Polisi Sudah Minta Maaf, Perlukah Umat Islam Aksi Bela Mesjid Lagi?

aksi bela mesjid

Pecihitam.org – Akhir-akhir ini ada beberapa kelompok atau orang-orang yang senang berkoar-koar (terutama di media sosial) yang ingin membela Islam, membela Tuhan, membela al-qur’an bahkan yang terbaru adalah membela rumah Allah dengan mengatasnamakan Aksi Bela mesjid.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Aksi bela Mesjid ini dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatas namakan Islam, hal tersebut dipicu akibat kejadian adanya Oknum aparat kepolisian Sulawesi selatan yang mengejar dan menciduk demonstran sampai masuk ke dalam masjid tanpa melepaskan sepatu, sehingga dianggap tidak sopan karena menodai dan mengotori rumah Allah.

Terkait aparat yang melakukan tindakan masuk dalam masjid tersebut, KH. Maman Immanulhaq selaku ketua LDNU menyayangkan pihak aparat kepolisian yang over akting sehingga melakukan tindakan demikian.

Namun dirinya juga mengapresiasi kepada kepolisian khususnya kepada kapolda Sulawesi Selatan yang segera meminta maaf kepada semua pihak dan menghukum oknum aparat tersebut saat mengetahui kejadian yang belakangan menjadi viral.

Diketahui bahwa kronologis kejadian tersebut berawal dari aksi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak RUU KPK dan KUHP yang berakhir ricuh antara masa aksi dan aparat. Massa aksi melempari petugas dengan batu sehingga membuat geram petugas dan mengejar masa aksi ke berbagai tempat, salah satunya ke masjid yang berada disekitar lokasi aksi yang bersebelahan dengan kantor DPRD Sulsel.

Baca Juga:  Problematika Hukum Memakai Jilbab dari Quraish Shihab, Gus Baha, Hingga Bu Shinta Nuriyah

Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kombes Dicki Sondani bahwa mahasiswa yang bersembunyi di masjid itu bermaksud menjadikan masjid sebagai tameng dari petugas yang ingin mengamankan massa aksi yang bertindak anarkis dan merusak fasilitas umum.

Namun tindakan kepolisian yang masuk ke masjid tersebut juga dapat dimaklumi oleh Dr. KH. Miftah faqih, sebab menurut beliau tindakan polisi tersebut merupakan tindakan darurat untuk segera mengamankan massa aksi yang bisa bertindak lebih anarkis yang dapat merusak fasilitas umum, meskipun Kiyai miftah juga menyayangkan tindakan pemukulan yang dilakukan oleh aparat tersebut.

Namun terlepas daripada itu semua justru yang perlu disoroti adalah sikap golongan setelah tersebar luasnya vidio tersebut yang kemudian mengatasnamakan Islam namun terlalu berlebihan sampai melakukan aksi demonstrasi dengan alasan bela mesjid dan dengan tujuan mengecam tindakan aparat tersebut.

Baca Juga:  Sumber Sama, Mengapa Banyak Perbedaan Pendapat dalam Islam?

Padahal dari pihak kepolisian sudah melakukan permintaan maaf dan sudah menghukum aparat yang melakukan tindakan pemukulan terhadap mahasiswa yang vidionya sudah tersebar luas di media sosial tersebut.

Melihat hal tersebut Maka kita harus jeli dengan apa yang sebetulnya mereka inginkan. Betulkah hanya mengecam tindakan aparat saja? Atau adakah agenda dan tujuan yang lain? Hal ini menjadi sebuah pertanyaan yang beruntun bagi kita semua.

Kalau kita Melihat kondisi masyarakat yang hari ini mudah terprovokasi seharusnya kita lebih bisa lagi meredam dan memberikan tindakan-tindakan yang bisa mendinginkan suasana umat, bukan malah memprovokasinya. Seperti halnya kita memberikan informasi yang baik dan benar untuk masyarakat.

Mudah dan cepatnya akses teknologi menjadi salah satu pintu masuknya berbagai macam informasi yang bernada provokatif serta sangat diragukan kebenarannya, sehingga target yang banyak diincar adalah kalangan kaum muda yang buta informasi dan minim pengalaman serta wawasan.

Baca Juga:  Subhanallah! Ternyata Kriminalisasi Ulama Juga Banyak Terjadi di Masa Khilafah

Jadi kembali lagi kalo tujuannya hanya untuk memperkeruh kehidupan berbangsa dan bernegara maka hal ini harus menjadi perhatian bersama, sebab ini merupakan suatu gerakan yang menurut penulis bersifat mengancam kedaulatan negara kita. Sebab sesuatu tindakan yang bersifat mengancam kedaulatan negara bukan merupakan ciri khas bangsa Indonesia.

Menjadi islam bukan perkara yang perlu digembor-gemborkan. Gus Dur pernah mengatakan bahwa Islam hadir justru untuk membela manusia bukan sebaliknya.

Mari kita bersama-sama menjaga generasi bangsa ini dan tetap mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Demikian semoga bermanfaat. Tabik!

Fathur IM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *