Surah Al-Isra Ayat 71-72 ; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Isra Ayat 71-72

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Isra Ayat 71-72 ini, Allah swt mengingatkan para hamba-Nya akan hari perhitungan. Pada hari itu, Allah swt memanggil manusia dengan membawa kitab mereka masing-masing yang memuat catatan yang lengkap tentang amal perbuatan mereka. Ketika itu, mereka akan mendapatkan keputusan yang adil, sesuai dengan amal yang mereka lakukan di dunia, yang semuanya telah tercatat dalam kitab itu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Maka berbahagialah mereka yang ketika diberikan kitab amalannya diterima dengan tangan kanannya. Mereka ini akan membaca kitab itu dengan penuh kegembiraan, karena mereka berbahagia melihat catatan amal saleh mereka.

barang siapa yang buta hatinya di dunia, yakni yang tidak mau melihat kebenaran petunjuk Allah, dan tidak mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya, niscaya di akhirat nanti ia lebih buta dan tidak dapat mencari jalan untuk menyelamatkan dirinya dari siksaan neraka.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Isra Ayat 71-72

Surah Al-Isra Ayat 71
يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ فَمَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَأُولَئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا

Terjemahan: (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

Tafsir Jalalain: يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِ (Di hari ketika kami memanggil tiap manusia dengan pemimpinnya) yakni dengan nabi-nabi mereka kemudian dikatakan, “Hai umat fulan,” atau dipanggil dengan kitab-kitab hasil catatan amal perbuatan mereka, lalu dikatakan kepada mereka, “Hai orang yang jahat.” Hari yang dimaksud adalah hari kiamat.

Baca Juga:  Surah Al-Mu'minun Ayat 23-25; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

فَمَنْ أُوتِ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ (maka barangsiapa yang diberikan) di antara mereka (kitab catatan amalnya di tangan kanannya) mereka adalah orang-orang yang berbahagia; yaitu orang-orang yang memiliki pandangan hati sewaktu hidup di dunia.

أُولَئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَابَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ (maka mereka ini akan membaca kitabnya itu dan mereka tidak dianiaya) catatan amal perbuatan baik mereka tidak dikurangi فَتِيلًا (barang sedikit pun.) walaupun hanya sebesar kulit biji sawi.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah yang Mahasuci lagi Mahatinggi memberitahukan tentang hari Kiamat, di mana Dia akan menghisab setiap umat melalui pemimpin mereka masing-masing. Namun dalam hal itu, masih banyak para ulama yang berbeda pendapat. Mujahid dan Qatadah berkata:

“Yakni melalui Nabi mereka.” Dan yang demikian itu adalah seperti firman Allah berikut ini: “Tiap-tiap umat mempunyai Rasul. Apabila telah datang Rasul mereka, maka diberikan keputusan antara mereka dengan adil.” (QS. Yunus: 47)

Firman-Nya: لَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا (“Dan mereka tidak dianiaya sedikit pun.”) Sebagaimana telah kami kemukakan, bahwa al fatiil berarti (sekecil) ujung benang.

Tafsir Kemenag: Allah swt mengingatkan para hamba-Nya akan hari perhitungan. Pada hari itu, Allah swt memanggil manusia dengan membawa kitab mereka masing-masing yang memuat catatan yang lengkap tentang amal perbuatan mereka. Ketika itu, mereka akan mendapatkan keputusan yang adil, sesuai dengan amal yang mereka lakukan di dunia, yang semuanya telah tercatat dalam kitab itu.

Maka berbahagialah mereka yang ketika diberikan kitab amalannya diterima dengan tangan kanannya. Mereka ini akan membaca kitab itu dengan penuh kegembiraan, karena mereka berbahagia melihat catatan amal saleh mereka.

Baca Juga:  Surah Yasin Ayat 59-62; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Al-Isra Ayat 72

وَمَن كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَى وَأَضَلُّ سَبِيلًا

Terjemahan: Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).

Tafsir Jalalain: وَمَن كَانَ فِي هَذِهِ (Dan barang siapa yang di alam ini) di dunia ini أَعْمَى (buta) tidak dapat melihat perkara yang hak فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَى (niscaya di akhirat nanti ia akan lebih buta lagi) lebih tidak dapat melihat jalan keselamatan dan lebih tidak dapat membaca Alquran.

وَأَضَلُّ سَبِيلًا (dan lebih tersesat jalannya) lebih jauh dari jalan yang hak. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Bani Tsaqif, yaitu sewaktu mereka meminta kepada Nabi saw. supaya ia menjadikan lembah tempat tinggal mereka sebagai tanah suci dan dengan mendesak mereka mengajukan permintaan itu kepada Nabi saw.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman-Nya: وَمَن كَانَ فِي هَذِهِ أَعْمَى (Dan barangsiapa yang buta [hatinya] di dunia ini) Ibnu Abbas; Mujahid, Qatadah dan Ibnu Zaid, mengenai firman-Nya ini mereka mengatakan, “Yakni dalam kehidupan dunia ini. أَعْمَى (Buta) yakni buta dari hujjah Allah, ayat-ayat dan penjelasan-penjelasan-Nya.

فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَى (Niscaya di akhirat [nanti] ia akan lebih buta pula) Maksudnya, demikianlah ia menjadi: وَأَضَلُّ سَبِيلًا (Lebih tersesat dari jalan [yang sesat]) Maksudnya, lebih sesat dari hanya buta, sebagaimana dulu di dunia. Semoga Allah melindungi kita dari hal itu.

Tafsir Kemenag: Kemudian dijelaskan bahwa barang siapa yang buta hatinya di dunia, yakni yang tidak mau melihat kebenaran petunjuk Allah, dan tidak mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya, niscaya di akhirat nanti ia lebih buta dan tidak dapat mencari jalan untuk menyelamatkan dirinya dari siksaan neraka.

Baca Juga:  Surah Al-Maidah Ayat 87-88; Seri Tadabbur Al Qur'an

Bahkan, mereka lebih sesat lagi dari keadaannya di dunia, karena roh mereka pada waktu itu ialah roh pada waktu di dunia juga. Roh yang dibangkitkan Allah swt di akhirat ialah roh yang keluar dari jasadnya ketika meninggal dunia seperti buah-buahan yang muncul dari batangnya.

Buah dan batang mempunyai sifat yang sama. Demikian pula roh manusia pada waktu itu, dia bangkit dengan membawa seluruh sifat, akhlak, dan amalnya. Ia mengetahui keadaan dirinya. Ia merasa bahagia ataupun celaka sesuai dengan keadaan dirinya.

Apabila keadaan roh manusia itu lalai di dunia, di akhirat pun akan lalai karena ia telah mengabaikan berbagai sarana dan alat untuk menguasai ilmu, dan terbiasa malas mengamalkan perintah Allah. Ia pun akan mengumpat-umpat dan mencerca dirinya sendiri.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Isra Ayat 71-72 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S