Memahami Hadits Tentang Harumnya Aroma Mulut Orang yang Berpuasa

aroma mulut orang berpuasa

Pecihitam.org – Seperti yang kita ketahui, banyak hadits yang menerangkan tentang aroma mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah. Salah satunya adalah hadits Imam Bukhari dalam kitab al-Shiyam, diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا

“Puasa adalah benteng, maka hendaknya tidak berkata kotor dan bodoh, jika ada orang yang mengajaknya bertengkar atau mencacinya, maka hendaknya ia katakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’ sebanyak 2 kali. Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh bau aroma mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi allah daripada aroma parfum kasturi. karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya demi Aku. Puasa itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, dan setiap satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa”

Nah, dari hadits di atas, apakah bau mulut yang dimaksud itu terjadi di dunia atau di akhirat?

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 648 – Kitab Adzan

Dalam buku “Cara Benar Memahami Hadits” karya Prof. Dr. KH. Ali Mustafa Yaqub MA, disebutkan bahwa para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Al-Mundziri mengatakan bahwa permasalahan ini termasuk salah satu yang diperselisihkan oleh Ibn Abd al-Salam dan Ibn al-Shalah.

Ibn Abd al-Salam berpendapat bahwa hal ini terjadi di akhirat sebagaimana darah orang yang masih syahid. Sendangkan Ibn al-Shalah berpendapat bahwa hal tersebut terjadi di dunia, dan mayoritas ulama juga berpendapat demikian.

Al-Khattabi menyatakan bahwa maksud aroma wangi di sisi Allah adalah keridhaan dan pujian Allah kepadanya. Artinya, aroma tersebut lebih suci di sisi Allah dan lebih dekat pada keridhaan-Nya. Menurut al-Baghawi maknanya adalah pujian Allah kepada orang yang berpuasa dan ridha dengan perbuatannya.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 75 – Kitab Ilmu

Sependapat dengan diatas adalah pendapat al-Qaduri dari kalangan ulama mazhab Hanafi, pendapat al-Dawudi dan Ibn al-Arabi dari kalangan madzhab Maliki, pendapat Abu Usman al-Shabuni dan Abu Bakr bin al-Sam’ani serta ulama lainnya dari kalangan madzhab Syafi’i. Mereka semuanya memutuskan bahwa ungkapan tersebut mengandung pengertian ridha dan penerimaan Allah.

Adapun riwayat yang menyebutkan bahwa aroma wangi tersebut terjadi pada hari kiamat, karena saat itu merupakan hari pembalasan. maka nampaklah keunggulan aroma bau mulut orang yang berpuasa dalam timbangan amal, daripada parfum kasturi yang digunakan untuk menghilangkan bau tidak sedap demi mencari ridha Allah, sebba bau tersebut diperintahkan untuk dijauhi.

Demikianlah perbedaan pendapat ulama mengenai bau mulut orang yang berpuasa, apakah terjadi di dunia atau di akhirat. Namun mereka sepakat bahwa hadits di atas tidak dikehendaki dengan makna hakiki, melainkan yang dimaksud adalah makna majazi.

Baca Juga:  Hadits Shahih Al-Bukhari No. 314 – Kitab Haid

Akibat dari perbedaan pendapat ini, para ulama berbeda pendapat mengenai hukum bersiwak pada siang hari bagi orang yang sedang berpuasa. Ulama yang berpendapat bahwa aroma wangi mulut orang yang berpuasa tersebut adalah saat di akhirat, maka membolehkan bersiwak pada siang hari bagi orang yang sedang berpuasa.

Sedangkan ulama yang berpendapat bahwa aroma wangi mulut orang yang berpuasa tersebut adalah saat di dunia, maka memakruhkan bersiwak pada siang hari bagi orang yang sedang berpuasa.

Wallahu A’lam bisshowab.

Nur Faricha