat-kalimat khutbah, antara dua khutbah dan antara khutbah dengan salat. Artinya tidak boleh terpisah ukuran lebih lama dari mengerjakan salat dua rakaat.

4) Memperdengarkan suara khutbah kepada 40 ahli Jumat.

2. Duduk di antara dua khutbah.

Rukun kedua ini berdasarkan dari Hadis Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari pada nomor 878 dan Muslim pada nomor 861:

   أنه صلى الله عليه وسلم كان يخطب خطبتين يقعد بينهما.

“Nabi saw berkhutbah dan ada duduk di antara dua khutbah”.

3. Mengerjakan shalat dua rakaat secara berjamaah setelah dua khutbah.

Dasar shalat jumat dua rakaat adalah ijmak dan hadis yang diriwayatkan oleh Nisai 3/111:

صلاة الجمعة ركعتان

“Shalat Jumat itu dua rakaat”.

Adapun dasar wajib salat Jumat secara berjamaah adalah dari hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud pada nomor 1067:

الجمعة حق واجب على كلّ مسلم في جماعة

“Salat Jumat adalah hak wajib bagi setiap muslim dengan berjamaah”.

Apabila ada makmum yang terlambat datang ke masjid. Ketika sampai di mesjid imam sudah melakukan rukuk kedua. Maka makmum itu terus mengikut imam dengan niat salat jumat, tapi disempurnakan sebagai shalat Zuhur, yaitu empat rakaat.

Baca Juga:  Kurban untuk Orang yang Sudah Meninggal, Bolehkah?

Sebab kewajiban berjamaah salat Jumat hanya diperoleh dengan sempurna mengrjakan satu rakaat bersama imam. Apabila tidak maka tidak memenuhi kewajiban berjamaah. Ketentuan ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Daruquthni:

من أدرك الركوع من الركعة الاخيرة يوم الجمعة فليضف اليها أخري، ومن لم يدرك الركوع من الركعة الاخيرة فليصل الظهر اربعا.

“Barangsiapa memperoleh rukuk pada rakaat akhir hari Jumat maka hendaklah ia menambah satu rakaat lagi, dan barangsiapa tidak memperoleh rukuk pada rakaat akhir maka hendaklah ia mengerjakan salat zuhur saja empat rakaat”.

Demikian uraian ringkas rukun-rukun shalat Jumat menurut Mazhab Syafii yang rujukan dasarnya adalah kitab Matn al-Ghayah wa al-Taqrib fi al-Fiqh al-Syafii.

Saya memohon pada Allah semoga bermanfaat bagi diri saya dan para pembaca semua, dan semoga Allah memberi taufiq dan hidayah bagi saya dan para pembaca semua. Amin.

Wallahu a’lam wa muwafiq ila aqwami al-thariq.     

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *